ANALISIS KUALITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN GEOMEMBRAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL PANEN PETANI GARAM TRADISIONAL
(Studi Kasus Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Manajemen Bisnis Syariah
Oleh
MAHMUDATUN NIHLA
NIM: 1620320001
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
2022
MOTTO
“SELALU BERUSAHA UNTUK BERBUAT BAIK”
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Surat Az-Zalzalah Ayat 7
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
Artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.Surat Az-Zalzalah Ayat 8
PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan karya kecil ini kepada:
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidaya-Nya berupa kesehatan, pikiran, dan segala rindho-Nya yang selalu menyertai disetiap langkahku.
Teruntuk yang paling tersayang Bapakku Nur Kholis dan Ibuku Markonah. Terima kasih atas seluruh semgangat dan doa selalu tertuju kepadaku sehingga skripsi ini bisa terselesaikan, kasih dan sayangmu tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun. Dan terkhusus suamiku A. Umar Syarif, S Pd. Karya ini kupersembahkan untukmu yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam hidupku, dan tak lupa teruntuk putri kecilku Kamila Ilmiah sebagai penyemangatku, dan teruntuk kakak-kakak perempuanku terima kasih atas doa dan semangat yang telah kau berikan. Tidak lupa pula mertua saya yang selalu memberikan semangat dan do’a, saya ucapkan terima kasih atas kudungan semua kepada saya.
Teruntuk sahabatku Adni Farida seseorang yang selalu memberilkan semnagan dan do’a serta meminjamkan laptopnya Ketika saya kesulitan dalam komputerisasi.
Teruntuk teman-teman Angkatan 2016 MBS LK terima kasih do’a , nasihat dan perjuangan kita lewati bersama selama masa perkuliahan.
Teman-teman yang tak bisa kusebutkan dimanapun kalian berada. Akan tetapi ada ruang dihatiku untuk semua kebersamaan kita.
Almamaterku IAIN Kudus tercinta
Dan tak lupa kepada pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional (Studi Kasus Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).” Ini disusun sehingga memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) IAIN Kudus.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepangkuan insan termulia, penerang kegelapan dunia Nabiyullah Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya besok di yaumil Qiyamah. Amiin…
Dalam susunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terealisasi. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan terima kasih kepada:
Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc.,M.Si. selaku rector IAIN kudus yang telah memberikan izin penelitian sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Dr. Supriyadi,SH.,M.H, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus yang telah memberikan bimbingan dan persetujuan tentang penulis skripsi ini.
Dr. H. Jaenal Arifin M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan, koreksi, motivasi, serta dami selesainya skripsi ini dengan baik.
H. Nur Said, S.Ag.,M.A.,M.Ag. selaku kepala perpustakaan IAIN Kudus beserta seluruh petugas perpustakaan yang telah memberikan layanannya.
Seluruh dosen dan staf pengjar dilingkungan IAIN Kudus yang telah memberikan motovasi belajar dalam menyelesaikan studi.
Suami tercinta dan keluaga tersayang yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan rindho-Nya kepada keluaga saya.
Sahabat dan teman seperjuangan Angkatan 2016 MBS LK tanpa semangat, dukungan dan doa kalian semua tidak kan mungkin sampai disini, terima kasih untuk canda tawa dan perjuangan yang kita lewati bersama selama perkuliahan. Untuk teman-teman PPL dan KKN terima kasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.
Terima kasih sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Amiin…
Wasssalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Jepara, 20 Desember 2022
Mahmudatun Nihla
NIM: 1620320001
ABSTRAK
Mahmudatun Nihla (1620320001). Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak). Skripsi, kudus: jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam, prodi Manajemen Bisnis Syari’ah, IAIN Kudus, 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas produksi garam dengan menggunakan Geomembran di Desa Kedung Karang dan untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang mendorong petani garam lebih menggunakan Geomembran dari pada tradisional dan untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian Geomembran dan manfaat setelah menggunakan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Penelitian ini menggunkan metode penelitian lapangan (library reserch), yaitu penelitian dengan peneliti terjun langsung ke lapangan (lokasi yang akan diteliti). Dengan pendekatan normative dan pendekatan sosiologis, penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunkan wawancara, opservasi dan dokumentasi. Uji keabsahan datanya menggunakan teknik pemeriksaan data dengan tringulasi, dan penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan pertanian garam dengan menggunkan Geomembran memiliki hasil output atau hasil panen yang didapat petani garam di Desa Kedung Karang memiliki kualitas output berupa garam mempunyai fisik putih benin dnegan ukuran kristal mencapai 4-5 mm, sedangkan kualitas garam yang menggunkan metode tradisional memiliki warna fisik putih buram dengan ukuran kristal garam mencapai 3-4 mm. Dan warna membrane hitam akan emnghasilkan panas yang tinggi sehingga kecepatan penguapan air akan semakin tinggi pula yang akan diikuti oleh tingginya kecepatan pengkristalan air garam. Penggunaan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang dilatarbelakangi oleh keadaan ekonomi yang mencukupisehingga dapat membeli membrane, factor pendidikan, mendapat Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan dari program pemerintah, letak geografis yang dekat dengan laut dan sungai, serta kondisi sosial budaya yang malu jika mendapatkan hasil panen kurang bagus di bandingkan dengan petani garam yang lain. Dengan perbandingan hasil panen petani garam dalm satu musim panen mencapai 100 ton yang memakai Geomembran dan 20 karung garam yang masih menggunkan tradisonal. Geomembrane adalah metode pembuatan garam dengan cara melapisi permukaan meja kristalisasi garam dengan plastic HDPE (High Dansity Poly Etylen).
Kata kunci : Kualitas Produksi, Faktor, Geomembran.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………………..
PENGESAHAN…………………………………………………………………….
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………………
ABSTRAK………………………………………………………………………….
MOTTO……………………………………………………………………………
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………..
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
Latar Belakang …………………………………………………..1
Penegasan Judul………………………………………………….9
Rumusan Masalah ………………………………………………10
Tujuan Penelitian ………………………………………………..10
Manfaat Penelitian ………………………………………………10
Batasan Masalah Penelitian ……………………………………..11
Sistematika penulisan ………………………..…………………12
BAB II KERANGKA TEORI
Kajian Teori ………………………………………………………14
Kualitas ………………………………………………………14
Pengertian dasar kualitas …………………………………14
Perspektif kualitas………………………………………..17
Alasan perlunya kualitas…………………………………22
Dimensi Kualitas …………………………………………23
Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas……………………26
Produksi ………………………………………………………31
Pengertian Produksi………………………………………31
Konsep Produksi …………………………………………33
Prinsip Kegiatan Produksi Menurut Islam ………………33
Manfaat barang yang diproduksi ………………………..34
Tujuan kegiatan produksi …………………………………35
Asas dalam proses produksi ………………………………36
Keputusan produksi………………………………………38
Fungsi terpenting dalam produksi dan operasi……………40
Konsep dasar produksi……………………………………41
Factor produksi ……………………………………………42
Proses produksi.………………………………………….51
Fungsi produksi ………………………………………….52
Geo Membran ………………………………………………. 51
Pengertian geo membrane ……………………………… 51
Jenis geomembrane ………………………………………51
Kelebihan dan kekurangan geomembrane………………52
Alasan memproduksi produk berkualitas dengan geomembrane……………………………………………..53
Kelemahan penggunaan geomembrane dalam pertanian garam……………………………………………………..54
Penelitian Terdahulu ……………………………………………..54
Kerangka Berfikir ……………………………………………… 56
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan …………………………………………….58
Setting Penelitian …………………………………………………58
Pendekatan Penelitian …………………………………………….58
Sumber Data ………………………………………………………59
Teknik Pengumpulan Data ………………………………………60
Uji Keabsahan Data ………………………………………………61
Analisis Data ……………………………………………………63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ………………………………………………….75
Profil desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak………………………………………………………..75
Profil pelaku (petani garam) menggunakan Geomembran….77
Pendapat petani garam tentang metode geomembrane……..79
Pertanian garam dengan geomembrane di Desa kedung karang……………………………………………………….80
Factor-faktor yang menyebabkan petani garam desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak menggunakan Geo Membran…………………………………………………81
Kualitas Hasil Panen Pertanian Garam Dengan Metode Geomembran Yang Terjadi Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak………………………………………………………86
Pembahasan
Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Pertanian Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak …………………………………77
Analisis factor-faktor yang menyebabkan petani garam menggunakan metode Geomembran dalam pertanian garam di desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak……………………………………………………….79
Pengaplikasian metode Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak…………..……………………………………………87
Kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak……………………………………………………….97
Solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak ……………………………………………………..98
BAB V PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………….…95
Saran ………………………………………………..………………..96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hampir seluruh manusia telah memahami apa yang diinginkan dengan bisnis ataupun mereka mengasih makna yang bermacam, tetapi menurut subtansial penjelasnnnya hampir sama. Pandangan bisnis sudah banyak diutarakan para ahli, secara lazim bisnis bisa dipahami sebagai suatu tindakan upaya seseorang yang terorganisasi untuk menciptakan dan menjual barang serta jasa untuk menghasilkan laba dalam mencukupi kebutuhan masyarakat. Menurut pengertian yang lain bisnis dapat dipahami sebagai sebesar total upaya yang melingkupi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa. Padahal bisnis juga dipahami sebagai suatu Lembaga yang menciptakan barang atau jasa yang diperlukan masyarakat.
Secara fenomenal kata bisnis bersumber dari Bahasa Inggris adalah bussines yang mempunyai makna tiga istilah dalam Bahasa Indonesia adalah perusahaan, urusan serta usaha. Bussines sendiri bersumber dari kata bussy yang memiliki arti sibuk, sibuk disini kemungkinan sibuk seseorang atau komunitas atau masyarakat yang sibuk melakukan kegiatan dan pekerjaan yang dapat menghasilkan manfaat laba atau keuntungan. Pengertian ini selaras dengan pemikiran para ahli yang menyampaikan bahwa bussines is a competitive, profit seeking organization that produce and sells goods or services maksudnya adalah bisnis merupakan organisasi yang bersaing dalam mencari keuntungan serta memproduksi atau menjual barang ataupun jasa. Jadi, tujuan akhir bisnis menciptakan barang dan atau jasa ialah menghasilkan untung, yang menggambarkan selisih dari penghasilan total dikurangi dengan pengeluaran total. Sementara itu laba merupakan factor yang dapat dibuat sebagai indicator keberhasilan suatu bisnis.
Maksud dan tujuan dari bisnis benar-benar nyata, adalah tiada lain untuk memikat orang supaya ingin membeli produk yang kita buat, hendak menggunakan cara yang kita tawarkan sampai-sampai produk dan jasa yang kita buat bisa beredar, berkembang dan diketahui masyarakat luas sehingga kita dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat, akan tetapi tujuan bisnis yang menghasilkan keuntungan ialah sebuah jurusan yang normative seluruh manusia, setiap perusahaan dan Lembaga apapun mempunyai kehendak yang bermuara pada kegunaan dari apa yang telah dilaksanakan dan dikerjakannya, karena pada prinsipnya manusia ingin menghasilkan balasan yang positif dari apa yang telah dilakukannya dangan mengeluarkan tenaga, dan material.
Bisnis untuk arti luas merupakan istilah umum yang mengilustrasikan suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan rutin. Bisnis merupakan suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk melampiaskan keperluan seseorang. Menurut pendapat ahli business then sinply a system that produces goods and sevice to satisvy the needs of our society. Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis merupakan aktifitas yang dilaksanakan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menghasilkan nilai (create value) melalui pembuatan barang dan jasa (crate of good and service) untuk memenuhi keperluan masyarakat dan menhasilkan keuntungan melalui transaksi. Menurut kamus beasar Bahasa Indonesia bisnis adalah suatu seseorang tau kelompok yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan.
Melewati aktifitas produksi dapat terbentuknya sebuah nilai kepuasan terhadap hasil ciptaannya, kualitas secara harfiah adalah suatu kondisi dinamis yang bersentuhan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang melampaui atau melebihii harapan. Kualitas produk mempunyai arti penting untuk perusahaan dikarenakan adanya produk, perusahaan tidak pernah akan mengerjakan apaun dari usahanya. Kualitas produk ialah hal yang perlu dapat diamati dari perusahaan atau produsen, mempertimbangkan kualitas suatu produk bertautan erat dengan kepuasan konsumen, yang melahirkan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilaksanakan perusahaan. Kualitas mengemukakan tingkat keberhasilan dari suatu merek atau produk tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu. Kualitas produk memberitahukan ukuran tahan lamanya produk tersebut, dapat dipercaya produk itu, akurasi (precition) produk, gampang mengendalikan serta merawatnya serta atribut lain yang mempunyai nilai. Kualitas produk merupakan keutuhan ciri dari suatu produk atau pelayanan pada kesanggupan untuk memuaskan keperluan yang diungkapkan atau tersirat.
Pada dunia industry, dari dulu selalu ada kewajiban untuk menjaga kualitas suatu produk supaya mampu memberikan kepuasan pada para konsumen tetap dan tentunya akan menghasilkan laba, peningkatan kualitas adalah salah satu prioritas pembangunan nasional pada masa sekarang ini dan masa yang akan datang. Prioritas ini dilandaskan pada kebijaksanaan dahulunnya yang lebih memfokuskan pada kesempatan dan perluasan belajar sehingga kualitasnya sedikit terlupakan. Selain itu tuntutan terhadap kualitas bertambah berat sejalan dengan rangkaian serta peningkatan setiap sector kehidupan pada saat sekarang dan waktu yang akan datang.
Menurut konvensional kualitas merupakan cira benda atau layanan berupa keahlian, setelah itu dalam pemakaian, gampang untuk pemeliharaan, keanggunan dan lain sebagainya. Dari sisi produsen kualitas berupa kecocokan produk dari standar yang ditentukan. Sedangkan dari sisi konsumen kualitas berupa pendapatan atas berupa kesesuaian keinginan atau harapan pelanggan dari suatu produk. Pada era globalisasi, kualitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi keperluan dan harapan konsumen atau pelanggan, atau kecocokan antara keperluan pelanggan atau konsumen serta penawaran dari pihak produsen atau perusahaan. Semakin bagus kualitas produk yang dihasilkan maka semakin baik pula tingkat kepuasan konsumen atau pelanggan atas produk tersebut. Kualitas suatu produk atau layanan dapat diukur dari tingkat capaian kepuasan pelanggan.
definisi kualitas tidak hanya kualitas dari mutu produk saja tetapi juga kualitas servis, kualitas kerja produsen atau perusahaan, kualitas siaran atau informasi, kualitas metode, kualitas teknologi, kualitas rancangan atau desain, kualitas manajemen kelompok ataupun tenaga kerja, kualitas system dan lain sebagainya. seluruh kualitas tersebut meliputi segala bentuk kegiatan serta orang yang bertujuan untuk menggembirakan serta menyenangkan konsumen atau konsumen dan lingkungannya. Melekatnya kualitas di dalam diri kelompok, manajemen, maupun pekerja dapat berimbas langsung kepada penurunan modal produksi serta dapat mempersingkat masa penantian dalam produksi serta mendorong penciptan produk reject ataupun servis produk rusak atau gagal.
menurut tradisional para produsen melaksanakan pengecekan atau inspeksi seusai produksi menggunakan cara memilah dan memilih produk yang buruk. Setelahnya melaksanakan pengerjaan ulang bagian-bagian produk yang gagal. Seperti itu pendapat tradisional mengenai jaminan kualitas sekedar berfokus kepada aktifitas inspeksi untuk menghalau lolosnya produk yang gagal ketangan pelanggan atau konsumen, yaitu system kualitas maju atau modern.
Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang mengolah potensi alam sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dengan cara mengelolahnya seperti kegiatan bertani. Menurut undang-undang republic Indonesia nomer Sembilan belas tahun duaribu riga belas tentang perlindungan dan pemberdayaan petani pada bab satu ayat satu pasal empat yang berbunyi pertanian merupakan kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, horticultural, perkebunan, dan atau pertenakan dalam suatu agroekosistem.
Indonesian mempunyai lahan potensial untuk tambak garam dengan memiliki hal tersebut, seharusnya tingkat produksi garam Indonesia mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namunsungguh disayangkan, keandalan ataupun potensi tersebut belum dikelola dengan baik. Hal ini berdampak pada kebutuhan garam nasional yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi garam negeri, sehingga import barang hamper terjadi setiap tahunnya. Fenomena impor garam yang terus berulang menunjukkan minimnya keperpihakkan pemerintah terhadap petambak garam di Indonesia.
Badan pusat statistic (BPS) tahun 2020 umumnya impor garam masing-masing tahun bahkan mendekati hingga 2,36 juta ton semenjak tahun duaribu sepuluh hingga duaribu duapuluh. Badan pusat statistic (BPS) mengemukakan garam Indonesia sekiranya untuk kebutuhan industri maupun konsumsi terus mengalami peningkatan dari tahun duaribu enam belas sampai dua ribu dua puluh. sedang pada tahun dua ribu dua puluh, ditaksirkan kegunaaan total garam mencapai 4,5 juta ton. nilai tersebut bertambah 7,26% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sedangkan, kementrian kelautan perikanan (KKP) memperkirakan pada dua ribu dua puluh produksi garam mencapai 1,26 juta ton.
Kecenderungan akan impor garam selama ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya interfesi teknologi masih minim. Berbagai ipaya guna mendongkrak produktivitas dan produksi garam telah dilakukan pemerintah dengan mengembangkan teknologi. Salahsatu contohnya adalah teknologi prisma dan teknologi Geomembran. Namun demikian, pemakaian metode produksi tersebut masih memakai teknologi yang sederhana untuk memproduksi garam. Namun demikian, di Indonesia menggunakan teknologi penguapan untuk menghasilkan garam yang sangat bergantung dari keadaan cuaca serta sinar mentari. Dan juga Indonesian juga masih menggunakan pompa air tenaga angin dan pengeruk kayu yang membuat jumlah produksi sulit untuk dimaksimalkan. Sebenarnya hal tersebut menjadi faktor penghambat kemampuan, kualitas, dan kuantitas produk garam dalam negeri.
Deputi bidang koordinasi sumber daya maritin mengukur cara pengganti geomembran dapat memajukan produktifitas serta kualitas garam. Pendapatnya Australia dalam memproduksi garam untuk pertama kalinya tidak di panen langsung tetapi dijadikan alas untuk membuat garam. Pada mulanya kedua cara pembuatan garam tidak bersentuhan dengan lumpur pada bagian alasnya, setelahnya di atas meja garam tersebut, maka panen garampun di atas meja garam. cara produksi garam memakai meja garam memakai lokasi yang cukup luas. Menurut pendapat Muhammad Jakfar Sodikin ketua asosiasi petani garam rakyat Indonesia alas garam yakni cara memproduksi garam metode portugis, yang mana membuat alas garam terlebih dahulu sebelum melakukan proses produksi.
Kualitas hasil produksi memakai geomebran mempunyai beberapa keunggulan yakni; Kualitas garam yang diciptakan menjadi lebih bagus bila dibandingkan dengan efeek hasil produksi yang tidak menggunakan teknologi geomembrane. Kualitasyang dimaksud adalah dengan garam memiliki ukuran kristal-kristal yang diciptakan jauh lebih besar serta putih bersih. metode geomembrane lebih cepat menangkap panas bila dibandingkan meja garam yang menggunakan alas tanah. Sehingga mempercepat laju peningkatan kepekatan air lau dari kadar garam. Meringankan proses pemanenan. Serta lebih mudah untuk melenyapkan sisa-sisa kotoran yang melekat pada lapisan membrane.
Dari hasil produksi garam yang memakai teknologi geomembran sangat mengandalkan dari berapa lama waktu yang diperuntukkan untuk pengkristalan. Pengkristalan garam sendiri bergantung dengan cuaca, seberapa cuaca panas yang ada di lahan garam mempengaruhi terjadinya proses pengkristalan. Jika cuaca sedang terik proses pengkristalan bisa sampai 4 hari dari kadar air yang sudah tua yang sebelumnya diendapkan di lahan penampungan kadar air laut yang dituakan.
Masyarakat pesisir di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak banyak yang mengolah air laut sebagai bahan olah menjadi komoditi garam yang mempunyai nilai manfaat jual yang tinggi, ini ditunjukkan dengan banyak adanya lahan yang dikelola menjadi tambak garam dan terdapat banyak gudang-gudang penyimpanan garam. Kegiatan pertanian tersebut sudah dilakukan secara turun temurun yang dahulunya dalam system pertanian masih meggunakan system tradisional dan sekarang sudah banyak petani yang menggunakan system pertanian garam modern dengan menggunakan media membran sebagai alasnya, sehingga menghasilkan kualitas garam yang berbeda dengan pertanian yang masih menggunakan system tradisional.
Petani di Desa Kedung Karang mempunyai pemikiran bahwa system pertanian garam tradisional kurang efektif untuk menghasilkan kualitas garam yang baik dan banyak itu dikarenkan musim kemarau tidak selamanya panas sehingga memperlambat hasil pengkristalan garam, sehingga hasil yang dipanen kuarang optimal pada musim kemarau, sedangkan pengelolaan lahan garam hanya diperuntukan pada musim kemarau saja, penggunaan media membrane dianggap lebih efektif dalam pemakaian dan hasil itu di karenakan proses pengkristalan lebih cepat dan efesien dilihat dari hasil panen petani garam yang menghasilkan garam 4 hari setelah kadar air laut tua yang diendapkan sudah bisa dipanen atau didaruk. Hasilnya para petani garam di Desa Kedung Karang dapat memenuhi isi gudang garam, bahkan dapat menjual garam sesudah gudangnya penuh, dikarenakan proses pengkristalan dengan metode geo membrane dapat mempercepat hasil panen yang diburu oleh musim. Garam yang disipan di gugang dapat dijual ketika harga garam baik (harga naik)
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan garam rakyat adalah teknologi memproduksi garam yang masih tradisional serta kualitas garam yang masih tergolong rendah, produksi garam tergantung pada cuaca dan iklim, penggarapan lahan masih menggunakan tradisional, ketersediaan dan kualitas infrastruktur masih kurang sehingga mengakibatkan meningkatkan biaya produksi, harga garam turun serta fliktuatif, produktifitas belum maksimal.
Persoalan yang berkaitan dengan teknologi dan infrastruktur produksi tradisional merupakan bagian dari masalah pengembangan garam rakyat, karena itu butuh untuk meneliti serta membuktikan untuk mengaplikasikan dari teori yang diajarkan dengan situasi yang nyata yang berada dalam masyarakat, dengan demikian bisalah diukur serta dievaluasi secara kopetensi serta relevansi antara ilmu teknologi serta infrastruktur modern dengan teknologi tradisional yang berada di masyarakat.
Ketentuan diatas tidak berlaku pada sebagian petani garam di Desa Kedung Karang yang mempunyai keunikan sendiri. Kegiatan pertanian dengan menggunakan metode tradisional yang terjadi di Desa Kedung Karang dianggap lebih menjangkau. Mereka menganggap bertani dengan metode geo membrane lebih banyak mengeluarkan biaya.
Dari fakta di atas akan banyak sekali manfaat mengenai tema Analisis Kualitas Produksi dengan Menggunakan Geo Membran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Tradisional (Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).
Penegasan Judul
Untuk mempertegas judul dan memperjelas istilah serta menghindari kesalah pahaman judul yang penulis bahas maka penulis perlu membatasi masalah yang terdapat dalam judul skripsi sebagai berikut;
Geomembrane merupakan benda dari bahan baku produksi HDPE (High Density Polyethylene) serta mempunyai fungsi utamanya yaitu sebagai benda pelapis. Benda ini sangat kuat terhadap bahan berbahaya, serta limbah sehingga sangat berguna untuk penggunaan pelindung air, tahan terhadap berbagai macam bahan kimia dan limbah.
Produksi merupakan kegiatan mengubah suatu benda menjadi barang baru yang mempunyai manfaat lebih untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kualitas Produksi merupakan karakteristik dari kondisi dinamis hasil panen petani garam yang menggunakan geomembrane dan petani tradisional.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut;
Bagaimana kualitas produksi dengan menggunakan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Apa faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak beralih menggunakan metode Geomebran dalam pertanian garam?
Bagaimana pengaplikasian metode Geomembrane dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Apa yang menjadi kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Bagaimana solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dala penulisan skripsi ini antara lain;
Untuk mengetahui bagaimana kualitas produksi dengan menggunakan Geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong petani garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak lebih menggunakan metode Geomebran dari pada metode tradisional.
Untuk mengetahui bagainama pengaplikasian Geomebran dam manfaat setelah menggunakan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam.
Untuk mengetahui bagaimana solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;
Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memperluas khasanah keilmuan khususnya dalam bidang-bidang teknologi, metode dan infrastruktur pertanian, sehingga memiliki nilai manfaat terhadap pertanian dan penelitian-penelitian setema selanjutnya.
Secara Praktis
Memberiakan pengetahuan pada para petani agar dapat melaksanakan kegiatan pertanian yang maksimal dalam pengelolaan lahan yang sesuai dengan fungsi aturan-aturan Repubik Indonesia nomer 19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani bab II Pasal 3 poin e yang berbunyi tentang meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani serta kelembagaan petani dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju, modern, dan bekelanjutan.
Memberikan pengetahuan pada kelompok tani untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota yang sesuai dengan fungsi Undang-Undang Republik Indonesia nomer 19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani bab pasal I poin 10.
Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut;
Metode Geomembran yang digunakan adalah membrane yang fungsinya dapat memisahkan antara lapisan permukaan tanah dengan air laut tua.
Ukuran kualitas yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran perbandingan hasil panen dari kedua metode yang digunakan yaitu metode Geomembran dan metode tradisional
Penelitian dilakukan pada kondisi lapangan yang ada
Penelitian tidak dilakukan pada skala laboratorium
penelitian hanya fokus pada bentuk fisik kualitas dari hasil panen kedua metode yang digunakan
penelitian dilakukan pada satu kali masa panen garam pada bulan juli, agustus, September 2022.
Pengambilan data dilakukan secara langsung dilapangan kepada para petani garam, kelompok petanoi garam dan pejabat desa.
Sistematika Penulisan
Sistematika yang dimaksud ini sebagai gambaran atas pokok bahasan dalam penulisan skripsi, sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan menerima masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut;
BAB I: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah, penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Batasan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka
Bab ini menjalaskan tentang kualitas, produksi, Geomembran, penelitian terdahulu yang bab relevan dan kerangka berpikir.
BAB II: Metode Penelitian
Jenis penelitian, pendekatan penelitian, alasan menggunakan pendekatan, sumber data, pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data.
BAB IV: Hasil Pembahasan
Penerapan metode Geomembran di Dsa Kedung Karang Kecamatan wedung Kabupaten Demak yang meliputi profil desa Kedung Karanf Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, profil petani garam yang mengunakan metode Geomembran, profil prtano garam yang menggunakan metode tradisional, aplikasi metode Geomembran, factor-faktor yang melatarbelakangi petani gharam menggunakan metode Geomembran, factor-faktor yang melatarbelakangi petani yang menggunakan metode tradisional, analisis manfaat penerapan metode Geomembran terhadap hasil panen petani garam, Apa yang menjadi kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam, Bagaimana solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garan
di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
BAB V: Penutup
Bab ini membahas tentang penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
BAB II
KERANGKA TEORI
Kajian Teori
Kualitas
Pengertian Kualitas
Menurut Dale dari sisi bahasa berasal dari bahsa latin quails yang mempunyai makna sebagai ketentuannya. Kualitas merupakan tingkat mencukupi skala tertentu. Sementara itu menurut Amerikan society for quality control kualitas merupakan keutuhan wujud serta sifat-sifat barang atau jasa yang menggambarkankan kesanggupannya dalam memuaskan keperluanan yang terlihat jelas ataupun tersenbunyi. Pengertian kualitas lebih luas ;
Peringkat yang sangat baik (degre of exelence) memiliki pemahaman berdasarkan kepada tingkat produk (grade) khusus.
Peringkat kualitas (quality level) memiliki pemahaman kualitas untuk mencoba metode.
Kecocokan untuk dipakai (fitness for pourpose user satisfacion) keahlianan produk atau jasa dalam memberikan kepuasan terhadap konsumen serta pelanggan.
Dalam realita kualitas kuantitas merupakan prinsip yang cukup sulit untuk digunakan serta disetujui, kata kualitas memiliki beragam versi . Tidak dapat diartikan secara sendiri, dan sangat tergantung pada tilisannyaa. Beberapa definisi kualitas berdasarkan konteksnya butuh dibedakan atas dasar; kelompok, peristiwa, produk, pelayanan, sistem, manusia, hasil, aktifitas, dan komunikasi. Dapat disimpulkan beberapa hasil survey yang tertuju pada cara pandang arti pentingnya kualitas produk serta jasa, diantarany; pandangan umum atas kualitas produk dan jasa yang semakin luas, meningkatnya persepsi dan peran serta manajemen puncak, kualitas tidak dapat ditawar (quality is not negotiable), kualitas melingkupi seluruh hal (quality is all -pervasive), kualitas membuat produktifitas lebih baik, kualitas dapat mempengaruhi performance yang lebih baik pada prinsip, kualitas berarti membuat bagus kinerja bisnis, harga non kualitas yang tinggi, konsumen dan pelanggan merupakan raja, kualitas merupakan pandangan hidup (way of life).
Kualitas adalah salah satu indicator vital bagi produsen atau perusahaan untuk dapat terkenal ditengah ketatnya persaingan dalam industry. Kualitas diartikan sebagai keutuhan dari sifat-sifat suatu produk yang menunjang keahliannya untuk memuaskan kebutuhan yang didetailkan atau ditetapkan.
Menurut Juran kualitas produk merupakan kesesuaian pemanfaatan produk (fitness poruse) guna memenuhi kebutuhan serta kepuasan pelanggan. yang disandarkan pada lima ciri utama teknologi, psikologis, waktu, kontraktual dan etika. Juran memiliki suatu pandangan bahwa quality is fitness for use yang memiliki arti kualitas (mutu produk) berkaitas dengan nyamannya barang tersebut diperuntukan. Artinya, apabila pada suatu barang secara layak serta baik diperuntukan berarti barang tersebut berkualitas baik.
Menurut Grosby kualitas merupakan (conformance to requirement), yaitu cocok atau pas dengan yang disyaratkan atau dilazimkan. Suatu produk memiliki kualitas jika produk sesuai dengan standar kualitas yang telah diwajibkan. Standar kualitas melingkupi bahan baku, proses produksi serta produk jadi.
Menurut Deming kualitas merupakan kesesuaian dengan keinginan pasar atau pelanggan dan konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat mengerti apa yang diperlukan pelanggan atau konsumen atas suatu produk yang akan diproduksi.
Menurut Feigenbaum mengemukakan, kualitas merupakan kepuasan konsumen atau pelanggan seutuhnya (full costumer satisfaction). Suatu produk yang berkualitas apabila dapat memberi kepuasan seluruhnya kepada pelanggan atau konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan atau konsumen atas suatu barang.
Menurut Garvin dan Davis mengemukakan, bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang bersangkutan langsung dengan produk atau barang, orang atau tenaga kerja, proses dan progres, serta lingkungan yang mencukupi atau melampaui harapan pelanggan dan konsumen. Kualitas dapat dilihat dari dua sisi
Mutu atau kualitas dilihat dari cara pandang konsumen
Konsumen memperkirakan kualitas sebuah produk (barang atau jasa) dari kesesuaian pemakaian (fitness for use) dan semisalnya (quality of desigen). Fitness for use adalah seberapa baik produk atau jasa tersebut melakukan peran atau fungsi utamanya. Quality of desigen termasuk merancang sifat-sifat kualitas kedalam produk (barang atau jasa) jadi berkesinambungan erat dengan dimensi mutu
Dilihat dari sudut pandangan produsen mutu atau kualitas adalah sebuah corfonmance yaitu seberapa tingkat kecocokan produk atau jasa yang didapatkan dengan desain atau rancangan pembuat produk atau produsen. Apabila lebih terperinci kualitas adalah kata yang cukup rumit untuk artikan, karena kualitas bergantung terhadap beberapa hal berikut: mendesain, memproduksi, mendistribusikan atau menyerahkan barang kepada konsumen, pelayanan pada konsumen (pemanfaatan barang dan jasa tersebut oleh konsumen). Dengan demikian kualitas dari sisi produsen dapat didefinisikan sebagai berikut “kualitas suatu produk merpakan keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produknya dapat mencukupi selera dan kebutuhan konsumen, memuaskan sesuai niali uang yang telah dikeluarkan“ dalam pengertian yang lebih luar “juaran” mengartikan kualitas sebagai kinerja kelompok secara keseluruhan yang ditujukankan secara sinergi pada keperluanan dan kepuasan konsumen dan pelanggan. Dari sinilah kualitas diartikan sebagai total quality manajemen. Bila diungkapkan dalam faktor-fakor maka kualitas produk dilihat dari sisi produsen dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu
gambaran agenda barang dan jasa
Bahan baku yang digunakan
Alat dan metode yang difungsikan untuk membikin produk Cara memasarkan dan atau mendistribusikan ke konsumen termasuk cara menyampaikannya dan cara melayani pelanggan dan konsumen.
Perspektif Kualitas
Menurut Garvin menandai adannya lima pilihan perspektif kualitas pendekatan yang diperuntukkan untuk menghasilkan suatu kualitas produk
Transcendental Approach (sesuatu yang bisa dirasakan tetapi susah untuk difahami, untuk digunakan ataupun untuk diukur). Menurut pendekatan ini kualitas dapat dirasakan atau dimengerti, tetapi sulit dijalankan. perspektif ini biasaanya diterapkan dalam seni Selain itu, perusahaan dapat mengiklankan produknya. Dengan demikian, fungsi planing produksi dan pelayanan suatu perusahaan tidak mudah menggunakan pengertian seperti ini untuk dasar manajemen kualitas karena sulitnya merancang produk dengan pas. Hal ini mengakibatkan penerapannya juga sulit. Transcendent based dalam konsep ini diartikan suatu mutu dapat diterima dan diakui apabila ada pengembangan lebih lanjut dari keadaan sebelumnya dan perubahan mutu tersebut dapat dirasakan dan dipraktekkan, memberikan kelancaran serta manfaat yang lebih baik dari manfaat yang sebelumnya. Secara variabel, contoh produk yang masuk katagori transcendent based antara lain;
Pada zaman dahulu sebelum ada pompa air warga yang membutuhkan air harus rela mencari air di sungai dan jaraknya jauh dan yang mempunyai sumur mereka harus menimbadengan tangan, sekarangkarena adanya teknologi mesin pompa air maka ketika membutuhkan air tinggal menghidupkan saklar pompa air.
Teknologi dahulu menggunakan kulkas untuk mendinginkan air sekarang teknologi pemanas dan pendingin air bisa dimanfaatkan dan bisa didapatkan oleh masyarakat dengan alat disprnser memiliki fungsi pemanas dan pendingin air.
Dahulu helem pelindung kepala hanya memiliki fungsi keamanan pada pelindung kaca dan kepala, Sekaran ada helem yang difungsikan sebagai music agar pengendara tidak bosan dijalan
Product-based Approach (pendekatan berdasarkan produk) Pendekatan ini menganggap kualitas untuk sifat-sifat atau atribut yang bisa digolongkan serta bisa diukur. Perbedaan dalam kualitas menggambarkan perbedaan dalam jumlah unsur atau atribut yang di punyai produk. Karena pandangan ini sangat nyata, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam keinginan, kebutuhan, dan pengistimewaan masing masing orang. Product Based dalam konsep ini diterangkan bahwa dianggap berkualitas jika produk mempunyai antribut tertentu yang bisa menjamin kepuasan konsumen dalam pemakaian produk yang bersangkutan. Kualitas disini dapat didefinisikan sebagai pemenuhan sebuah harapanan dengan akibat tinggi atas atribut keamanan saat produk atau jasa difungsikan. Tidak mengancam dan tidak menimbulkan marabahaya bagi pemakai produk, misal untuk produk contoh produk based antara lain jika penyebrangan kapal laut, tidak terjadi keterlambatan, aman selama pelayaran berlangsung Produk wajib memiliki kualitas dari segi atribut, yang menjamin kenyamanan bagi pemakai.
User-based Approach (pendekatan berdasarkan pemakaian) Pendekatan ini didasarkan pada perspektif bahwa kualitas tergantung pada orang yang memanfaatkannya dan produk yang paling memuaskan prefenren seseorang (misalanya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling bagus. Perspektif yang objektif dan damand-orientied ini juga mengemukakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki keperluanan dan kemauan yang berbeda pula. Dengan demikian, kualitas bagi seseorang merupakan sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya. Untuk kualitas pendekatan user based, ciri kualitas lebih bersifat kebanyakan artinya produk atau jasa dikatakan berkualitas jika terdapat atribut yang mampu mencukupi permintaan konsumen, barang atau jasa diproduksi dan disamakan dengan permintaan atau kegiatan konsumen. Sehingga ketika produk dipakai, dapat membarikan keinginan apa yang diinginkan terwujud jika memakai produk tersebut.
Manufacturing-based Apporach (pendekatan melalui parik) Perspektif ini bersifat supplay-based dan terutama mengamati implementasi perekayasaan dan manufacturing, serta mengartikan kualitas sama denagn kualifikasinya (confermance to reqirements) dalam area jasa, dapat diartikan bahwa kualitas bersifat operations-drifen pendekatan ini tertuju pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, sering kali didorong oleh tujuan peningkatan produktifitas dan penekana biaya. jadi, yang menetukan kualitas, standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakan. Manufacturing Based, kualitas dapat diterima dan diakui, apabila produk yang diciptakan dapat mencukupi harapan dan keinginan secara spesifik bagi konsumen yang membelinya dan memakainya.
Value-based Apporach (pendekata melalui nilai) Pendekatan ini melihat kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan mempertingbangkan trade-off antara kinerja produk dan harga, kualitas diartikan sebagai “aff-vordable excellenc”. Kualitas dalam pandangan ini memiliki sifat relative sehingga produk yang mempunyai mutu paling tinggi belum tentu produk paling berharga. Akan tetapi yang paling berharga ialah barang atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buy). Value Based, untuk golongan mutu dalam jenis ini, barang atau jasa dihasilkan disesuaikan kekuatan dan keinginanan membayar pelanggan. barang jenis ini tegolong mempunyai harga spesial dan tidak sembarang orang bisa memiliki atau mempunyainya. Karena sifat barang yang spesial sehingga kualitas sangat disesuaikan dengan harganya. Produk yang masuk kategori ini dapat digolongkan, sebagai barang berharga.
Alasan membutuhkan kualitas
Barang berkualitas tinggi, indah dan bagus memang akan lebih menarik bagi pelanggan, bahkan akhirnya dapat meningkatkan jumlah penjualan. Ada beberapa alasan perlunya produsen memproduksi produk berkalitas ;
pelanggan yang membeli produk berdasarkan kualitas, lazimnya ia memiliki kepatuhan barang yang besar dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan penyesuaian harga. Normalnya, pelanggan berbasis kualitas akan selalu puas karena adanya produk lain yang lebih berkualitas. Tetapi selama produk semula masih selalu menjalankan perbaikan kualitas (quality improvement) ia akan senantiasa dengan tetap membelinya. Berbeda dengan konsumen berbasis harga, dia akan mencari produk yang harganya lebih rendah, apapun jenis nama dari produknya.
Besifat berbenturan dengan cara perspektif bisnis tradisional, ternyata bahwa memproduksi barang berkualitas tidak secara langsung lebih mahal dengan memproduksi produk berkualitas bawah. Banyak perusahaan (dis-covery) bahwa membuat produk berkualitas tidak harusmemiliki nilai jual lebih mahal. Mengapa? Fakta melihatkan, bahwa cara (methodos) berproduksi menghasilkan produk berkualitas bagus secara dorongan meningkatkan produktifitas, antara lain mengurangi pemakaian bahan (reduce materials usage) dan meminimkan biaya.
Menjual produk tidak bermutu, kemungkinan akan banyak mendapatkan keluhan dan pemulangan barang dari konsumen. Atau biaya untuk membenarkannya (after sales services) membuat sangat besar, selain gambar produk tidak baik. Belum lagi, musibah yang dialami konsumen akibat penggunaan barang yang berkualitas rendah. Pelanggan tersebut mungkin akan meminta tuntutan ganti rugi melalui meja hijau.
Dimensi kualitas
Menurut Mulins, Orville, Larreche, dan Boyd bilamana perusahaan menginginkan mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan wajib mengerti aspek dimensi apasaja yang dipakai oleh pelanggan untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
Menurut Gaspersz (1997), dimensi atau ukuran kualitas meliputi beberapa golongan, yaitu;
Kinerja atau Performa (performance). Kinerja berhubungan dengan aspek fungsional produk dan karakteristik utama yang dipertimbangkan oleh konsumen jika menginginkan membeli produk.
Keistimewaan (features). Dimensi ini lebih gampang berubah disbanding dimensi lain, feature-feature dengan cepat menjadi bagian dari performance.
Keandalan (reliability). Berkenaan dengan keahlian suatu produk berfunfsi secara berhasil dalam waktu masa tertentu dan dibawah kondisi tertentu. Kendalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat kesuksesan dalam penggunaan suatu barang maupun jasa.
Konformasi (conformance). Konformasi meliputi kecocokan produk terhadap spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan sebbelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformasi menunjukkan derajat dimana karakteristis desain produk dan operasi memenuhi standar yang ditetapkan. Standar sering diungkapkan sebagai penghususan yang menunjukkan pusat target dan tingkat penerimaan terhadap variasi. Efektifitas konformansi sering mengantarkan pada reliabilitas, durabiltas, performansi, dan persepsi kualitas.
Daya tahan (durability). Daya tahan mengukur kehidupan produk pada dimensi teknis dan ekonomi. Karakteristik ini berkaitan dengan seberapa lama sebuah produk bisa dipakai sebelum ia rusak atau diperbarui..
Kemampuan pelayanan (serviceability). Merupakan sifat-sifat yang berkenaan dengan kecepatan, kehormatan, kopetensi, kemudahan perbaikan dan penggantian. Ketika sebuah produk rusak, seberapa cepat diperbarui, seberapa efektif usaha perbaikan tersebut.
Estetika (aesthetics). Merupakan sifat-sifat yang berkaitan dengan keelokan yang besifat subjektif dan merefleksikan preferensi seseorang. Estetika darisuatu barang lebih berkaitan dengan perasaan seseorang yang mencakup karakter tertentu, meliputi perasa, penglihat, pendengar.
Kualitas yang disedut pandangkan (perceavid quality). konsumen tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai suatu produk atau layanan, mereka bergantung pada informasi tidak langsung yang disampaikan oleh perusahaan yang membuat barang atau layanan tersebut. Dimensi ini bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dan mengkonsumsi produk serta meningkatkan harga diri. Hal ini juga dapat berbentuk reputasi,.
Faktor yang mempengaruhi kualitas atau mutu
Kualitas secara langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor dasar,
1.Pasar (market)
Jumalah barang baru lebih baik yang tawarkan di pasar terus bertambah pada laju yang ekplosif, efeknya bisnis harus lebih lentur serta dapat berubah secara efisien.
Uang (money)
Biaya kualitas merupakan salah satu titik rawan dimana biaya produksi serta kerugian dapat ditekan untuk mengganti kekurangan laba.
Manjemen (management)
Tanggung jawab kualitas telah disalurkan kepada semua golongan dan tingkatan manajemen.
Manusia (men)
Pekerjaan dibutuhkan kini adalah yang mempunyai wawasan skill khusus.
Motivasi (motivation)
Pengakuan positif secara pribadi bahwa pekerja memberi sumbangan untuk tercapainya tujuan perusahaan, menjadikan meningkatkan motivasi kerja.
Bahan (material)
Material wajib dilakukan pengecekkan sedemikian rupa sehingga pantas untuk diproses. Pemeriksaan atas spesifikasi yang sedemikian ketat bisa menurunkan biaya efisien.
Mesin serta mekanisai (machines and mechanization)
Kegiatan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan peningkatan volume produksi mendorong peralatan pabrik yang maksimal.
Metode informasi mutahir (modern information method)
Evaluasi teknologi yang pesat seperti computer membuka kemungkinan dapat mengumpulkan, menyimpan, dan mengambil kembali, serta dapat menyulap informasi.
Persyaratan proses produksi (mounting products requirements)
Kemajuan pada rekayasa rancangan membutuhkan kendali yang lebih ketat pada seluruh proses pemprodusian.
Meningkatkan mutu jasa yang ditawarkan tidak segampang usaha meningkatkan kualitas barang karena sifat-sifatnya yang unik. Peningkatan kualitas jasa juga akan berdampak pada kelompok secara menyeluruh. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk dapat meningkatkan kualitas layanan atau jasa yang ditawarkan antara lain:
Mendeteksi penentu utama mutu layanan.
Mula-mula yang dilakukan pada mendeteksisi factor utama yang mempengaruhi mutu jasa antara lain dengan melaksanakan penelitian pelanggan yang setelahnya disusul dengan memperkirakan penilaian terhadap perusahaan. Dan pesaingnya berdasar factor penentu tersebut, untuk mengadakan deteksifikasi ini perlu melakukan wawancara dengan pelanggan, karena hubungan antara pelanggan dengan pemberi jasa tidak jauh.
Mengelola harapan pelanggan
Hasil pengamatan serta penelitian kepada kebutuhan dan harapan konsumen terhadap jasa yang akan dibeli tersebut diolah kemudian, kelompok atau produsen memberikan motifasi pada pelanggan untuk dapat memenuhi harapan pelanggan tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah janji yang diberikan kepada pelanggan tersebut jangan melebihi batas sehingga bila tidak terealisasi pelanggan akan merasa sesal. Akan lebih baik jika kelompok atau produsen dapat memberikan lebih dari yang telah disepakati.
Mengelola kualitas jasa
Mutu suatu jasa memang tidak terlepas dari tindakan atau tingkah manusia yang memberikan atau menyediakan jasa untuk pelanggan, contoh kesantunanan, kehalusan, keluwesan, kecerdikan, kelenturan, stabilitas, masuk akal serta masih banyak hal-hal positif lagi yang dapat dilakuakan. Hal ini disebabkan mutu jasa tidak terlepas dari sifat-sifat mutu jasa yang ditentukan dari hubungan yang antara pelanggan, penyedia jasa, atau antar penyedia jasa. Kelakaian dalam memberikan layanan langsung dapat dimengerti siapa yang telah memberikan layanan tersebut. Sementara untuk kelompok atau produsen manufaktur kesalahan tersebut hanya terlihat pada barangnya, tidak terhadap orang yang ada didalamnya.
Mengembangkan budaya kualitas
Budaya kualitas meliputi pemikiran, kepercayaanan, tingkah laku, nilai, norma,tradisi, aturan, dan sebagainya yang akan meningkatkan mutu. Oleh karena itu agar budaya mutu terealisasi, butuh dukungan dan komitmen menyeluruh dari seluruh anggota organisasi dan harus dibudayakan, hal ini disebabkan, memberikan yang terbaik bagi konsumen dan mengerjakan sesuatu dengan baik sejak awal memang jadi tuntutan utama untuk mewujudkan barang serta proses yang bermutu.
Jika dilihat dari sisi produsen, maka kualitas produk akan dijaga mutu dari program penjaminan (quality assurance activites), penjaminan mutu memiliki arti bahwa perodusen berkomitmen sepenuhnya terhadap mutu barang. Diawali dari tahap prarancangan produk hingga pendistribusian produk terhadap konsumen. maka untuk itulah oleh karena itu saat ini smua perusahaan menerapkan manajemen kualitas total merupakan suatu pendekatan untuk megintegrasikan kualitas pada semua level kelompok pengelolaan kualitas berdasarkan prinsip total management quality tersebut meliputi tahapan :
Planning mutu
Planing mutu wajib diawali sebelum suatu produk dirancang. Untuk menghasilkan hasil terbaik. Dalam tahap ini, manjer wajib menentukan kinerja mutu ialah keistimewaan kinerja yang diusulkan suatu produk dari suatu produk jadi ke produk jadi selanjutnya.
Pengorganisasian mutu
Fase ini mempunyai arti bahwa produsen menanamkan keyakinan bahwa produksi barang dan jasa yang berkualitas hanya dapat dilaksanakan menggunakan segala upaya dari semua bagian atau departemen dalam kelompok. Mutu tidaklah langsung menjadi tanggung jawab departemen kualitas dari manajemen produksi melainkan seluruh pihak dalam kelompok dalam rangka memberikan barang terbaik untuk konsumen.
Pengarahan kualitas
Disini berarti bahwa manajer wajib memberikan memotivasi pegawai diseluruh perusahaan untuk sampai menuju tujuan kualitas, menejer wajib membantu pegawai mengetahui bagaimana mereka dapat memengaruhi mutu serta bagaimana mutu memengaruhi pekerjaan mereka maupun perusahaan. Oleh karena itu manajer sebagai leader wajib secara terus menerus mencari ide-ide untuk membantu pengembangan orientasi mutu serta melatih pegawai, mendorong keterlibatan dan mengkaitkan kompensasi terhadap kualitas kerja. Apabila manajer berhasil melaksanakan itu maka pegawai akhirnya dapat menerima quality ouner ship yaitu prinsip manajemen kualitas total yang bekeyakinan bahwa mutu menjadi milik setiap manusia yang menciptakannya bersamaan dengan proses pengerjaannya.
Pengendalian kualitas
Dalam proses produksi barang ataupun jasa, manajer wajib mampu menetapkan standar serta pengukuran mutu secara spesifik sehingga dapat mendeteksi kehilafan serta melakukan pekerjaan perbaikan yang dibutuhkan.
Salah satu standar kualitas internasional yang bisa digunakan ialah seri ISO, yang telah ditetapkan oleh international organization for standardization (ISO). Pendapatan sertifikat ISO 9000 (system manajemen mutu) ataupun ISO 14000 (sistem manajemen lingkungan) sekarang telah menjadi keperluan wajib bagi perusahaan besar, badan usaha milik negara serta bahkan perusahaan dalam skala yang lebih kecil, baik benda ataupun jasa. Penggunaan ISO dimulai pada 1987 dan dipakai lebih dari 100 negara.
ISO 9000 adalah dokumen yang sangat unik serta bisa dipakai pada semua kegiatan di ruang lingkup bisnis tanpa adanya kewajiban mengubah atau mengganti proses produksi yang ada. Selain itu ISO seri ini juga menjadi pedoman untuk gambar, manufaktur, penjualan dan pelayanan untuk suatu produk baik benda atupun jasa. Maka karena itulah oleh ISO 9000 dianggap telah menjadi standar yang membantu menunjukkan perusahaan menuju jaminan kualitas dalam era global pada total quality management maka ISO 14000 mencerminkan total quality enfironmental management.
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi adalah nyawa kehidupan dari rangkaian kegiatan ekonomi, kegiatan konsumsi, penyaluran kepada konsumen atau distribusi ataupun jual beli tidak akan pernah ada tanpa didahului adanya proses produksi. Karena itu, kegiatan produksi sangat dianjurkan dan sangat penting dalam memenuhi kehidupan mahluk hidup. Produksi merupakan suatu proses yang telah muncul dimuka bumi ini dari awal mula diciptakannya mahluk hidup. Kegiatan Produksi sangat prinsip untuk berlangsungnya hidup dan juga kehidupan manusia serta segala yang ada di bumi. Sayogyanya produksi muncul dan melekat dari manusia dengan alam.
Kegiatan produksi adalah mata rantai dari pemanfaatan dan penyaluran kegiatan produksilah yang menciptakan produk dan jasa, kemudian dinikmati oleh para konsumen. Jika tidak ada produksi maka aktifitas ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya guna menciptakan barang serta jasa aktifitas produksi menyertakan banyak faktor produksi. Produksi ialah mennghasilkan guna dan bukan menghasilkan benda atau materi. Yang dimaksud ialah bahwa manusia mengolah benda tersebut untuk mencukupi berbagai keperluannya, sehingga benda tersebut memiliki kemanfaatan.
Menurut Basu Swasta memberikan pengertian produksi merupakan pengubahan materi baku dari sumber-sumber hingga menjadi hasil yang dimaksudkan oleh pelanggan atau konsumen. Hasilnya bisa berupa materi ataupun jasa. produksi adalah proses yang merubah sumberdaya yang langka menjadi materi serta jasa yang berguna. Produksi ialah aktifitas perusahaan atau produsen guna menciptakan materi atau jasa serta bahan-bahan atau sumber-sumber factor produksi serta bertujuan untuk dijual kembali. Pandangan produksi dapat dilihat dari beberapa bagian :
Pandangan produksi menurut sempit ialah perbuatan aktifitas setiap mahluk guna menciptakan suatu materi atau merubah suatu materi menjadi materi yang lain.
Pandangan produksi menurut luas ialah merupakan segala perbuatan atau aktifitas makhluk baik secara langsung maupun tidak langsung yang diperuntukkan guna menambah atau mempertinggi nilai serta manfaat suatu barang untuk mencukupi kebutuhan manusia.
Pandangan produksi menurut umum idalah merupakan segala aktifitas atau kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan benda-benda saja namun dapat juga membuat atau menghasilkan jasa pelayanan, semisal kegiatan pertunjukkan, penggarapan buku-buku novel, serta pelayanan jasa telekomunikasi.
Produksi menjadi system dan proses, ialah menjadi system merupakan bahwa ada hubungan yang saling memberikan pengaruh serta mempengaruhi antara factor produksi yang satu dengan yang lainnya. Produksi merupakan proses berate bahwa produksi dilaksanakan melalui tahap demi tahap secara berkesinambungan.
Pandangan produksi menurut ekonomis, iaalah mengacu pada aktifitas yang berhubungan dengan usaha menghasilkan dan peningkatan daya kegunaan atau ulititas suatu materi dan jasa.
Konsep produksi
Bagi langganan dan konsumen akan labih merespon atau lebih menyukai suatu produk bilamana barang tersebut ada dan tersaji dibanyak lokasi atau dimana-mana dan harganya relihat murah sesuai dengan kekuatan pelanggan atau konsumen. Maka bisa disimpulkan bahwa konsep pemasaran ini berorientasi pada produksi dan memaksimalkan produk tersebut secara maksimal serta memaksimalkan jangkauan penyampaian produk tersebut kepada msyarakat luas. Jadi suatu perusahaan tersebut harus berorientasi pada pemaksimalan ketersediaan materi dan atau jasa hingga pelanggan atau konsumen dapat mendapatkan bateri atau jasa yang dihidangkan dari perusahaan tersebut secara mudah serta efisien.
Prinsip kegiatan produksi menurut islam
Aktifitas produksi memiliki beberapa prinsip, prinsip produksi dilihat dari sudut pandang Islam adalah:
Memperhatikan akan nilai serta moral.
Aktifitas mengorganisir factor produksi, proses produksi sehingga pemasaran serta pelayanan kepada pelanggan ataau konsumen wajib mengikuti kepribadian islam. Penciptaan materi dan jasa yang dapat menghancurkan kepribadian serta menurunkan manusia dari norma-norma islam tidak akan dimanfaatan atau dipakai.
Memperhatikan kepada sosial kemasyarakatan.
Aktifitas produksi musti menjaga keseimbangan dan harmonisan dengan lingkungan sosial dan lingkungan hidup pada masyarakat skala yang lebih luas. Dan juga masyarakat memiliki hak untuk menikmati hasil produksi secara cukup serta bermutu. Untuk itu produksi bukan hanya melingkupi kepentingan tentang produsen saja namun juga masyarakat secara menyeluruh. Pemerataan guna dan keuntungan produksi untuk keseluruhan seluruh orang, dilaksanakan dengan cara yang bagus serta efektif.
Menjauhi keburukan.
Permasalah ekonomi hadir bukan karena adanya kekurangan sumberdaya guna mencukupi kebutuhan manusia saja, akan tetapi tetapi juga dikarenakan oleh keseganan serta pelalaian terhadap seluruh anugrah Allah, berupa sumber daya alam maupun manusia. Sikap tersebut dalam al-Quran sering disebut sebagai keburukan atau penolakan kepada nikmat Allah. Hal ini dapat membawa dorongan bahwa prinsip produksi bukan hanya sekedar ketepatan atau efisiensi, tetapi juga memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam kerangka pengabdian manusia Terhadap Penciptanya.
Guna materi yang diproduksi
Guna materi yang dihasilkan atau output. Berdasarkan kegunaan yang dihasilkan proses produksi dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda menurut bagaimana manfaat yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut aktifitas atau kegunaan dibagi menjadi beberapa manfaat adalah:
Manfaat utama (primary utility)
Manfaat utama dapat terjadi apabila aktifitas yang dilakukan perusahaan mencerminkan aktifitas yang bergerak dibidang pengambilan dan penyediaan materi-materi atau hasil-hasil dari sumber yang telah tersedia oleh alam contohnya: perusahaan minyak dan gas, dan lain-lain.
Manfaat wujud (from utility)
Proses produksi yang menghasilkan guna wujud ialah meuble. Proses produksi ini terjadi setelah manfaat utama dilakukan selanjutnya baru dilakukan proses setelahnya guna menghasilkan guna yang lebih bermanfaat lagi.
Manfaat masa (time utility)
Manfaat masa dihubungkan dengan peningkatan nilai materi yang memiliki selisih masa atau waktu contohnya disimpan dipergudangan (beras) setelah harga-harga naik maka beras yang tidak habis pada kurun waktu turunnya harga karena waktu berjalan terus menghasilkan nilai beras tersebut beranjak naik.
Manfaat lokasi (place utility)
Manfaat lokasi bisa kita lihat pada perusahaan transportasi perusahaan apakah itu kapal laut, kendaraan, truk maupun transportasi udara dapat menyebakan bertambahnya guna materi yang dipindahkan tersebut. misal hasi-hasil meuble yang dibawa ke luar negeri.
Manfaat milik
Manfaat milik merupakan usaha guna mengalihkan materi dari hak kepmilikan orang yang satu ke orang yang lain. misal tengkulak, kios, pedagang, distributor, makelar dan lain sebagainya.
Tujuan aktifitas produksi,
Kita bisa melihat bahwa bila tidak ada aktifitas produksi, kebutuhan manusia yang bermasam-macam itu dapat sulit ditunaikan adapun bisa dicukupi, kuantitas dan kualitas pada pemuas kebutuhan tersebut termasuk sangat sedikit. Tanpa adanya aktifitas produksi, stanndar kehidupan manusia bisa sedikit. Tujuan umum adaalah mncukupi keperluan manusia untuk menggapai kejayaan. Kejayaan tergapai bila tersedia materi atau jasa dalam kapasitas yang terpenuhi. aktifitas produksi memiliki tujuan adalah untuk:
Menciptakan materi atau barang dan jasa
Mengembangkan nilai fungsi materi atau barang dan jasa
Mengembangkan kejayaan manusia
Mengembangkan laba
Memperbanyak lowongan usaha
Mengatur kesinambungan usaha dengan perusahaan.
Asas dalam proses produksi
Perkembangan teknologi tidak dapat dibendung atau dihindari, namun yang dapat dilakukan adalah mengadopsinya dan mengikuti perkembangannya agar tidak tertinggal dalam pesaingan. Teknologi diciptakan sebenarnya untuk mempermudah kegiatan dan aktifitas manusia, menjadi lebih efisien dan tepat waktu serta mampu menghemat biaya. Dalam upaya melakukan pelayanan kepada user atau pelanggan, kehadiran teknologi menjadi semakin penting, karena dengan teknologi akan tercipta kemudahan, kecepatan akurasi tindakan, penghematan, akuntabilitas, dan efektifitas. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, peran teknologi tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pelayanan. Guna melengkapi dan menyerpurnakan pelayanan kepada pelanggan, ada tiga asas utama yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Asas manfaat
Costumer membutuhkan suatu pelayanan yang mampu membawa manfaat bagi dirinya, usahanya, keluarganya, kolegadan rekan. Sehingga dalam melakukan pelayanan tidak dapat hanya memberikan janji namun harus diikuti oleh sebuah upaya atau tindakan nyata sehingga janji tersebut dapat diwujudkan kepada konsumen atau pelanggan. Dan yang diberikan kepada konsumen bukan sesuatu yang mengada-ada, namun merupakan sebuah karya atau inovasi atau tindakan untuk benar-benar memuaskan keinginan konsumen dalam membutuhkan sesuatu sesuai yang diminta atau yang diminatinya.
Asas layanan
Setiap konsumen senantiasa menginginkan produk yang handal dan mampu memberikan kebahagiaan hidup baginya, untuk itu bagi setiap perusahaan, memberikan produk yang bagus saja tidak cukup, namun harus diikuti oleh sebuah teransfer knowledge yang memadai dan tepat dalam waktu, tenaga, tempat dan pikiran kepada customer dalam rangka penyempurnaan proses penggunaan produk dan pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh pengguna otomotif, menginginkan ban mobil yang bagus, aman, dan nyaman digunakan pada kendaraan yang mereka gunakan. Kewajiban perusahaan adalah menyediakan produk ban yang diminta tersebut secara baik dan cepat. Sehingga pada saat ban tersebut dibutuhkan, perusahaan benar-benar mampu memberikan dan menyediakan. Seorang pasien yang hendak berobat kerumah sakit menginginkan sebuah kesembuhan yang diharapkan, pihak rumah sakit harus mampu mengkoordinasikan pasien dalam kurung waktu tertentu untuk pulih sedia kala, melalui proses pengobatan dengan metode tertentu. Ini merupakan fungsi perusahaan dalam system manajemen operasi dapat berjalan sesuai fungsinya. Seorang penjait harus mampu merubah bahan baku kain menjadi busana yang sesuai dengan yang diminta pelanggan, pada saat digunakan, busana tersebut mampu memberikan rasa sengang dan bahagia bagi pemiliknya. Bukan hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan menjait busana saja, namun busana tersebut harus mampu menciptakan daya guna bagi pemiliknya. Ini berati penjait tersebut telah bekerja dan berfungsi sesuai profesinya.
Asas tindak lanjut
Jika pelanggan melakukan klaim kepada perusahaan, maka harus ditindak lanjuti sesuai apa yang diinginkan pelanggan, perusahaan melalui SDM yang dimilikinya dituntut untuk mampu bekinerja agar apa yang diminta oleh telah diklaimkan oleh pelanggan dapat terwujud dan dipenuhi dengan baik. Yang sering terjadi, perusahaan malah berusaha menghindar dengan dalil yang tidak logis, sehingga pelanggan akan menderita kerugian secara moril dan materil karena klaimnya tidak dapat dipenuhi. Jelas ini merupakan kelakuan yang tidak pantas serta tidak memiliki tanggung jawab. Melayani pelanggan membutuhkan sebuah keberania, ketulusan, keiklasan, keseriusan, dan kesabaran. Ini merupakan fungsi dalam menciptakan kualitas yang bersifat intangible karena tidak tampak dipermukaan.
Keputusan produksi
Produksi sayogyanya adalah suatu rangkaian aktifitas dari ekonomi yang tidak dapat dibagi dari kegiatan ekonomi lainnya yaitu, konsumsi serta distribusi. semuanya saling berpengaruh satu dengan yang lain, dan wajib diakui bahwa produksi adalah titik sumber dari aktifitas ekonomi. Tidak akan ada pemakaian bila tidak produksi, karena hasil produksi merupakan sesuatu yang bisa dinikmati. Apaila dilihat dari perspektif ekonomi umum atau konvensional umumnya produksi dapat dilihat dari beberapa macam ialah apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya dan untuk siapa materi da jasa diproduksi. Bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas ialah cara perspektif dapat memastikan bahwa aktifitas produksi sudah mampu layak untuk mencapai skala ekonomi. pada berproduksi tadi, ekonomi konvensional meletakkan tenaga kerja sebagai salah satu dari empat factor produksi, bahwa ketiga produksi yanglain ialah sumber daya alam, modal, serta skill. Produsen dalam melaksanakan kegiatan produksi menentukan keputusan-keputusan yang harus diambil pada jangka pendek serta jangka Panjang.
Keputusan jangka pendek yang wajib ditentukan berkenaan dengan Three Fundamental and Interdependent Economic Problems yaitu:
What commodites shall be produced and in what quantities? Materi-materi apa yang akan dibuat dan seberapa banyak? Ada bermacam-macam kemungkinan barang yang diciptakan oleh setiap produsen serta produsen wajib memilih satu atau sejumlah diantaranya.
How shall goods be produced? Dengan cara bagaimanakah barang-barang itu diciptakan? maksudnya siapa yang akan menciptakan, dengan sumberdaya apa barang akan diciptakan dan dengan teknologi yang bagaimanakah materi-materi tersebut diciptakan. Maksud produsen pada lazimnya ialah memaksimalkan laba. tetapi petani individu terkadang memiliki tujuan yang unik contohnya mempunyai seperangkat mesin serta lain sebagainya. Sehubungan dengan perkara itu maka produsen harus memahami bagaimana cara menciptakan materi dan atau jasa atau pemilahan proses produksi yang pas dari beberapa pilihan yang tersedia.
For whom shall goods be produced? Untuk siapa barang-barang yang diciptakan itu nantinya? Siapakah yang akan dan dapat memakai dan mendapatkan kegunaan dari pada diciptakannya barang-barang tersebut? Bagaimana barang tersebut disalurkan kepada konsumen masyarakat?.
Keputusan-keputusan pada jangka panjang yang musti ditentukan adalah:
Jumalah maksimal pemakaian input dan output yang diciptakan produsen wajib memutuskan berapa alokasi factor produksi yang maksimal guna produksi baran serta jasa.
Berapa lama masa produksi dan kuantitas pemodalan. aktifitas produksi membutuhkan pemodalan guna pembelian factor produksi. Proses produksi membutuhkan masa guna menghasilkan produk.
Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi yaitu sumber daya ialah barang-barang yang disiapkan oleh alam atau diproduksikan oleh manusia yang dapat dipakai sebagai memenciptakan barang-barang serta jasa-jasa, factor-faktor produksi yang ada pada perekonomian akan menilai sampai dimana suatu negara bisa menciptakan barang dan jasa. Menurut Debertin faktor produksi dilihat dari sudut pandang konsep masa dibagi menjadi beberapa kelompok;
Jangka Panjang (the loung run).yaitu masa yang relatif panjang dimana seluruh faktor produksi pada fungsi produksi bisa digolongkan faktor produksi variabel
Jangka menengah (the intermediate run) yaitu jangka relative Panjang dimana banyak akan tetapi tidak seluruh faktor produksi ialah faktor produksi variabel.
Jangka pendek (the short run) adalah masa dimana relatif Panjang masa dimana sebagian kecil faktor produksi ialah faktor produksi variabel.
Jangka sangat pendek (the very short run) yaitu memperlihatkan jangka masa yang sangat singkat dimana tidak ada satupun faktorproduksi yang variabel.
Sedangkang faktor produksi dikelompokkan menjadi beberapa kelompok;
Tanah atau alam
Faktor produksi alam atau tanah (land) maupun sumber daya alam (natural resources) ialah segala perkara yang dapat dipakai sebagai aktifitas produksi yang bersumber dari atau disimpan oleh alam adalah;
Tanah dan semua yang hidup diatasnya dan yang ada didalamnya missal barang-barang hasil tambang beripa emas,minyak danlain sebagainya.
Tenaga air sebagai pengairan, pembangkit tenaga listrik, serta lain sebagainya.
Kondisi Iklim, kondisi cuaca, kondisi curah hujan, kecepatan arus angin, dan masih banyak lagi.
Batu-batuan, pasir, flora, dan pohon-pohonan.
binatang serta mineral, baik yang bersumber dari darat maupun laut serta masih banyak lagi.
Lokasi pertanian bisa dibandingkan dengan tanah pertanian, bila lahan pertanian ialah tanah yang dipersiapkan guna pengoprasian tani maka tanah pertanian ialah tanah yang belum tentu digunakan sebagai usaha pertanian. Dengan seperti itu luas tanah pertanian pasti lebih luas lanah pertanian. Barometer yang dipakai sebagai menentukan luas lahan pertanian tidak sama, satuan yang dipakai sebagai menunjukkan luas lahan pertanian yaitu hektar mempunyai symbol ha berkisar luas lahan 10000 m, ru, bata, jengkal, patok, bahu berkisar antara 7000 m, dan masih banyak lagi. Tingkatan tanah akan berbeda dikarenakan tingkat kesuburan tanah, likasi, topografi, keadaan lahan, serta factor lingkungan. Kepunyaan faktor produksi tanah dimasyarakat berbeda. Sumber kepunyaan berbeda-beda yaitu dibeli, disewa, disekap, pemberian dari negara, warisan dari pewaris, sakaf, serta masih banyak lagi. Status kepunyaan tanah pertanian memperlihatkan hubungan tanah pertanian dan pengelola atau pemiliknya. Status kepunyaan tanah pertanian berbeda-beda yaitu:
Tanak milik yaitu dimana mempunyai ciri bebas digunakan dan manfaakan oleh pemiliknya, boleh diperjual belikan, serta pemilik mempunyai tanggung jawab hukum kepada tanah tersebut semisal mempunyai keawajiban untuk membayar pajak.
Tanah sewa ialah tanah yang disewakan yang punya tanah ke pihak lain (mempunyai kewajiban membayar harga sewa) untuk kegunaan pertanian.
Tanah sakap ialah tanah milik orang lain yang atas nama kesepakatan pemiliknya difungsikan oleh pihak lain (mempunyai kewajiban membagi hasil).
Tabah pinjaman ialah tanah yang dipinjam oleh orang tertentu dari pemiliknya yang mana peminjam tidak memiliki kewajiban kepada pemiliknya.
Tanah kepmilikan negara yang dipakai sendiri oleh masyarakat. Pada lazimnya pada wilayah hutan dimana terletak hak dan ulaya.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja ialah seluruh yang bersedia serta sanggup bekerja. kelompok ini menyelimuti yang berkerja untuk keperluan sendiri, baik anggota-anggota keluarga yang tidak mendapat bayaran berupa uang ataupun mereka yang bekerja guna gaji serta bayaran upah. Dan yang menganggur, akan tetapi sebetulnya mau serta mampu untuk bekerja. Faktor produksi tenaga kerja (labour) ialah setiap kegiatan yang dicurahkan sebagian atau semua kemampuan jasmani serta rohani yang dimiliki seseorang serta atau kesanggupan fisik tenak dan mesin yang dipakai sebagai aktifitas produksi barang atau jasa.
Macam-macam tenaga kerja pada aktifitas pertanian idalah
Tenaga kerja manusia
Tenaga kerja manusia yang diperlukan guna aktifitas pertanian bermula dari dalam dan dari luar keluarga. Tenaga kerja manusia yang bersumber dari dalam keluarga contohnya ayah, ibu, anak serta saudara, sedangkan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga diperolehkan dengan cara mengasih gaji atau imbalan, gotong-royong atau tolong-menolong sesama para petani, serta arisan tenaga kerja.
Tenaga ternak
Tenaga ternak kadang-kadang diperlukan pada aktifitas usaha tani guna menunjang usaha manusia ataupun untuk tenaga kerja utama, contoh sapi atau kerbau digunakan sebagai alat membajak lahan persawahan.
Tenga mesin
Pemakaian mesin akan dapat meningkatkan pemaksimalan dan afektifitas bekerja. Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi mengakibatan semakin bermacam-macam mesin yang digunakan sebagai aktifitas pertanian. misal mesin pengolahan lahan pertanian (hand tractor), penmindai hasil panen, dan pengolahan hasil panen. serta pengolah hasil panen sekarang ini keberadaan mesin sangat perlu guna meningkatkan nilai kualitas jual hasil pertanian.
Pada faktor produksi tenaga kerja ini hampir unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dipunyai tenaga kerja, oleh sebab itu, tenaga kerja bisa digolongkan berdasarkan mutu (kemampuan serta kehandalan) dan menurut sifat kerjanya.
Tenaga kerja berdasarkan mutu tenaga kerja
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang membutuhkan pendidikan tertentu agar mempunyai kehandalan dibidangnya. misal ilmuan, guru, tokoh agama, dan ahli hukum.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang membutuhkan kursus atau belajar bidang ketrampilan khusus supaya terampil dibidangnya. misal tukang tenun, jahit, tukang las, dan tukang sablon.
Tenaga kerja bukan terdidik serta bukan terlatih adalah tenaga kerja yang tanpa melalui pendidikan serta latihan. misalnya tukang sampah, kuli pikul dan panggul, atau pekerjaan-pekerjaan lain yang tanpa membutuhkan Pendidikan serta keterampilan.
Tenaga kerja dilihat dari sudut pandang sifat kerjanya
Tenaga kerja rohani, merupakan tenaga kerja yang memakai pikiran, rasa, serta karsa, misalnya guru, tukang editor, pekerja konsultan, serta pengacara.
Tenaga kerja jasmani, merupakan tenaga kerja yang memakai kekuatan fisik untuk aktifitas produksi, misalnya pekerja las, jasa antar becak, serta sopir.
Keperluan tenaga kerja untuk kegiatan pertanian dipengaruhi dari
Jenis dari usaha
Jenis dari usaha menentukan total tenaga kerja yang diperlukan. contohnya keperluan tenaga kerja untuk kegiatan pertanian akan tidak sama dengan kegiatan pemasaran panen pertanian.
Jenis dari komuditas
Keperluan tenaga kerja guna kegiatan tani suatu komuditi menjadi berbeda dengan usaha komuditi lain.
Tungkat dari pengusahaan
Semakin terpadu pengelolaaan usaha maka yang dihasilkan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
Kondisi dari lingkungan
Aktifitas pertanian sangat tergantung keadaan lingkungan baik fisik, biologi, sosial budaya. contohnya aktifitas usaha tani yang berada di perkotaan akan berbeda keperluanan tenaga kerja dengan aktifitas usaha tani yang berada di kawasan pedesaan.
Tingkat teknologi
Pada lazimnya aktifitas peranian yang menggunakan teknologi tinggi memerlukan lebih sedikit tenaga kerja manusia bila dibandingkan dengan aktifitas pertanian dengan menggunakan teknologi yang rendah.
Kualitas tenaga kerja
Seluruh pekerjaan memerlukan tenaga kerja dengan skill atau spesialisasi yang tertentu pada bidangnya.
Jenis kelamin
Pemakaian tenaga kerja laki-laki dan perempuan terkadang berbeda berdasarkan jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
Musim
Kegiatan pada produksi pertanian sangat dipengaruhi dari musim, mengakibatkan tenaga kerja musiman sangat diperlukan saat waktu-waktu tertentu saja.
Upah tenaga kerja
Balas jasa guna penggunaan tenaga kerja manusia ialah upah (wage), gaji (salary), dan royalty (pembayaran atas paten, paten ialah hak di lapangan ilmu hukum.
Modal
Faktor produksi berupa modal (capital) ialah segala jenis barang dan jasa yang bersamaan pada faktor produksi lain menciptakan barang atau jasa baru atau menunjang aktifitas produksi barang serta jasa baru. Modal terkadang sebagai alat-alat produksi yang diciptakan oleh factor produksi alam dan tenaga kerja. terkadang modal juga disebut barang-barang investasi serta modal seperti itu terdiri dari mesin-mesin, peralatan, bangunan, dll. Semua modal atau barang investasi atau barang modal rill (rill capital goods). Definisi barang sebagai factor produksi ialah merupakan barang modal rill serta barang modal uang (mony capital). Factor produksi berupa barang yang dihasilkan manusia akan diperuntukkan sebagai memproduksi barang-barang dan jasa yang mereka perlukan misalnya bangunan pabrik, mesin-mesin serta peralatan pabrik, alat-alat angkutan dan lain-lain. Setiap saat ada stok barang-barang yang ditempatkan digudang-gudang atau toko-toko dan sudah layak dan siap untuk dijual, seluruhnya bahan-bahan mentah serta barang-barang selesai yang ada pada persediaan tadi disebut stok (inventori). Pada kegiatan produksi pertanian, modal dikelompokkan berdasarkan sifatnya menjadi:
Modal bergerak
Modal bergerak ialah biaya yang dikeluarkan pada kegiatan proses produksi serta habis pada satu kali proses produksi saat itu, contoh biaya pembelian benih, dan lain-lain sebagainya.
Modal tetap
Modal tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pada proses produksi yang tidak habis pada kurun waktu satu periode tersebut contoh tanah, Jenis modal ini membutuhkan pemeliharaan dan nilainya dapat mengecil hal ini berlaku padakurun masa yang relative pendek (short term) serta tidak berlaku pada jangka panjang (long term).
Pada aktifitas usaha tani yang inginkan dengan modal ialah Tanah, Bangunan-bangunan berupa Gedung, kendang, lantai jemur, pabrik, dan lain-lain, Alat-alat pertanian berupa traktor, luku, garu, semprotan, pacul, arit, dan lain-lain).Tanaman, ternak, serta ikan dalam kolam. Bahan-bahan pertanian berupa pupuk, bibit, obat-obatan, dan lain sebagainya. Jika dimungkinkan mempunyai piutang bank serta uang kesh atau tunai.
Keahlian (skill)
Adanya sumber daya alam, dan tenaga kerja, serta modal belum menjamin untuk kegiatan produksi bisa berlangsung, dibutuhkan faktor produksi ke 4 yang mengontrol pemakaian factor produksi tersebut. Faktor produksi keahlian atau skill atau kecakapan tatalaksana atau kewiraswastaan (entrepreneurshit) merupakan keahlian atau kecakapan tatalaksana atau kewiraswastaan yang berperan untuk mengatur faktor produksi tanah, tenaga kerja serta modal, pada aktifitas produksi barang serta jasa. Skills mencakup managerial skills atau entrepreneurial, technological skills, dan organizational skills. kecakapan manajerial besama-sama dengan keahlian mengaplikasikan manajemen untuk aktifitas produksi barang maupun jasa. kecakapan produksi akan menghantarkan pada upaya memaksimalkan produksi dengan tingkat pemakaian factor produksi sama. Kecakapan berorganisasi adalah kemampuan guna menghadapi dinamika hubungan kelembagaan yang berterkaitan dengan usaha kegiatan produksi. Ketiga faktor produksi yang lain bisa disentuh, dipandang dan dijumlah atau diukur. Faktor produksi keahlian tidak bisa disentuh tetapi sangat menentukan kesuksesan aktifitas produksi. Faktor produksi kecakapan dibutuhkan guna mengelola tiga faktor produksi lainnya adalah tanah, tenaga kerja dan modal supaya berfungsi maksimal dalam aktifitas produksi barang maupun jasa. Faktor produksi kecakapan memiliki tugas menjamin berlangsungnya kegiatan proses produksi menggunakan cara mengatur pemakaian faktor produksi yang lain. Definisi skills mencakup;
Managerial skills atau entrepreneurial skills, keahlian guna mempergunakan lowongan-lowongan yang ada dengan sebagus-bagusnya.
Technological skills, berhubungan dengan kecakapan yang tertentu bersifat ekonomi teknis yang dibutuhkan guna aktifitas ekonomi serta produksi.
Organizational skills, kecerdasan guna mengendalikan berbagai usaha. Hal ini berkenaan dengan hal-hal pada lingkungan sebuah perusahaan termasuk hal-hal interen yang berada dari perusahaan ataupun dengan aktifitas-aktifitas pada rangka masyarakat misalnya usaha menyusun koprasi, bank-bank dan lain sebagainya.
Proses produksi
Proses produksi merupakan serangkaian kegiatan yang melingkupe semua tahapan aktifitas produksi barang maupun jasa dari awal hingga sampai akhir merupakan produk yang dihasilkan. misalnya proses produksi yaitu pengadaan sarana produksi, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengololahan, serta pemasaran. Hasil akhir pada proses produksi yang dilaksanakan produsen ialah barang ataupun jasa yang dinamakan dengan produk (output). dalam bidang kegiatan pertanian, jumlah produk yang didapatkan tiap satuan luas lahan dinamakan hasil. Sementara itu produk yang didapatkan dari suatu lokasi selama periode masa tertentu dinamakan produksi. Penetapan masa jangka panjang serta pendek tidak dilandaskan pada masa kalender, akan tapi berdasarkan keputusan-keputusan yang dibikin pada tiap-tiap periode. Periode masa akan berbeda-bedadari satu produsen dengan produsen yang lain. Produsen merupakan perorangan tau perusahaan atau kelompok atau industri yang memakai faktor produksi (in put) guna melakukan aktifitas produksi barang maupun jasa (out put). Istilah perusahaan berpatokan pada badan usaha yang memakai in put guna memproduksi out put. Industri merupakan kecakapan dari perusahaan-perusahaan yang menciptakan barang maupun jasa yang sama atau sejenis pada suatu pasar.
Fungsi produksi
Dari aturan ekonomi, pada proses kegiatan produksi mempunyai tumpuan cara yang dikatakan fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan suatu faktor atau persamaan yang melihatkan hubungan fisik atau teknis antara total faktor-faktor produksi yang dipakai dalam total produk yang diciptakan per satuan waktu, tanpa menunjukkan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi ataupun harga produk. Hasil produksi (output) yang diciptakan oleh produsen antara lain dipengaruhi oleh total faktor produksi (input) yang dipakai. Menurut Beattie dan Taylor mendefinisikan fungsi produk suatu deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai macam kalua-kalau produksi teknis yang ditemui oleh suatu perusahaan. Fungsi produksi (production fungcition) merupakan suatu fungsi yang mencermin hubungan fisik atau teknis antara jumlah penggunaan input dan jumlah output yang diciptakan. Fungsi produksi memperlihatkan hubungan teknis yang mengganti faktor produksi sumberdaya membentuk produk komuditi. Fungsi produksi adalah persamaan matematik yang menceritakan berbagai kemungkinan produksi yang bisa didapatkan dari satu set faktor produksi husus pada suatu waktu husus dan pada tingkat teknologi husus pula. guna melihat biaya produksi dan penawaran suatu barang, yang pertama kali harus dimengerti ialah prinsip produksi suatu perusahaan. Prinsip produksi pada hukum ekonomi mikro dapat dipakai untuk mendapatkan besarnya ongkos serta penawarannya dan juga melandasi penentuan harga dan jumlah tenaga kerja, alokasi, sumber-sumber serta penyaluran produksi. teori produksi sebagaimana teori prilaku konsumen adalah teori pemilihan atas berbagai alternatip yang tersedia. pada hal ini keputusan yang dipilih oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas pilihan tersebut. Produsen mencoba mengoptimalkan produksi yang bisa dicapai pada suatu kendala ongkos tertentu supaya dapat dihasilakan profit atau keuntungan yang optimal.
Fungsi produksi adalah hubungan antara input dengan output. contohnya, produsen membuat baju koko. Dalam fungsi produksi, baju koko itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. bila salah satu komponennya dirubah, maka hasilnya juga akan berubah, namun apabila output dapat tetap sama bila perubahan suatu komposisi dapat diganti dengan komponen yang lain. Contohnya penurunan jumlah mesin dirubah menggunakan penambahan tenaga kerja.
Berdasarkan symbol matematis faktor produksi digambarkan sebagai : Q = F(K, L, R, T, S) mempunyai arti :
Q dari kata Quality mempunyai arti symbol hasil produksi atau tingkat output
F dari kata Function mempunyai arti faktor produksi
K dari kata Kapital mempunyai arti modal
L dari kata Labour mempunyai arti tenaga kerja
R dari kata Resource mempunyai arti sumber daya
T dari kata Tecnology mempunyai arti teknologi
S dari kata Skill mempunyai arti keterampilan
Fungsi produksi ini menentukan perekaman profil optimum dikarenakan keterkaitan teknologi dan pasar dimana ini dapat mempengaruhi ongkos produksi, output yang diciptakan dan harga jual output. Pengusaha lazimnya bisa melaksanakan perubahan atau variasi dalam pemakaian proporsi input guna menciptakan suatu output husus, keluwesan atau bisa disebut dengan fleksibilitas ini menghasilkan adanya bermacam-macam kemungkinan macam hubungan antara input dan output. input-output dapat saling mengganti (substansi) pada saat memproduksi suatu output tertentu dengan menambahkan ataupun mengurangi pemakaian inputnya produsen bisa menambahkan atau mengurangi outputnya. Hubungan antara input dengan output yang menjadi watak atau ciri dari fungsi produksi suatu perusahaan tergantung dimana pada teknik produksi yang dipakai. Pada lazimnya, semakin maju teknologi yang dipakai maka akan semakin memaksimlkan output yang bisa diproduksikan dengan suatu jumlah input husus.
Fungsi produksi memperlihatkan total output optimum yang dapat diciptakan dari suatu pencampuran input dalam jangka masa tertentu. Kombinasi input berpatokan kepada jumlah masing-masing input yang dipakai dalam menciptakan input suatu tingkat produksi dari output bersangkutan. contoh guna menciptakan satu ton kacang oven,perusahaan kacang kelinci biasanya memerlukan dua orang tenaga kerja, lima jam kerja mesin, serta satu ton kacang tanah. campuran input ini memperlihatkan suatu tingkat teknologi tertentu maksudnya pencampuran input dapat berubah guna menciptakan total output yang sama apabila jika terjadi perubahan pada teknologi. Dengan istilah lain, perubahan teknologi mengartikan perubahan pada pencampuran input yang dipakai. Dengan teknologi moderen, kacang kelinci saat ini bisa menciptakan satu ton kacang oven dengan memerlukan hanya satu orang tenaga kerja, tiga jam kerja mesin serta satu ton kacang tanah. guna keperluan analisis teknologi tidak dimasukkan tetap guna suatu periode produksi. Fungsi produksi juga bisa dilihat subagai hubungan teknis yang memperlihatkan proses dimana input dipakai secara efisienuntuk menciptakan output yang berupa barang maupun jasa. Arti hubungan teknis dipakai sebagai melihat pada aspek kuantitas dari input dan output. Artinya fungsi produksi hanya memperlihatkan total input yang dipakai guna menciptakan sejumlah output tertentu. Jadi fungsi produksi tidak nunjukkan kualitas dari input dan output.
Geomembran
Pengertian geomembrane
Geomembrane merupakan suatu membrane permability sintetis yang direntangkan atau diperuntuk kanuntuk penghalang yang dipakai dengan menggunakan bahan polymer untuk memisahkan dan mengecek baik cairan ataupun gas dan migras keduanya. Wujud geomembrane berwujud lembaran yang dibuat dari bahan HDPE (High Density Poly Ethylene) serta memiliki tingkat intermeabilytas yang sangat bagu dan sangat homogen mempunyai fungsi untuk lapis kedap air (impermeable linier). Selain memiliki impermeabilytas yang bagu, keunggulan lain barang ini sangat kuat terhadap sinar matahari serta bahan kimia yang bahaya akibatnya terhindar dari perusakan baik bermuara dari tanah maupun dari sumber perusakan lainnya.
ragam Geomembrane
dilihat dari ketebalan geomembrane yang ada dalam berbagai ketebalan antara mulai dari 0,1 hingga 5,0 mm
menurut Suandres dan Bauer bahwa terdapat dua macam Geomembran yaitu:
LDPE (Low Density Polyethylene) adalah poliethilen kerapatan yang sedikit yang dibuat dari molekul etilen bercabang.
HDPE (High Density Poly Ethylene) adalah politilen dengan kerapatan yang banyak dimana terbuat dari rangkaian ethilen tanpa cabang sedangkan ciri-ciri dari HDPE yaitu kuat terhadap bahan kimia, asam tinggi, mikroorganisme yang bisa menghancurkan hasil tambak dan limbah, oleh karena itu bahan ini sangat cocok untuk digunakan suntuk pelindung air dan tanah dari berbagai macam tanah. Geomembrane bisa diterapkan pada tempat pemukiman yang berliuk-liuk dan bisa mengikuti kontur tanah yang belum rata contoh kolam dan perbukitan.
Geomembran yang diterapkan dalam tempat hidup geoteknik transportasi antara lain seperti
Untuk tempat untuk air siap minum (portable water)
Untuk tempat persediaan air
Untuk tempat cairan pembuangan atau limbah (sewage sludge)
Untuk tempat cairan berbahaya tau yang terdapat radio aktif
Untuk tempat penyimpanan air dibawah tanah
Untuk tempat solar ponds
Dilentangkan sebagai industry pertanian
Dilentangkan sebagai lapangan golf
Untuk kebutuhan guna penciptaan decorative ataupun penciptaan pond
Dilentangkan guna penciptaan kanal air, limbah cair, serta sungai kecil
Guna tambak udang, ikan serta industry kalautan
Guna landfill biogas, pond limbah sawit dan sebaginya.
Keunggulan serta Kekurangan Geomembran
Keunggulan
Dapat Tahan terhadap cairan kimia
Daya kuat terhadap elongasi atau kemuluran efek deformasi tanah bawah
Kuat terhadap ratak atau pecah serta tahan paparan dari sinar matahari
Indek leleh yang relative tinggi
Dapat dicampurkan dengan berbagai gambar struktur
Kekurangan Geomembrane mudah terhadap kerusakan fisik efek penetrasi barang tajam misal batu atau krikil, api serta kelalaian instalasi atau perawatan efek dari alat berat seperti stamper, compactor, dan lain sebagainya. Kehancuran ini bisa menyebabkan lubang da sobek pada tempat-tempat tertentu dimana lebih dari 75% disebabkan dari tekanan benda diatasnya. Hal ini bisa diantisipasi dengan memberikan lapisan penjaga yang cocok dan tebal, ditambahkan plat, dan lain sebagainya. Dan juga geomembrane mempunyai kekurangan seperti harganya relative lebih mahal.
Adapun alasan menciptakan produk berkualitas dengan menggunaka geomembrane, dikarenakan pemakaian Geomembran dalam pertanian garam mempunyai beberapa kelebihan.
Menurut Yuliana Ulfidatul Khoiriyah penggunaan geomembrane dalam pertanian memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan
Mutu garam yang didapatkan lebih bagus dibandingkan hasil ciptaan yang tidak memakai teknologi geomembrane. mutu disini bersangkutan dengan besaran kristal-kristal yang diciptakan jauh lebih besar serta bersih.
Teknologi geomembrane menyerap panas lebih cepat dibandingkan dengan meja garam yang memakai alas tanah. akibatnyadapat mempercepat penambahan kepekatan kadar garam air.
Mempermudah kegiatan panen serta lebih gampang membersihkan sisa-sisa zat kotor yang menempel pada lapisan geomembrane.
Kekurangan pemakaian geomembrane dalam pertanian garam
Pmakaian teknologi geomembrane terhadap lapisan bawah permukaan meja garam gampang sobek diakibatkan alat-alat yang diperuntukkan dalam kegiatan proses panen garam. tapi hal ini juga tergantung pada ketebalan ukuran geomembrane yang dipakai.
kalau garam yang telah memasuki proses pengkristalan diarea yang memakai teknologi geomembrane tercampur air hujan akan menghancurkan dan tidak bisa dipergunakan lagi untuk proses penciptaan garam sehingga harus mengualang Kembali pada tahap produksi dari semula.
Penelitian Dahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang cocok dijadikan rujukan serta pembanding untuk penelitian ini adalah:
Skripsi Atka dengan judul Studi variasi model alas meja kristalisasi garam dengan penambahan material logam Mengetahui pengaruh penambahan material logam terhadap jumlah kalor yang dihasilkan pada variasi model alas meja kristalisasi. Memberikan informasi mengenai perbedaan laju evaporasi pada variasi model lading garam dengan penambahan material logam.
Yuliana Ulfidatul Khoiriyah jurnal studi manajemen dan bisnis vol. 6 (2) 2019 halaman 35-42. ISSN: 235-9643 (prin) 2460-3775(on-line) dengan judul peningkatan kualitas produksi garam menggunakan teknologi geomembrane studi kasus di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan provinsi Jawa Timur. Dengan hasil kesimpulan menunjukkan penggunaan teknologi geomembrane pada lapisan meja garam secara berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hasil produksi berupa kristal garam yang dihasilkan lebih bersih dsn kuslitas dalam satu kali panen lebih banyak dibandingkan dengan hasil panen lahan yang tidak menggunakan teknologi geomembrane.
Ainul Yaqin dan Setiani jurnal pamator vo. 10 nomer 1 april 2017 halaman 54-60 ISSN: 1829-7935 judul Karakteristik petani dan kelayakan finansial usaha tani garam secara tradisional dan teknologi geomembrane studi kasus di Desa Pangerengan Keamatan Pangerengan Kabupaten Sampang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani dan membandingkan tingkat kelayakan usaha petani garam yang menggunakan cara atau teknologi berbeda yaitu secara tradisional dan geomembrane. Dengan kesimpulan berdasarkan karakteristiknya, usaha tani garam dengan menggunakam geomembrane didominasioleh petani dengan usia yang lebih muda, Pendidikan yang lebih tinggi dan luas lahan yang lebih luas dibandingkan usaha tani garam tradisional. Produksi, biaya, dibandingkan penerimaan, pendapatan dan kelayakan finansial (R\C rasio) usaha garam dengan menggunakan geomembrane lebih besar dibandingkan usaha tani garam tradisional.
Rialistin Ufi Herlina, Mokh Rum jurnal agriscience vol. 3, nomer 1, juli 2022 ISSN: 2745-7427 dengan judul Faktor-faktor yang mempengarui keputusan petambak garam menggunakan teknologi geomembrane di Desa Pinggir Papas..
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini yang berjudul “(Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional Studi Kasus Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)” Akan memfokuskan pada tiga pokok permasalahan yaitu: pertama, tentang bagaimana metode produksi garam di Desa Kedungkarang. Kedua, bagamana metode penerapan geomembrane dalam pertanian garam di Desa Kedungkarang. Ketiga, bagaimana kualitas produksi dengan menggunakan metode geomembrane.
Kerangka Berpikir
Untuk lebih memperjelas tentang arah dan penelitian secara utuh maka perlu diuraikan alur dalam penelitian. Metode merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan sehingga tujuan yang dicapai lebih mudah. Maksud dari urian di bawah ini bahwa metode yang diterapkan dalam pertanian garam adalah metode geomembrane dengan cara mengganti metode tradisional yang semula menggunakan meja kristalisasi garam langsung dari tanah, sedangkan metode geomembrane dalam penerapannya melapisi tanah dengan media membrane sehingga air tidak terkontak langsung dengan tanah.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
PRODUKSIP
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapanganlangsung (field research) penelitian yang dilaksanakan pada lapangan yang akan diteliti (kancah) atau medan terbentuknya tanda-tanda, atau penelitian dengan peneliti turun langsung ke lokasi-lokasi yang akan diteliti. Penelitian lapangan atau studi kasus ialah studi yang mengeksplorasikan suatu masalah dengan batasan terperinci, mempunyai pengambilan data yang mendalam, dan menberikan sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang diamati berupa program, kejadian, kegiatan serta perorangan. Pada penelitian ini peneliti melaksanakan studi langsung ke lokasi guna mendapatkan data yang valid tentang Analisis Kualitas Produksi dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).
Setting Penelitian
Lokasi penelitian merupakan pada tambak petani garam menggunakan metode geomembrane di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Alasan memilih tempat ini ialah lebih dekat dengan tempat tinggal, gampang dijangkau serta murah biaya, serta peneliti ingin tau seberapa baik kualitas produksi dengan menggunakan geomembrane dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan juli sampai november 2022.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini memakai pendekatan normatif dan pendekatan sosiologis, sedangkan pendekatan normatif peneliti melaksanakan guna mengetahui adanya metode geomembran dalam pertanian garam (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak). adapun pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang menekankan pada pengetahuan hukum pada studi dan analisa empiris terhadap hubungan timbal balik antara hukum dengan tanda-tanda lainnya. Pada prihal ini terkait penelitian peneliti melaksanakan telaah pada metode geomembran dalam pertanian garam (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).
Sumber Data
Data Primer
Data primer merupakan data yang bersumber langsung dari sumber yang dihimpunan dengan cara sendiri dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang akan diteliti. Data primer yang dibutuhkan untuk penelitian ini didapatkan dari data yang diambil langsung dari subjek penelitian di lokasi adalah petani garam yang memggunakan metode geomembran yang ada di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Data Skunder
Data skunder merupakan data yang dipakai oleh kelompok yang bukan pengelolaannya, dan data skunder merupakan data yang lebih dulu dihimpun oleh orang diluar penyelidik walaupun yang dihimpun itu sesungguhnya data asli. Data skunder didapatkan dengan melalui studi kepustakaan yang dilaksanakan dengan cara meneliti teori yang cocok denga maslah penelitian misal buku-buku, jurnal, dan lain sebagainya.
Teknik Pengumpulan Data
guna mendapatkan data yang diperlukan pada menyusun penelitian ini metode yang dipakai adalah:
Wawancara
Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu, percakapan itu dilaksanakan oleh dua pihak. Mereka adalah pewawancara (interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai yang mengasih jawaban atas pertanyaan itu secara terstruktur. tujuan menbuatkan wawancara antara lain mengkonstruksi tentang orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian.
Wawancara ini dilaksanakan kepada masyarakat petani garam yang menggunakan metode geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yaitu Pak Abdul Syukur dan petani yang menggunakan metode geomembran lainnya, karena petani yang menjadi pelaku tersebut, wawancara dilaksanakan guna mencari tahu faktor apa yang menjadi alasan, latar belakang, serta bagaimana persepsi mereka dengan adanya metode geomembran dalam pertanian garam.
Observasi
Obsevasi memiliki arti sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik kepada yang terlihat pada obyek penelitian, observasi secara langsung dilaksanakan kepada obyek dilokasi terjadi atau berlangsungnya peristiwa, mengakibatkan obsevasi berada bersama obyek yang diselidikinya.
Cara ini biasanya digambarkan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika kejadian-kejadian yang diteliti. Kata observasi berupa diskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai kondisi lokasi, aktifitas manusia dan situasi sosial, serta kontek dimana kegiatan-kegiatanitu terlaksana. Data itu didapatkan berkat adanya penelitian dilokasi penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung. Observasi ini diperuntukan pada kehidupan petani garam dengan metode geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang memiliki artinya benda-benda tulis. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini guna memperkuat hasil penelitian dari hasil wawancara dan pengamatan. Dokumen ini berupa data-data yang berkaitan dengan petani garam yang menggunakan metode Geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Uji Keabsahan Data
Pada penelitian kualitatif, temuan atau data bisa dinyatakan benar apabila tidak mempunyai perbedaan di antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada obyek yang diteliti. Untuk dari itu dalam penelitian ini didunakan uji keabsahan data, yang diantaranya:
Uji Kredibilitas, uji ini dilaksanakan guna menghasilkan data yang dapat dipercaya kebenarannya, biasanya pada uji ini dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu:
Perpanjangan Pengamatan
merupakan memperpanjang durasi masa guna tinggal atau terlibat pada kegiatan yang menjadi dalam sasaran penelitian. Langkah ini diharapkan bisa menguji ketidak benaran informasi dari perpanjangan pengamatan ini berati hubungan dengan narasumber akan semakin terbentuk baik, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Hal ini peneliti laksanakan agar data yang diperolehan oleh peneliti valid sesuai dengan fakta di lokasi penelitian.
Menggunakan Bahan rujukanatau Referensi
Yang diinginkan bahan referensi disini ialah adanya pendukung guna membuktikan data yang telah didapat dan ditemukan oleh peneliti. contohnya, data hasil wawancara harus didukung dengan adanya rekaman wawancara atau tentang desain gambaran suatu keadaan harus didukung oleh foto-foto. Dengan adanya alat-alat bantu perekam suara sangat dipruntukkan guna mendukung kredibilitas data yang ditemui oleh peneliti. Hal inipeneliti laksanakan guna memberikan penguatan, bahwa apa yang sajikan oleh peneliti benar-benar ada landasan baik dari buku atau dari interview.
Mengadakan member check
Member check merupakan proses pengecekan data yang didapat peneliti kepada pemberi data. fungsi member check ialah supaya mengerti seberapa jauh data yang didapat sesuai dengan apa yang diberikan oleh peneliti dalam arti pewawancara pemberi data. Hal ini peneliti llaksanakan guna menyeleksi atau mengoreksi data-data yang diperoleh oleh peneliti supaya tidak terkesan pelagiat.
Uji Dependability, uji ini dilaksanakan dikarenakan banyaknya peluang seorang peneliti memiliki data tanpa turun kelokasi penelitian secara langsung, maka peneliti itu tidak reliable. Dalam melaksanakan uji ini peneliti musti mengkoreksi segala proses penelitian dengan pembimbing supaya dapat memberikan keterangan segala kegiatan, data hingga analisis serta pengambilan kesimpulan. Peneliti mengkoreksi seluruh data yang didapatkan, setelah itu dibimbingkan kepada pembimbing, apakah data tersebut pantas dapat dipakai ataupun tidak.
Uji Confirmability, pada dasarnya uji ini mirip dengan uji dependability, bedanya dalam uji ini ialah meguji hasil penelitian dengan proses penelitian yang telah dilaksanakan guna menghasilkan fungsi proses penelitian dikarenakan hal tersebut adalah syarat confirmability. Data yang didapat di telaah lebih lanjut menggunakan fakta yang ada dilapangan.
Guna menetapkan keabsahan data dibutuhkan cara ata teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan dilandaskan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada 4 kriteria yang dipergunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan kepastian. Guna menetapkan keabsahan data dalam penelitian dipakai teknik pemeriksan data dengan triangulasi. Triangulasi ialah teknik pemerksaan keabsahan data yang menggunakan sesuatu yang lain diluar data itu guna kebutuhan pengkoreksian atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi yang dipakai merupakan triangulasi dengan sumber adalah membandingkan dan mengkoreksi baik kepercayaan suatu informasi yang didapat melalui alat dan masa yang berbeda pada metode kualitatif.
Analisis Data
Analisis yang dipakai ialah analisa deskriptif yaitu data yang digabungkan berupa kata-kata yang peneliti dapat sebelum dilokasi penelitian dengan cara melakukan observasi, setelah itu melaksanakan wawancara dengan informan yaitu petani garam yang menggunakan metode geomembran dan petani garam dengan menggunakan metode tradisional di Desa Kedung Kerang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, setelah itu mengabstrakkan data dan meninjau dari segi teori-teori yang sudah ada. Hal ini dikarenakan oleh adanya pengaplikasian metode kualitatif. Sementara itu, seluruh yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci mengenai apa yang telah diteliti. Analisis data yang dipakai pada penelitian ini idalah metode kualitatif. Dimana metode kualitatif lebih banyak ditujukan pada pembuatanan teori substansif berlandaskan dari konsep-konsep yang muncul dari data empiris.
Analisa data pada penelitian secara teknis dilakukan secara induktif merupakan analisa yang diawali dari akumulasi data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Akumulasi atau Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan mengumpulkan data-data yang didapat dilokasi penelitian baik berupa catatan dilokasi penelitian, gambar, dokumen dan lainnya dicek ulang kembali, diatur dan kemudian diselaraskan.
Reduksi Data
Hasil penelitian dari lokasi penelitian sebagai bahan mentah dikelompokkan direduksi kemudian dirangkai agar lebih sistematis, yang terfokuskan pada focus-fokus dari hasil-hasil penelitian yang dirangkai secara sistematis guna membantu peneliti didalam mencari kembali data yang didapat apabila dibutuhkan kembali. Dari data-data tersebut peneliti menghasilkan catatan atau rangkuman yang dirangkai secara sistematis.
Sajian Data
Sajian data ini menolong peneliti guna melihat gambaran keutuhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian. Guna memudahkan hal ini peneliti menjadikan metrik untuk data, supaya peneliti bisa menguasai data.
Verifikasi Data
pada data-data yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi setelah itu peneliti mencari makna dari hasil penelitian atau dari hasil yang tergabung. Peneliti berusaha supaya mencari pola hubungan serta hal-hal yang biasa timbul. Dari hasil penelitian atau data yang didapat peneliti menjadikan kesimpula-kesimpulan setelah itu diverifikasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Profil Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Desa Kedung Karang adalah salah satu desa yang termasuk daerah dataran rendah dan dekat dengan bibir pantai, karena wilayah alam yang demikian itu mengakibatkan tanah yang berada di desa Kedung Karang ini dapat dimanfaatkan untuk tambak ikan, budidaya ikan dan tambak garam
Desa Kedung Karang memiliki potensi sumber daya alam berupa pontensi peternakan, perikanan, bahan galian, ruang publik/taman dan potensi wisata. Sedangkan batas wilayah desa Kedung Karang adalah
Sebelah utara : desa kedungmalang
Sebelah selatan : desa kedungmutih
Sebelah timur : desa tedunan
Sebelah barat : desa kedungmutih
Berdasarkan letak kecamatan desa Kedungkarang mempunyai batas wilayah,
Sebelah utara : Kecamatan Kedung, Kab. Jepara
Sebelah selatan : Kecamatan Bonang
Sebelah timur : Kecamatan Mijen, Bonang
Sebelah barat : Kecamatan Wedung
Sedangkan luas wilayah menurut penggunaan adalah dengan total luwas 146,00 Ha, dengan rincian,
Luas tanak kering : 21,00 Ha, dengan rincian tanah pemukiman sebesar 14,47 Ha, dan tanah pekarangan sebesar 6,53 Ha
Luas tanah basah : 65,94 Ha, dengan rincian tanah rawa sebesar 6,50 Ha, pasang surut sebesar 5,44 Ha
Luas fasilitas umum : 59,06 Ha, dengan rincian tanah bengkok 36,15 Ha, lapangan olahraga sebesar 2,00 Ha, perkantoran pemerintah sebesar 0,50 Ha, tempat pemakaman desa/umum sebesar 2,25 Ha, tempat pembuangan sampah sebesar 0,50 Ha, bangunan sekolah/perguruan tinggi 2,00 Ha, jalan sebesar 4,90 Ha, daerah tangkapan air sebesar 2,40 Ha, usaha perikanan sebesar 8,36 Ha.
Sedangkan menurut letak desa Kedungkarang digunakan sebagai desa atau kelurahan Kawasan pekantoran sebesar 0,50 Ha, desa/kelurahan kawasan wisata sebesar 1,00 Ha, desa/kelurahan kawasan DAS/bantaran sungai sebesar 5,44 Ha, desa/kelurahan rawan banjir sebesar 99,00 Ha, desa /kelurahan bebas banjir sebesar 40,00 Ha,
Sedangkan menurut potensi sumber daya alam perikanan, Desa Kedungkarang memiliki jenis dan alat produksi budidaya laut dan payau tambak sebanyak 107,00 unid mencapai 99,00 ton/th. Sedangkan jenis sarana produksi budidaya ikan air tawar berupa empang/kolam sebesar 0,06 unid mencapai 65 ton/th dan pancingan sebesar 0,25 unid mencapai 60,00 ton/th.
Sedangkan menurut potensi sumber daya alam bahan galian memiliki sumber daya alam berupa jenis dan deposit bahan galian berupa tanah garam dan produksi bahan galian tanah garam sedang, sedangkan kepemilikan dan pengelolaan bahan galian tanah garam kepemilikan perorangan.
Sedangkan menurut potensi sumber daya air memiliki potensi air dan sumber daya air berupa sungai sedang dan embung-embung sedang, memiliki sumber air bersih berupa PAM berjumlah 470 unid sedangkan yang menggunakan sebesar 725 kk dengan kondisi baik. Memiliki sungai dengan jumlah sungai 3 buah.
Profil Petani Garam Geomembran
Nama : Abdul Syukur
Tempat Tanggal Lahir : Demak 06-06-1971
Alamat : Kedung Krang 03/04 Demak
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Nama : Nur Kkolis
Tempat Tanggal Lahir : Demak 01-01-1975
Alamat : Kedung Karang 02/03
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Nama : Ahmad Tega.H
Tempat Tanggal Lahir : Demak 15-06-1950
Alamat : Kedung Karang 03/04
Agama : Islam
Pekerjaan : Nelayan/Perikanan
Nama : Muhammad Mundofir
Tempat Tanggal Lahir : Demak 27-03-1980
Alamat : Kedung Karang 03/02
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama : Masrat
Tempat Tanggal Lahir : Demak 01-01-1962
Alamat : Kedung Karang 03/04
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Muhammad Lutfi
Tempat Tanggal Lahir : Demak 15-03-1982
Alamat : Kedung Karang 02/03
Agama : Islam
pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Abdul Halim
Tempat Tanggal Lahir : Demak 09-12-1962
Alamat : Kedung Karang 02/01
Agama : Islam
Pekerjaan : Perangkat Desa
Nama : Sukirman
Tempat Tanggal Lahir : Demak 20-09-1968
Alamat : Kedung Karang 04/02
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Ahmad Nur Fatah
Tempat Tanggal Lahir : Demak 15-08-1994
Alamat : Kedung Karang 01/01
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama : Lukman Chakim
Tempat Tanggal Lahir : Demak 07-05-1985
Alamat : Kedung Mutih 09/01
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendapat Petani Garam Tentang Metode Geomembran Dalam Pertanian Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Permasalahan pertanian garam yang terjadi di Desa Kedung Karang yang kerap muncul adalah perubahan cuaca atau iklim yang tidak menentu sedangkan pertanian garam bergantung dengan cuaca terik matahari di musim kemarau. Dahulunya pertanian garam di Desa Kedung Karang masih menggunakan metode tradisional yaitu menggunakan ladang garam langsung sebagai meja garam sehingga air laut yang dijadikan bahan baku utama pembuatan garam tersentuh langsung dengan tanah.
Menurut pendapat Bapak Syukur bahwa pertanian garam adalah salah satu usaha yang diandalkan dalam mata pencarian masyarakat di Desa Kedung Karang, dalam praktiknya musim kemarau sangat terbatas sehingga pengelolaan pertanian garam lebih diintensifkan sehingga hasil yang didapat akan lebih maksimal. Kualitas panen garam yang dihasilkan juga berpengarung terhadap nilai harga jual garam tersebut. Menurut pendapat Bapak Syukur pengoptimalan pertanian garam dapat dilakukan dengan menggunakan media Geomembran karena disamping dari fungsi Geomembran adalah sebagai alas meja kristalisasi garam, Geomembran juga berfungsi sebagai pemisah antara air laut dengan tanah sehingga air laut tidak tercampur oleh tanah dan juga masa panen yang dilakukan makin singkat sehingga panen garam dapat dilakukan secara berkala dan mendapatkan hasil yang lebih banyak.
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa ada dorongan kesadaran dari petani garam yang awalnya hanya menggunakan cara tradisional sekarang beralih menggunakan Geomembran.
Pertanian Garam Dengan Geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Produksi garam yang dilakukan oleh pertanian garam di Desa Kedung Karang awalnya menggunakan metode tradisional kemudian mendapatkan penyuluhan dari dinas pemerintahan yang diwakili oleh dinas kelautan memberikan penyuluhan kepaa masyarakat di Desa Kedung Karang supaya dalam pertanian garam dapat menghasilkan hasil yang lebih maksimal dengan cara menggunakan membrane sebagai alas meja kristalisasi garam, namun tidak langsung diterima oleh masyarakat dikarenakan metode yang digunakan belum pernah digunakan selama ini yang pada dasarya petanigaram di Desa Kedung Karang lebih memilih metode tradisional yang biasa diguanakan secara turun-temurun. Dalam penyuluha pemerintah dari dinas kelautan mereka juga memberikan bantuan berupa membrane yang diberikan untuk petani garam yang diharapkan petani mau menerima dan mengaplikasikan Geomembran dalam pertanian garam, namun karena faktor ketidak tauan para petani garam tradisional di Desa Kedung Karang mereka lebih memilih menjual membrane yang diberikan dari pemerintan karena memiliki harga jual yang lumayan mahal menurut mereka.
Faktor Yang Menyebabkan Petani Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Memilih Metode Geomembran Dalam Pertanian Garam
Pada melakukan penelitian, mengerti kondisi tempat yang akan diteliti adalah hal yang sangat perlu yang harus diketahui oleh peneliti sendiri. Adapun tempat penelitian yang dipilih penulis yaitu Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Dengan adanya penelitian ini, maka yang harus dikatahui oleh peneliti ialah bagaimana faktor ekonomi, bagaimana tingkat pendidikan serta keadaan sisial budaya.
Mengeerti kondisi sosial ekonomi suatu tempat sangat penrlu, supaya kita mengerti berbagai macam pontensi yang dimiliki pada suatu wilayah tersebut. Untuk itu bagi pihak pemerintah dengan sendirinyan bisa dipakai landasan guna menyusun kebijaksanaan pemerintah setempat. Masing-masing aspek sosial serta ekonomi pada suatu wilayah pada nyatanya memperlihatkan tingkat kesuksesan dan kemajuan daerahnya didalam melakukakan pembangunan.
Adapun kondisi sosial serta ekonomi di wilayah Desa Kedung Karang bisa diutarakan sebagai berikut
Bidang Ekonomi
Guna mengertii kegiatan yang dijalani sehari-hari oleh suatu daerah pada bidang ekonomi lazimnya bisa ditunjukkan melalui mata pencarian penduduknya. Dilain itu dengan melihat mata pencarian warga tersebut kita dapat melihat pula tingkat tinggi maupun rendahnya keadaan hidup masyarakat. Masyarakat Desa Kedung Karang secara keseluruhan memliki mata pencarian yang bermacam-macam, tetapi yang terbesar ialah sebagai nelayan, pedagang, atau wiraswasta dan karyawan swasta. Untuk lebih terangnya dibawah ini disajiakan tabel mengenai penduduk Desa Kedung Karang menurut mata pencarian.
Tingkat Mata Pencarian Desa Kedung Karang
NO
Mata Pencarian
Laki-Laki
Perempuan
1.
Pegawai Negeri Sipil
3
1
2.
Pedagang Barang Kelontong
2
5
3.
Nelayan
49
0
4.
Ahli Pengobatan Alternatif
5
0
5.
Guru Swasta
31
9
6.
Pedagang Keliling
6
6
7.
Tukang Kayu
6
0
8.
Tukang Batu
21
0
9.
Duku Tradisional
0
3
10.
Karyawan Perusahaan Swasta
27
33
11.
Wiraswasta
153
25
12.
Belum Kerja
886
853
13.
Pelajar
289
291
14.
Ibu Rumah Tangga
0
231
15.
Perangkat Desa
8
0
16.
Buruh Harian Lepas
43
24
17.
Karyawan Honorer
17
26
18.
Tukang Las
1
0
19.
Pemuka Agama
9
5
Jumlah Total Penduduk
3.068 orang
Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan kewajiban bagi seluruh insan. Dari Pendidikan akandapat merubah nilai-nilai yang hidup pada lingkungan masyarakat, adalah mengubah norma-norma dan nilai-nilai yang tidak baik menuju kearah yang lebih baik. Berikut ini merupakan data mengenai tingkat Pendidikan warga Desa Kedung Karang:
Tingkat Pendidikan Desa Kedung Karang
No
Tingkat Pendidikan
Laki-Laki
Perempuan
1.
Usia 3-6 Tahun yang sedang TK atau Play Grup
39
43
2.
Usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah
280
289
3.
Tamatan SD atau Sederajat
485
401
4.
Usia 18-58 tahun tidak tamat SLTA
172
164
5.
Tamat SMP atau Sederajat
614
409
6.
Tamat SMA atau Sederajat
154
116
7.
Tamat S-1 atau Sederajat
19
7
Jumlah Total
3.192 orang
Guna menjalankan pendidikan, sarana pra sarana pendidikan yang menunjang perlu dibutuhkan bagi masyarakat Kedung Karang serta seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya, dikarenakan Pendidikan adalah factor yang penting guna membentuk suatu masyarakat yang pandai, cerdas, dan berwawasan luas. Dengan demikian masyarakat bisa mengikuti perkembangan zaman dalam seluruh bidang baik ekonomi, sosial, budaya maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun jumlah sarana Pendidikan yang dimiliki warga Kedung Karang adalah sebagai berikut:
Jumlah Sarana Pendidikan Warga Kedung Karang
No
Jenis Sekolah
Jumlah Unit
Jumlah Murid
Jumlah Guru
1.
Play Group
1
81
5
2.
TK
1
31
4
3.
SD
1
204
11
4.
Sekolah Islam
1
120
11
5.
Roudhatul Athfal
1
50
4
6.
Ibtidaiyah
1
120
11
7.
Tsanawiyah
1
129
18
Kondisi Sosial Kultural
Budaya bertani garam di Desa Kedung Karang dilakukan secara turun-temurun yang memungkinkan atau menjadikan lading garam sebagai mata pencarian pokok, budaya petani garam secara serentak dalam arti dalam memulai pengelolaan lahan pertanian garam hingga pemanenan saling berkoordinasi atau bermusyawarah untuk menghasilkan pertanian garam yang maksimal dan kualitas garam yang baik yang terjadi pada petani garamdi Desa Kedung Karang. Dalam paradikma mereka pertanian garam sudah cukup menggunakan metode tradisional karena belum mengerti atau mengenal teknologi pertanian garam metode Geomembran sehingga hasil yang di dapat atau dipanen sudah dianggap maksimal. Pada tahun 2016 pemerintah melakukan program penyuluhan kepada petani garam di Desa Kedung Karang dengan program menggunakan metode Geomembran dalam pertanian garam diharapkan dapat meningkatkan hasil panen petani garam.
Berikut faktor-faktor penyebab petani garam Kedung Karang menggunakan metode Geomembran dan metode tradisional
Bapak Abdul Syukur agama Islam Pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar) yang berumur 51 tahun dari keluarga menengah kebawah, salah satu alasan utama menggunakan Geomembran dalam bertani garam adalah hasil yang didapat lebih banyak kualitas panen lebih baik dan prosesnya lebih cepat walaupun banyak kekurangan dalam Geomembran akan tetapi manfaatnya lebih banyak dari pada kekurangannya, dan merasa malu jika hasil panennya buruk.
Bapak Muhammad Lutfi agama Islam Pendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengan Atas) yang berumur 40 dari keluarga menengah kebawah salah satu alasan utama menggunakan metode Geomembran dalam pertanian adalah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa membrane.
Nurkkolis agama Islam Pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar) yang berumur 47 dari keluarga menengan kebawah salah satu alasan utama menggunakan metode Geomembran dalam bertani garam adalah hasilnya lebih banyak dan cepat.
Bapak Afif agama Islam dari keluarga yang kurang mampu salah satu alasan utama lebih memilih pertanian garam tradisional dari pada Geomembran adalah tidak mampu membeli membrane dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Pertanian Garam Dengan Metode Geomembran Yang Terjadi Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupateb Demak
Metode Geomembran menghasilkan manfaat bagi petani garam Geomembran dibandingkan metode tradisional, membrane juga dapat dipakai kembali dimusim garam selanjutnya asalkan tidak terjadi kerusakan yang siknifikan, walaupun dalam pengaplikasian Geomembran sedik rumit dan harus hati-hati dalam pemasangan membrane agar tidak robek atau bocor, karena dapat menghambat proses pembuatan garam, sedangkan harga membrane dianggap mahal oleh petani kurang mampu.
Pembahasan
Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Pertanian Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Kualitas secara langsung terpengaruh dari bahan baku dan metode yang digunakan dalam proses produksi suatu barang, kualitas juga berperan penting terhadap pengaruh nilai jual suatu harga barang atau jasa. Dalam pembuatan garam ada banyak hal yang mempengaruhi hasil dari kualitas produksi garam petani di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Dari hasil pertanian garam dengan metode Geomembran petani telah sepakat hasil kualitas garam yang dapat dipanen lebih baik dan lebih mudah, walaupun diawal-awal pengenalan metode Geomembran petani tidak langsung semerta-merta menerima arahan dari penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah karena mereka beranggapan pertanian garam tradisional dianggap sudah cukup dan memuaskan, meskipun dulunya para petani enggan untuk beralih dari metode tradisional ke Geomembran, namun sekarang melihat dari hasil yang didapat dari petani yang memnggunakan Geomembran ternyata hasil yang didapat melampaui dari apa yang diperkirakan selama ini.
Dalam pemanenan garam menggunakan metode Geomembran petani garam merasa lebih mudah karena dapat memanen garam dengan cara mengumpulkan garam dan menggaruk garam dapat dilakukan diatas media Geomembran, sedangkan metode tradisional lebih condong menggaruk garam di tepi (galengan tambak). Dari hasil panen yang didapat dari metode Geomembran garam yang dihasilkan lebih putih dan bersih dibandingkan dengan metode tradisional, ini dikarenakan garam tidak tersentuh dengan tanah atau lumpur yang menjadi meja kristalisasi garam.
Dalam pemanenan garam menggunakan metode tradisional petani garam merasa lebih rumit karena proses memanenan garam dengan cara mengumpulkan garam dan menggaruk garam tidak dapat dilakukan diatas meja garam, karena dapat merusak setruktur tanah meja garam, pemanenan garam hanya dapat dilakukan dari tepi (galengan tambak). Dari hasil panen yang didapat dari metode tradisional garam yang dihasilkan mempunyai warna yang lebih keruh dan condong berbaur dengan warna meja kristalisasi garam yaitu tanah atau lumpur dari tambak garam itu sendiri. Ini dikarenakan garam tersentuh langsung dengan tanah atau lumpur yang menjadi meja kristalisasi garam.
Dari hasil wawacara yang dilakukan mendapatkan data hasil panen yang didapat dari petani yang menggunakan metode Geomembran yaitu Bapak Abdul Syukur beliau mengemukakan bahwa hasil panen pada tahun 2022 yang didapat mencapai 50 ton garam atau setara dengan seribu karung, sedangkan hasil panen petani garam yang menggunakan metode tradisional yaitu Bapak Afif beliau mengemukakan bahwa hasil panen yang didapat pada tahun 2022 mencapai 20 karung. Perbandingan dari kedua hasil panen dari petani garam metode Geomembran dengan metode tradisional sangat berbeda jauh anatara 1000 karung dengan 20 karung.
Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Petani Garam Menggunakan Metode Geomembran Dalam Pertanian Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Garam adalah komuditi sangat strategis yang berguna untuk kebutuhan pokok lainnya, hal ini dikarenakan garam adalah bahan baku industry serta bahan pangan bagi seluruh manusia . guna mencukupi keperluanan garam nasional yang besar maka dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri dan impor. Kendala utama meningkatkan hasil garam rakyat ialah teknologi produksi tradisional serta kualitas garam masih rendah, produksi garam terpengaruh pada musim kemarau, pengelolaan lahan masih menggunakan cara tradisional, layanan kualitas infrastruktur masih minim maka menjadikan meningkatnya biaya produksi, harga rendah, serta prokduktivitas belum dapat maksimal.
Garam adalah komuditi penting pada salah satu dari sembilan bahan pokok yang sangat diperuntukkan untuk kehidupan sehari-hari, garam konsumsi umumnya diperuntukkan guna berbagai bahan masakan serta pengolahan pangan, adapun kebutuhan konsumsi garam untuk manusia dewasa membutuhkan biasanya mencapai 6 gram per hari. Teknologi produksi garam di Indonesia terutama di Desa Kedung Karang pada umumnya menggunakan Teknik yang paling tradisional yaitu menguapakan air laut pada suatu lahan yang cukup luas dengan menggunakan energi matahari (solar evaporation), karena letak desa kedung karang kecamatan wedung kabupaten demak terletak didaerah pesisir, penggunaan energi matahari untuk produksi garam juga ditopang dengan kondisi geografis wilayah yang dekat dengan laut.
Kegiatan tambak garam adalah kegiatan yang sudah dilakukan sejak turun-temurun oleh masyarakat Kedung Karang dahulunya sebagian basar masyarakat Kedung Karang menggunakan metode tradisional, guna membantu mengembangkan hasil produksi dengan mutu yang lebih baik, maka roses intensivikasi ini dulakukan langsung ditambak petani garam, yaitu memakai media Geomembran (HDPE).
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor penyebab petani garam lebih memilih menggunakan metode Geomembran daripada metode tradisional di Desa Kedung Karang;
Faktor ekonomi
Dilatar belakangi kehidupan ekonomi keluarga yang hidup di masyarakat menengah kebawah, masyarakat Kedung Karang secara keseluruhan mempunyai mata pencarian yang beragam. Pertanian garam dijalankan oleh masyarakat awalnya menggunakan teknologi tradisional dianggap sudah mencukupi menghasilkan panen garam yang menguntungkan kemudian mereka beralih menggunkan metode Geomembran.
bersangkutan dengan pengaplikasian penggunaan Geomembran, analisis usaha adalah pengecekan keuangan guna mengerti samapai dimana kesuksesan petani garam yang sudah dicapai selama kegiatan berlangsung dan dimaksudkan memberikan gambaran tingkat laba suatu kegiatan. Sedangkan unsur analisis kegiatan tambak garam mencakup modal investasi lahan, alat-alat produksi garam seperti kincir angin, slender, arko, boumeter, sandal busa, garu, sekop, paralon, suplai serta penerapan terpal Geomembran pada lahan pertanian garam. adapun penerimaan pertahun dilandaskan pada hasil penjualan, pengeluaran per tahun dijumlah dilandaskan pada total biaya yang digunakan. adapun laba dihasilkan dari selisih pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan.
Alat-alat kegiatan pertanian garam bisa digiunakan sebuah investasi, investasi sendiri adalah sejumlah ongkos yang dikeluarkan satu kali pada setahun guna mendapatkan manfaat ekonomis hingga kondisi material yang digunakan tidak memberikan kemanfaatan lagi. Ongkos pada investasi yang digunakan pada aplikasi intensivikasi pemakaian Geomembran ialah ;
4.150.000 membran ukuran 100 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 300 mikron
3.000.000 membran ukuran 100 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 250 mikron
2.000.000 membran ukuran 200 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 100 samapai 150 mikron
Sedangkan membrane yang diberikan dari bantuan pemerintah berjenis membrane ukuran 100 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 250 mikron yang dibagikan kepada petani garam sejumlah 5 lembar membrane per bahu (ukuran luas tambak garam), mka dapat ditarik kesimpulan jika petani garam mempunyai lahan garam sebanyak 3 bahu maka mendapatkan 15 lembar membrane dengan total investasi membrane mencapai 15 x 3.000.000 = 45.000.000.
Dilihat dari biaya produksi mengolah input atau sumber daya sehingga menghasilkan output melalui suatu proses produksi yang dikeluarkan. Untuk modal sebesar itu para petani garam kalangan bawah tentunya sulit untuk mengimbangkan cara petani garam kecuali mereka mendapatkan langsung bantuan dari pemerintah terkecuali mau meminjam modal kepada pihak bank atau koperasi, namun cara ini dianggap sebagian petani enggan untuk meminjam dikarenakan menurutnya lebih rumit.
Semua ini adalah kondisi yang turut serta memperlambat perkembangan teknologi bagi petani garam, dengan sulitnya mendapatkan akses bantuan fasilitas pertanian garam, membuat mental petani garam enggan beralih menggunakan teknologi Geomembran, sehingga pada akhirnya kita menyaksikan bagaimana perbandingan kualitas pertanian garam yang masih menggunakan metode tradisional dengan metode Geomembran yang disebabkan adanya perbedaan ekonomi, sehingga jelas terlihat yang mempunyai modal cukup mereka dapat membeli dan mengaplikasikan Geomembran, sedangkan petani garam yang kurang mampu dan tidak mendapatkan bantuan membrane maka mereka tetap menggunakan cara tradisional.
Apabila faktor ekonomi masyarakat Kedung Karang yang kurang mampu ini sebagai alasan belum beralih menggunakan metode Geomembran, maka akan dapat menimbulkan berbagai perbedaan ekonomi, yaitu jika dilihat dari jangka waktu panen garam yang berbeda dengan petani garam lainnya, dari hasil warna garam yang berbeda dengan petani garam lainnya, dari jumlah panen yang didapat berbeda dengan petani garam lainnya, dari harga jual yang berbeda dengan hasil petani garam lainnya.
Faktor Pendidikan
Petani garam di Desa Kedung Karang keseluruhan beragama Islam dengan tingkat Pendidikan bervariasi dari yang berpendidikan tidak sekolah, SD (Sekolah Dasar), hingga MTS (Madrasah Tsanawiyah), dilatar belakangi inilah masyarakat petani garam di Desa Kedung Karang awalnya enggan untuk beralih menggunakan teknologi Geomembran dalam pertanian garam. Dalam situasi Pendidikan yang rendah ini masyarakat dianggap belum menjangkau dalam perkembangan teknologi pertanian garam karena merka menganggap pertanian garam dengan metode Geomembran dianggap suatu hal yang aneh dan membutuhkan biaya yang banyak, namun semenjak ada penyuluhan dari pemerintah dan dicoba serta mengaplikasikan dalam pertanian garam, merekan baru menyadari bahwa hasil panen yang dihasilkan dari metode Geomembran lebih menghasilkan hasil panen yang berlimpah, warna garam yang lebih putih dan bersih dan selisih waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan metode tradisional.
Pada mulanya masyarakat petani garam mengenal metode Geomembran diawali dari penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2016, dalam penyuluhan itu masyarakat petani garam di Desa Kedung Karang mendapatkan pemahaman tentang perkembangan teknologi pertanian garam yang menggunakan media membrane sebagai alat meja kristalisasi garam, diharapkan dalam metode Geomembran tersebut akan menghasilkan panen garam yang lebih baik kualitas dan lebih banyak hasil panen dan lebih mudah dalam pengoprasian pertanian garam.
Pemerintah juga memberikan bantuan peralatan berupa media membrane sebanyak empat lembar membrane per bahu (skala ukuran lahan petani garam) sehingga salah satu petani garam yang bernama Bapak Abdul Syukur memiliki lahan garam sebanyak 3 bahu maka ia mendapat bantuan berupa membrane sebanyak 13 lembar membrane dengan ukiuran 100 meter lebar 4,4 meter dengan ketebalan 300 mikron. Namun karena faktor kurangnya pemahaman masyarakat petani garam jika dilihat dari faktor Pendidikan yang rendah sehingga mereka lebih tertarik menjualnya kembali dengan haega yang sangat jauh lebih murah yaitu berkisar 1 juta 400 ribu dari harga semula mencapai 4 juta 150 ribu. Karena merekan pada mulanya tidak percaya akan pengoptimalan dari media membrane dalam pertanian garam serta memilih menggunakan metode tradisional dan menjualnya dengan haraga 1juta 400 dikarenakan mereka juga tidak tau harga aslinya mencapai sebasar 4 juta 150 ribu.
Kemudian setelah beberapa waktu mereka mengetahui manfaat media membrane dan berusaha membelinya mereka limayan terkejut dengan harga sesungguhnya, membrane yang dahulunya mereka dapat dari bantuan pemerintah kemudian mereka jual dengan selisih harga yang jauh lebih murah yaitu 4 juta 150 ribu berbanding dengan 1 juta 200 ribu.
Bagi petani garam yang mampu membalinya maka mereka dapat membeli dan mengaplikasikan membrane dalam pertanian garam, namun bagi masyarakat yang mampu membelinya mereka tetap menggunakan metode tradisional dengan hasil seadanya.
Faktor Geografis
Geografis merupakan ilmutentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Menurut geografisnya letak Desa Kedung Karang berada dikawasan rawa yang mempuanyai luas area rawa sebesar 61, 50 Ha, dan mempunyai alira sungai sebesar 8,36 Ha, sedangkan bantaran sungai sebesar 5,44 Ha.
Faktor geografis ini mempengaruhi petani garam di Desa Kedung Karang untuk usaha produksi garam, karena ANALISIS KUALITAS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN GEOMEMBRAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL PANEN PETANI GARAM TRADISIONAL
(Studi Kasus Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Manajemen Bisnis Syariah
Oleh
MAHMUDATUN NIHLA
NIM: 1620320001
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
2022
MOTTO
“SELALU BERUSAHA UNTUK BERBUAT BAIK”
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Surat Az-Zalzalah Ayat 7
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
Artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.Surat Az-Zalzalah Ayat 8
PERSEMBAHAN
Puji syukur Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan karya kecil ini kepada:
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidaya-Nya berupa kesehatan, pikiran, dan segala rindho-Nya yang selalu menyertai disetiap langkahku.
Teruntuk yang paling tersayang Bapakku Nur Kholis dan Ibuku Markonah. Terima kasih atas seluruh semgangat dan doa selalu tertuju kepadaku sehingga skripsi ini bisa terselesaikan, kasih dan sayangmu tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun. Dan terkhusus suamiku A. Umar Syarif, S Pd. Karya ini kupersembahkan untukmu yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam hidupku, dan tak lupa teruntuk putri kecilku Kamila Ilmiah sebagai penyemangatku, dan teruntuk kakak-kakak perempuanku terima kasih atas doa dan semangat yang telah kau berikan. Tidak lupa pula mertua saya yang selalu memberikan semangat dan do’a, saya ucapkan terima kasih atas kudungan semua kepada saya.
Teruntuk sahabatku Adni Farida seseorang yang selalu memberilkan semnagan dan do’a serta meminjamkan laptopnya Ketika saya kesulitan dalam komputerisasi.
Teruntuk teman-teman Angkatan 2016 MBS LK terima kasih do’a , nasihat dan perjuangan kita lewati bersama selama masa perkuliahan.
Teman-teman yang tak bisa kusebutkan dimanapun kalian berada. Akan tetapi ada ruang dihatiku untuk semua kebersamaan kita.
Almamaterku IAIN Kudus tercinta
Dan tak lupa kepada pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional (Studi Kasus Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).” Ini disusun sehingga memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) IAIN Kudus.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepangkuan insan termulia, penerang kegelapan dunia Nabiyullah Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya besok di yaumil Qiyamah. Amiin…
Dalam susunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terealisasi. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan terima kasih kepada:
Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc.,M.Si. selaku rector IAIN kudus yang telah memberikan izin penelitian sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Dr. Supriyadi,SH.,M.H, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus yang telah memberikan bimbingan dan persetujuan tentang penulis skripsi ini.
Dr. H. Jaenal Arifin M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan, koreksi, motivasi, serta dami selesainya skripsi ini dengan baik.
H. Nur Said, S.Ag.,M.A.,M.Ag. selaku kepala perpustakaan IAIN Kudus beserta seluruh petugas perpustakaan yang telah memberikan layanannya.
Seluruh dosen dan staf pengjar dilingkungan IAIN Kudus yang telah memberikan motovasi belajar dalam menyelesaikan studi.
Suami tercinta dan keluaga tersayang yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan rindho-Nya kepada keluaga saya.
Sahabat dan teman seperjuangan Angkatan 2016 MBS LK tanpa semangat, dukungan dan doa kalian semua tidak kan mungkin sampai disini, terima kasih untuk canda tawa dan perjuangan yang kita lewati bersama selama perkuliahan. Untuk teman-teman PPL dan KKN terima kasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.
Terima kasih sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Amiin…
Wasssalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Jepara, 20 Desember 2022
Mahmudatun Nihla
NIM: 1620320001
ABSTRAK
Mahmudatun Nihla (1620320001). Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak). Skripsi, kudus: jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam, prodi Manajemen Bisnis Syari’ah, IAIN Kudus, 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas produksi garam dengan menggunakan Geomembran di Desa Kedung Karang dan untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang mendorong petani garam lebih menggunakan Geomembran dari pada tradisional dan untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian Geomembran dan manfaat setelah menggunakan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Penelitian ini menggunkan metode penelitian lapangan (library reserch), yaitu penelitian dengan peneliti terjun langsung ke lapangan (lokasi yang akan diteliti). Dengan pendekatan normative dan pendekatan sosiologis, penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunkan wawancara, opservasi dan dokumentasi. Uji keabsahan datanya menggunakan teknik pemeriksaan data dengan tringulasi, dan penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan pertanian garam dengan menggunkan Geomembran memiliki hasil output atau hasil panen yang didapat petani garam di Desa Kedung Karang memiliki kualitas output berupa garam mempunyai fisik putih benin dnegan ukuran kristal mencapai 4-5 mm, sedangkan kualitas garam yang menggunkan metode tradisional memiliki warna fisik putih buram dengan ukuran kristal garam mencapai 3-4 mm. Dan warna membrane hitam akan emnghasilkan panas yang tinggi sehingga kecepatan penguapan air akan semakin tinggi pula yang akan diikuti oleh tingginya kecepatan pengkristalan air garam. Penggunaan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang dilatarbelakangi oleh keadaan ekonomi yang mencukupisehingga dapat membeli membrane, factor pendidikan, mendapat Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan dari program pemerintah, letak geografis yang dekat dengan laut dan sungai, serta kondisi sosial budaya yang malu jika mendapatkan hasil panen kurang bagus di bandingkan dengan petani garam yang lain. Dengan perbandingan hasil panen petani garam dalm satu musim panen mencapai 100 ton yang memakai Geomembran dan 20 karung garam yang masih menggunkan tradisonal. Geomembrane adalah metode pembuatan garam dengan cara melapisi permukaan meja kristalisasi garam dengan plastic HDPE (High Dansity Poly Etylen).
Kata kunci : Kualitas Produksi, Faktor, Geomembran.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………………..
PENGESAHAN…………………………………………………………………….
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………………
ABSTRAK………………………………………………………………………….
MOTTO……………………………………………………………………………
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………..
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
Latar Belakang …………………………………………………..1
Penegasan Judul………………………………………………….9
Rumusan Masalah ………………………………………………10
Tujuan Penelitian ………………………………………………..10
Manfaat Penelitian ………………………………………………10
Batasan Masalah Penelitian ……………………………………..11
Sistematika penulisan ………………………..…………………12
BAB II KERANGKA TEORI
Kajian Teori ………………………………………………………14
Kualitas ………………………………………………………14
Pengertian dasar kualitas …………………………………14
Perspektif kualitas………………………………………..17
Alasan perlunya kualitas…………………………………22
Dimensi Kualitas …………………………………………23
Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas……………………26
Produksi ………………………………………………………31
Pengertian Produksi………………………………………31
Konsep Produksi …………………………………………33
Prinsip Kegiatan Produksi Menurut Islam ………………33
Manfaat barang yang diproduksi ………………………..34
Tujuan kegiatan produksi …………………………………35
Asas dalam proses produksi ………………………………36
Keputusan produksi………………………………………38
Fungsi terpenting dalam produksi dan operasi……………40
Konsep dasar produksi……………………………………41
Factor produksi ……………………………………………42
Proses produksi.………………………………………….51
Fungsi produksi ………………………………………….52
Geo Membran ………………………………………………. 51
Pengertian geo membrane ……………………………… 51
Jenis geomembrane ………………………………………51
Kelebihan dan kekurangan geomembrane………………52
Alasan memproduksi produk berkualitas dengan geomembrane……………………………………………..53
Kelemahan penggunaan geomembrane dalam pertanian garam……………………………………………………..54
Penelitian Terdahulu ……………………………………………..54
Kerangka Berfikir ……………………………………………… 56
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan …………………………………………….58
Setting Penelitian …………………………………………………58
Pendekatan Penelitian …………………………………………….58
Sumber Data ………………………………………………………59
Teknik Pengumpulan Data ………………………………………60
Uji Keabsahan Data ………………………………………………61
Analisis Data ……………………………………………………63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ………………………………………………….75
Profil desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak………………………………………………………..75
Profil pelaku (petani garam) menggunakan Geomembran….77
Pendapat petani garam tentang metode geomembrane……..79
Pertanian garam dengan geomembrane di Desa kedung karang……………………………………………………….80
Factor-faktor yang menyebabkan petani garam desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak menggunakan Geo Membran…………………………………………………81
Kualitas Hasil Panen Pertanian Garam Dengan Metode Geomembran Yang Terjadi Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak………………………………………………………86
Pembahasan
Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Pertanian Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak …………………………………77
Analisis factor-faktor yang menyebabkan petani garam menggunakan metode Geomembran dalam pertanian garam di desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak……………………………………………………….79
Pengaplikasian metode Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak…………..……………………………………………87
Kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak……………………………………………………….97
Solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak ……………………………………………………..98
BAB V PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………….…95
Saran ………………………………………………..………………..96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hampir seluruh manusia telah memahami apa yang diinginkan dengan bisnis ataupun mereka mengasih makna yang bermacam, tetapi menurut subtansial penjelasnnnya hampir sama. Pandangan bisnis sudah banyak diutarakan para ahli, secara lazim bisnis bisa dipahami sebagai suatu tindakan upaya seseorang yang terorganisasi untuk menciptakan dan menjual barang serta jasa untuk menghasilkan laba dalam mencukupi kebutuhan masyarakat. Menurut pengertian yang lain bisnis dapat dipahami sebagai sebesar total upaya yang melingkupi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa. Padahal bisnis juga dipahami sebagai suatu Lembaga yang menciptakan barang atau jasa yang diperlukan masyarakat.
Secara fenomenal kata bisnis bersumber dari Bahasa Inggris adalah bussines yang mempunyai makna tiga istilah dalam Bahasa Indonesia adalah perusahaan, urusan serta usaha. Bussines sendiri bersumber dari kata bussy yang memiliki arti sibuk, sibuk disini kemungkinan sibuk seseorang atau komunitas atau masyarakat yang sibuk melakukan kegiatan dan pekerjaan yang dapat menghasilkan manfaat laba atau keuntungan. Pengertian ini selaras dengan pemikiran para ahli yang menyampaikan bahwa bussines is a competitive, profit seeking organization that produce and sells goods or services maksudnya adalah bisnis merupakan organisasi yang bersaing dalam mencari keuntungan serta memproduksi atau menjual barang ataupun jasa. Jadi, tujuan akhir bisnis menciptakan barang dan atau jasa ialah menghasilkan untung, yang menggambarkan selisih dari penghasilan total dikurangi dengan pengeluaran total. Sementara itu laba merupakan factor yang dapat dibuat sebagai indicator keberhasilan suatu bisnis.
Maksud dan tujuan dari bisnis benar-benar nyata, adalah tiada lain untuk memikat orang supaya ingin membeli produk yang kita buat, hendak menggunakan cara yang kita tawarkan sampai-sampai produk dan jasa yang kita buat bisa beredar, berkembang dan diketahui masyarakat luas sehingga kita dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat, akan tetapi tujuan bisnis yang menghasilkan keuntungan ialah sebuah jurusan yang normative seluruh manusia, setiap perusahaan dan Lembaga apapun mempunyai kehendak yang bermuara pada kegunaan dari apa yang telah dilaksanakan dan dikerjakannya, karena pada prinsipnya manusia ingin menghasilkan balasan yang positif dari apa yang telah dilakukannya dangan mengeluarkan tenaga, dan material.
Bisnis untuk arti luas merupakan istilah umum yang mengilustrasikan suatu aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan rutin. Bisnis merupakan suatu system yang memproduksi barang dan jasa untuk melampiaskan keperluan seseorang. Menurut pendapat ahli business then sinply a system that produces goods and sevice to satisvy the needs of our society. Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis merupakan aktifitas yang dilaksanakan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menghasilkan nilai (create value) melalui pembuatan barang dan jasa (crate of good and service) untuk memenuhi keperluan masyarakat dan menhasilkan keuntungan melalui transaksi. Menurut kamus beasar Bahasa Indonesia bisnis adalah suatu seseorang tau kelompok yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan.
Melewati aktifitas produksi dapat terbentuknya sebuah nilai kepuasan terhadap hasil ciptaannya, kualitas secara harfiah adalah suatu kondisi dinamis yang bersentuhan dengan produk, jasa, proses dan lingkungan yang melampaui atau melebihii harapan. Kualitas produk mempunyai arti penting untuk perusahaan dikarenakan adanya produk, perusahaan tidak pernah akan mengerjakan apaun dari usahanya. Kualitas produk ialah hal yang perlu dapat diamati dari perusahaan atau produsen, mempertimbangkan kualitas suatu produk bertautan erat dengan kepuasan konsumen, yang melahirkan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilaksanakan perusahaan. Kualitas mengemukakan tingkat keberhasilan dari suatu merek atau produk tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu. Kualitas produk memberitahukan ukuran tahan lamanya produk tersebut, dapat dipercaya produk itu, akurasi (precition) produk, gampang mengendalikan serta merawatnya serta atribut lain yang mempunyai nilai. Kualitas produk merupakan keutuhan ciri dari suatu produk atau pelayanan pada kesanggupan untuk memuaskan keperluan yang diungkapkan atau tersirat.
Pada dunia industry, dari dulu selalu ada kewajiban untuk menjaga kualitas suatu produk supaya mampu memberikan kepuasan pada para konsumen tetap dan tentunya akan menghasilkan laba, peningkatan kualitas adalah salah satu prioritas pembangunan nasional pada masa sekarang ini dan masa yang akan datang. Prioritas ini dilandaskan pada kebijaksanaan dahulunnya yang lebih memfokuskan pada kesempatan dan perluasan belajar sehingga kualitasnya sedikit terlupakan. Selain itu tuntutan terhadap kualitas bertambah berat sejalan dengan rangkaian serta peningkatan setiap sector kehidupan pada saat sekarang dan waktu yang akan datang.
Menurut konvensional kualitas merupakan cira benda atau layanan berupa keahlian, setelah itu dalam pemakaian, gampang untuk pemeliharaan, keanggunan dan lain sebagainya. Dari sisi produsen kualitas berupa kecocokan produk dari standar yang ditentukan. Sedangkan dari sisi konsumen kualitas berupa pendapatan atas berupa kesesuaian keinginan atau harapan pelanggan dari suatu produk. Pada era globalisasi, kualitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi keperluan dan harapan konsumen atau pelanggan, atau kecocokan antara keperluan pelanggan atau konsumen serta penawaran dari pihak produsen atau perusahaan. Semakin bagus kualitas produk yang dihasilkan maka semakin baik pula tingkat kepuasan konsumen atau pelanggan atas produk tersebut. Kualitas suatu produk atau layanan dapat diukur dari tingkat capaian kepuasan pelanggan.
definisi kualitas tidak hanya kualitas dari mutu produk saja tetapi juga kualitas servis, kualitas kerja produsen atau perusahaan, kualitas siaran atau informasi, kualitas metode, kualitas teknologi, kualitas rancangan atau desain, kualitas manajemen kelompok ataupun tenaga kerja, kualitas system dan lain sebagainya. seluruh kualitas tersebut meliputi segala bentuk kegiatan serta orang yang bertujuan untuk menggembirakan serta menyenangkan konsumen atau konsumen dan lingkungannya. Melekatnya kualitas di dalam diri kelompok, manajemen, maupun pekerja dapat berimbas langsung kepada penurunan modal produksi serta dapat mempersingkat masa penantian dalam produksi serta mendorong penciptan produk reject ataupun servis produk rusak atau gagal.
menurut tradisional para produsen melaksanakan pengecekan atau inspeksi seusai produksi menggunakan cara memilah dan memilih produk yang buruk. Setelahnya melaksanakan pengerjaan ulang bagian-bagian produk yang gagal. Seperti itu pendapat tradisional mengenai jaminan kualitas sekedar berfokus kepada aktifitas inspeksi untuk menghalau lolosnya produk yang gagal ketangan pelanggan atau konsumen, yaitu system kualitas maju atau modern.
Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang mengolah potensi alam sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan dengan cara mengelolahnya seperti kegiatan bertani. Menurut undang-undang republic Indonesia nomer Sembilan belas tahun duaribu riga belas tentang perlindungan dan pemberdayaan petani pada bab satu ayat satu pasal empat yang berbunyi pertanian merupakan kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, horticultural, perkebunan, dan atau pertenakan dalam suatu agroekosistem.
Indonesian mempunyai lahan potensial untuk tambak garam dengan memiliki hal tersebut, seharusnya tingkat produksi garam Indonesia mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namunsungguh disayangkan, keandalan ataupun potensi tersebut belum dikelola dengan baik. Hal ini berdampak pada kebutuhan garam nasional yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi garam negeri, sehingga import barang hamper terjadi setiap tahunnya. Fenomena impor garam yang terus berulang menunjukkan minimnya keperpihakkan pemerintah terhadap petambak garam di Indonesia.
Badan pusat statistic (BPS) tahun 2020 umumnya impor garam masing-masing tahun bahkan mendekati hingga 2,36 juta ton semenjak tahun duaribu sepuluh hingga duaribu duapuluh. Badan pusat statistic (BPS) mengemukakan garam Indonesia sekiranya untuk kebutuhan industri maupun konsumsi terus mengalami peningkatan dari tahun duaribu enam belas sampai dua ribu dua puluh. sedang pada tahun dua ribu dua puluh, ditaksirkan kegunaaan total garam mencapai 4,5 juta ton. nilai tersebut bertambah 7,26% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sedangkan, kementrian kelautan perikanan (KKP) memperkirakan pada dua ribu dua puluh produksi garam mencapai 1,26 juta ton.
Kecenderungan akan impor garam selama ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya interfesi teknologi masih minim. Berbagai ipaya guna mendongkrak produktivitas dan produksi garam telah dilakukan pemerintah dengan mengembangkan teknologi. Salahsatu contohnya adalah teknologi prisma dan teknologi Geomembran. Namun demikian, pemakaian metode produksi tersebut masih memakai teknologi yang sederhana untuk memproduksi garam. Namun demikian, di Indonesia menggunakan teknologi penguapan untuk menghasilkan garam yang sangat bergantung dari keadaan cuaca serta sinar mentari. Dan juga Indonesian juga masih menggunakan pompa air tenaga angin dan pengeruk kayu yang membuat jumlah produksi sulit untuk dimaksimalkan. Sebenarnya hal tersebut menjadi faktor penghambat kemampuan, kualitas, dan kuantitas produk garam dalam negeri.
Deputi bidang koordinasi sumber daya maritin mengukur cara pengganti geomembran dapat memajukan produktifitas serta kualitas garam. Pendapatnya Australia dalam memproduksi garam untuk pertama kalinya tidak di panen langsung tetapi dijadikan alas untuk membuat garam. Pada mulanya kedua cara pembuatan garam tidak bersentuhan dengan lumpur pada bagian alasnya, setelahnya di atas meja garam tersebut, maka panen garampun di atas meja garam. cara produksi garam memakai meja garam memakai lokasi yang cukup luas. Menurut pendapat Muhammad Jakfar Sodikin ketua asosiasi petani garam rakyat Indonesia alas garam yakni cara memproduksi garam metode portugis, yang mana membuat alas garam terlebih dahulu sebelum melakukan proses produksi.
Kualitas hasil produksi memakai geomebran mempunyai beberapa keunggulan yakni; Kualitas garam yang diciptakan menjadi lebih bagus bila dibandingkan dengan efeek hasil produksi yang tidak menggunakan teknologi geomembrane. Kualitasyang dimaksud adalah dengan garam memiliki ukuran kristal-kristal yang diciptakan jauh lebih besar serta putih bersih. metode geomembrane lebih cepat menangkap panas bila dibandingkan meja garam yang menggunakan alas tanah. Sehingga mempercepat laju peningkatan kepekatan air lau dari kadar garam. Meringankan proses pemanenan. Serta lebih mudah untuk melenyapkan sisa-sisa kotoran yang melekat pada lapisan membrane.
Dari hasil produksi garam yang memakai teknologi geomembran sangat mengandalkan dari berapa lama waktu yang diperuntukkan untuk pengkristalan. Pengkristalan garam sendiri bergantung dengan cuaca, seberapa cuaca panas yang ada di lahan garam mempengaruhi terjadinya proses pengkristalan. Jika cuaca sedang terik proses pengkristalan bisa sampai 4 hari dari kadar air yang sudah tua yang sebelumnya diendapkan di lahan penampungan kadar air laut yang dituakan.
Masyarakat pesisir di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak banyak yang mengolah air laut sebagai bahan olah menjadi komoditi garam yang mempunyai nilai manfaat jual yang tinggi, ini ditunjukkan dengan banyak adanya lahan yang dikelola menjadi tambak garam dan terdapat banyak gudang-gudang penyimpanan garam. Kegiatan pertanian tersebut sudah dilakukan secara turun temurun yang dahulunya dalam system pertanian masih meggunakan system tradisional dan sekarang sudah banyak petani yang menggunakan system pertanian garam modern dengan menggunakan media membran sebagai alasnya, sehingga menghasilkan kualitas garam yang berbeda dengan pertanian yang masih menggunakan system tradisional.
Petani di Desa Kedung Karang mempunyai pemikiran bahwa system pertanian garam tradisional kurang efektif untuk menghasilkan kualitas garam yang baik dan banyak itu dikarenkan musim kemarau tidak selamanya panas sehingga memperlambat hasil pengkristalan garam, sehingga hasil yang dipanen kuarang optimal pada musim kemarau, sedangkan pengelolaan lahan garam hanya diperuntukan pada musim kemarau saja, penggunaan media membrane dianggap lebih efektif dalam pemakaian dan hasil itu di karenakan proses pengkristalan lebih cepat dan efesien dilihat dari hasil panen petani garam yang menghasilkan garam 4 hari setelah kadar air laut tua yang diendapkan sudah bisa dipanen atau didaruk. Hasilnya para petani garam di Desa Kedung Karang dapat memenuhi isi gudang garam, bahkan dapat menjual garam sesudah gudangnya penuh, dikarenakan proses pengkristalan dengan metode geo membrane dapat mempercepat hasil panen yang diburu oleh musim. Garam yang disipan di gugang dapat dijual ketika harga garam baik (harga naik)
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan garam rakyat adalah teknologi memproduksi garam yang masih tradisional serta kualitas garam yang masih tergolong rendah, produksi garam tergantung pada cuaca dan iklim, penggarapan lahan masih menggunakan tradisional, ketersediaan dan kualitas infrastruktur masih kurang sehingga mengakibatkan meningkatkan biaya produksi, harga garam turun serta fliktuatif, produktifitas belum maksimal.
Persoalan yang berkaitan dengan teknologi dan infrastruktur produksi tradisional merupakan bagian dari masalah pengembangan garam rakyat, karena itu butuh untuk meneliti serta membuktikan untuk mengaplikasikan dari teori yang diajarkan dengan situasi yang nyata yang berada dalam masyarakat, dengan demikian bisalah diukur serta dievaluasi secara kopetensi serta relevansi antara ilmu teknologi serta infrastruktur modern dengan teknologi tradisional yang berada di masyarakat.
Ketentuan diatas tidak berlaku pada sebagian petani garam di Desa Kedung Karang yang mempunyai keunikan sendiri. Kegiatan pertanian dengan menggunakan metode tradisional yang terjadi di Desa Kedung Karang dianggap lebih menjangkau. Mereka menganggap bertani dengan metode geo membrane lebih banyak mengeluarkan biaya.
Dari fakta di atas akan banyak sekali manfaat mengenai tema Analisis Kualitas Produksi dengan Menggunakan Geo Membran dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Tradisional (Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).
Penegasan Judul
Untuk mempertegas judul dan memperjelas istilah serta menghindari kesalah pahaman judul yang penulis bahas maka penulis perlu membatasi masalah yang terdapat dalam judul skripsi sebagai berikut;
Geomembrane merupakan benda dari bahan baku produksi HDPE (High Density Polyethylene) serta mempunyai fungsi utamanya yaitu sebagai benda pelapis. Benda ini sangat kuat terhadap bahan berbahaya, serta limbah sehingga sangat berguna untuk penggunaan pelindung air, tahan terhadap berbagai macam bahan kimia dan limbah.
Produksi merupakan kegiatan mengubah suatu benda menjadi barang baru yang mempunyai manfaat lebih untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kualitas Produksi merupakan karakteristik dari kondisi dinamis hasil panen petani garam yang menggunakan geomembrane dan petani tradisional.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut;
Bagaimana kualitas produksi dengan menggunakan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Apa faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak beralih menggunakan metode Geomebran dalam pertanian garam?
Bagaimana pengaplikasian metode Geomembrane dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Apa yang menjadi kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Bagaimana solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dala penulisan skripsi ini antara lain;
Untuk mengetahui bagaimana kualitas produksi dengan menggunakan Geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong petani garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak lebih menggunakan metode Geomebran dari pada metode tradisional.
Untuk mengetahui bagainama pengaplikasian Geomebran dam manfaat setelah menggunakan Geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam.
Untuk mengetahui bagaimana solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;
Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memperluas khasanah keilmuan khususnya dalam bidang-bidang teknologi, metode dan infrastruktur pertanian, sehingga memiliki nilai manfaat terhadap pertanian dan penelitian-penelitian setema selanjutnya.
Secara Praktis
Memberiakan pengetahuan pada para petani agar dapat melaksanakan kegiatan pertanian yang maksimal dalam pengelolaan lahan yang sesuai dengan fungsi aturan-aturan Repubik Indonesia nomer 19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani bab II Pasal 3 poin e yang berbunyi tentang meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani serta kelembagaan petani dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju, modern, dan bekelanjutan.
Memberikan pengetahuan pada kelompok tani untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota yang sesuai dengan fungsi Undang-Undang Republik Indonesia nomer 19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani bab pasal I poin 10.
Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut;
Metode Geomembran yang digunakan adalah membrane yang fungsinya dapat memisahkan antara lapisan permukaan tanah dengan air laut tua.
Ukuran kualitas yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran perbandingan hasil panen dari kedua metode yang digunakan yaitu metode Geomembran dan metode tradisional
Penelitian dilakukan pada kondisi lapangan yang ada
Penelitian tidak dilakukan pada skala laboratorium
penelitian hanya fokus pada bentuk fisik kualitas dari hasil panen kedua metode yang digunakan
penelitian dilakukan pada satu kali masa panen garam pada bulan juli, agustus, September 2022.
Pengambilan data dilakukan secara langsung dilapangan kepada para petani garam, kelompok petanoi garam dan pejabat desa.
Sistematika Penulisan
Sistematika yang dimaksud ini sebagai gambaran atas pokok bahasan dalam penulisan skripsi, sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan menerima masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut;
BAB I: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah, penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Batasan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka
Bab ini menjalaskan tentang kualitas, produksi, Geomembran, penelitian terdahulu yang bab relevan dan kerangka berpikir.
BAB II: Metode Penelitian
Jenis penelitian, pendekatan penelitian, alasan menggunakan pendekatan, sumber data, pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data.
BAB IV: Hasil Pembahasan
Penerapan metode Geomembran di Dsa Kedung Karang Kecamatan wedung Kabupaten Demak yang meliputi profil desa Kedung Karanf Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, profil petani garam yang mengunakan metode Geomembran, profil prtano garam yang menggunakan metode tradisional, aplikasi metode Geomembran, factor-faktor yang melatarbelakangi petani gharam menggunakan metode Geomembran, factor-faktor yang melatarbelakangi petani yang menggunakan metode tradisional, analisis manfaat penerapan metode Geomembran terhadap hasil panen petani garam, Apa yang menjadi kendala atau faktor penghambat petani garam dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garam, Bagaimana solusi yang dapat dilakukan petani garan guna mengatasi kendala dalam menggunakan geomembrane pada pertanian garan
di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
BAB V: Penutup
Bab ini membahas tentang penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
BAB II
KERANGKA TEORI
Kajian Teori
Kualitas
Pengertian Kualitas
Menurut Dale dari sisi bahasa berasal dari bahsa latin quails yang mempunyai makna sebagai ketentuannya. Kualitas merupakan tingkat mencukupi skala tertentu. Sementara itu menurut Amerikan society for quality control kualitas merupakan keutuhan wujud serta sifat-sifat barang atau jasa yang menggambarkankan kesanggupannya dalam memuaskan keperluanan yang terlihat jelas ataupun tersenbunyi. Pengertian kualitas lebih luas ;
Peringkat yang sangat baik (degre of exelence) memiliki pemahaman berdasarkan kepada tingkat produk (grade) khusus.
Peringkat kualitas (quality level) memiliki pemahaman kualitas untuk mencoba metode.
Kecocokan untuk dipakai (fitness for pourpose user satisfacion) keahlianan produk atau jasa dalam memberikan kepuasan terhadap konsumen serta pelanggan.
Dalam realita kualitas kuantitas merupakan prinsip yang cukup sulit untuk digunakan serta disetujui, kata kualitas memiliki beragam versi . Tidak dapat diartikan secara sendiri, dan sangat tergantung pada tilisannyaa. Beberapa definisi kualitas berdasarkan konteksnya butuh dibedakan atas dasar; kelompok, peristiwa, produk, pelayanan, sistem, manusia, hasil, aktifitas, dan komunikasi. Dapat disimpulkan beberapa hasil survey yang tertuju pada cara pandang arti pentingnya kualitas produk serta jasa, diantarany; pandangan umum atas kualitas produk dan jasa yang semakin luas, meningkatnya persepsi dan peran serta manajemen puncak, kualitas tidak dapat ditawar (quality is not negotiable), kualitas melingkupi seluruh hal (quality is all -pervasive), kualitas membuat produktifitas lebih baik, kualitas dapat mempengaruhi performance yang lebih baik pada prinsip, kualitas berarti membuat bagus kinerja bisnis, harga non kualitas yang tinggi, konsumen dan pelanggan merupakan raja, kualitas merupakan pandangan hidup (way of life).
Kualitas adalah salah satu indicator vital bagi produsen atau perusahaan untuk dapat terkenal ditengah ketatnya persaingan dalam industry. Kualitas diartikan sebagai keutuhan dari sifat-sifat suatu produk yang menunjang keahliannya untuk memuaskan kebutuhan yang didetailkan atau ditetapkan.
Menurut Juran kualitas produk merupakan kesesuaian pemanfaatan produk (fitness poruse) guna memenuhi kebutuhan serta kepuasan pelanggan. yang disandarkan pada lima ciri utama teknologi, psikologis, waktu, kontraktual dan etika. Juran memiliki suatu pandangan bahwa quality is fitness for use yang memiliki arti kualitas (mutu produk) berkaitas dengan nyamannya barang tersebut diperuntukan. Artinya, apabila pada suatu barang secara layak serta baik diperuntukan berarti barang tersebut berkualitas baik.
Menurut Grosby kualitas merupakan (conformance to requirement), yaitu cocok atau pas dengan yang disyaratkan atau dilazimkan. Suatu produk memiliki kualitas jika produk sesuai dengan standar kualitas yang telah diwajibkan. Standar kualitas melingkupi bahan baku, proses produksi serta produk jadi.
Menurut Deming kualitas merupakan kesesuaian dengan keinginan pasar atau pelanggan dan konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat mengerti apa yang diperlukan pelanggan atau konsumen atas suatu produk yang akan diproduksi.
Menurut Feigenbaum mengemukakan, kualitas merupakan kepuasan konsumen atau pelanggan seutuhnya (full costumer satisfaction). Suatu produk yang berkualitas apabila dapat memberi kepuasan seluruhnya kepada pelanggan atau konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan atau konsumen atas suatu barang.
Menurut Garvin dan Davis mengemukakan, bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang bersangkutan langsung dengan produk atau barang, orang atau tenaga kerja, proses dan progres, serta lingkungan yang mencukupi atau melampaui harapan pelanggan dan konsumen. Kualitas dapat dilihat dari dua sisi
Mutu atau kualitas dilihat dari cara pandang konsumen
Konsumen memperkirakan kualitas sebuah produk (barang atau jasa) dari kesesuaian pemakaian (fitness for use) dan semisalnya (quality of desigen). Fitness for use adalah seberapa baik produk atau jasa tersebut melakukan peran atau fungsi utamanya. Quality of desigen termasuk merancang sifat-sifat kualitas kedalam produk (barang atau jasa) jadi berkesinambungan erat dengan dimensi mutu
Dilihat dari sudut pandangan produsen mutu atau kualitas adalah sebuah corfonmance yaitu seberapa tingkat kecocokan produk atau jasa yang didapatkan dengan desain atau rancangan pembuat produk atau produsen. Apabila lebih terperinci kualitas adalah kata yang cukup rumit untuk artikan, karena kualitas bergantung terhadap beberapa hal berikut: mendesain, memproduksi, mendistribusikan atau menyerahkan barang kepada konsumen, pelayanan pada konsumen (pemanfaatan barang dan jasa tersebut oleh konsumen). Dengan demikian kualitas dari sisi produsen dapat didefinisikan sebagai berikut “kualitas suatu produk merpakan keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produknya dapat mencukupi selera dan kebutuhan konsumen, memuaskan sesuai niali uang yang telah dikeluarkan“ dalam pengertian yang lebih luar “juaran” mengartikan kualitas sebagai kinerja kelompok secara keseluruhan yang ditujukankan secara sinergi pada keperluanan dan kepuasan konsumen dan pelanggan. Dari sinilah kualitas diartikan sebagai total quality manajemen. Bila diungkapkan dalam faktor-fakor maka kualitas produk dilihat dari sisi produsen dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu
gambaran agenda barang dan jasa
Bahan baku yang digunakan
Alat dan metode yang difungsikan untuk membikin produk Cara memasarkan dan atau mendistribusikan ke konsumen termasuk cara menyampaikannya dan cara melayani pelanggan dan konsumen.
Perspektif Kualitas
Menurut Garvin menandai adannya lima pilihan perspektif kualitas pendekatan yang diperuntukkan untuk menghasilkan suatu kualitas produk
Transcendental Approach (sesuatu yang bisa dirasakan tetapi susah untuk difahami, untuk digunakan ataupun untuk diukur). Menurut pendekatan ini kualitas dapat dirasakan atau dimengerti, tetapi sulit dijalankan. perspektif ini biasaanya diterapkan dalam seni Selain itu, perusahaan dapat mengiklankan produknya. Dengan demikian, fungsi planing produksi dan pelayanan suatu perusahaan tidak mudah menggunakan pengertian seperti ini untuk dasar manajemen kualitas karena sulitnya merancang produk dengan pas. Hal ini mengakibatkan penerapannya juga sulit. Transcendent based dalam konsep ini diartikan suatu mutu dapat diterima dan diakui apabila ada pengembangan lebih lanjut dari keadaan sebelumnya dan perubahan mutu tersebut dapat dirasakan dan dipraktekkan, memberikan kelancaran serta manfaat yang lebih baik dari manfaat yang sebelumnya. Secara variabel, contoh produk yang masuk katagori transcendent based antara lain;
Pada zaman dahulu sebelum ada pompa air warga yang membutuhkan air harus rela mencari air di sungai dan jaraknya jauh dan yang mempunyai sumur mereka harus menimbadengan tangan, sekarangkarena adanya teknologi mesin pompa air maka ketika membutuhkan air tinggal menghidupkan saklar pompa air.
Teknologi dahulu menggunakan kulkas untuk mendinginkan air sekarang teknologi pemanas dan pendingin air bisa dimanfaatkan dan bisa didapatkan oleh masyarakat dengan alat disprnser memiliki fungsi pemanas dan pendingin air.
Dahulu helem pelindung kepala hanya memiliki fungsi keamanan pada pelindung kaca dan kepala, Sekaran ada helem yang difungsikan sebagai music agar pengendara tidak bosan dijalan
Product-based Approach (pendekatan berdasarkan produk) Pendekatan ini menganggap kualitas untuk sifat-sifat atau atribut yang bisa digolongkan serta bisa diukur. Perbedaan dalam kualitas menggambarkan perbedaan dalam jumlah unsur atau atribut yang di punyai produk. Karena pandangan ini sangat nyata, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam keinginan, kebutuhan, dan pengistimewaan masing masing orang. Product Based dalam konsep ini diterangkan bahwa dianggap berkualitas jika produk mempunyai antribut tertentu yang bisa menjamin kepuasan konsumen dalam pemakaian produk yang bersangkutan. Kualitas disini dapat didefinisikan sebagai pemenuhan sebuah harapanan dengan akibat tinggi atas atribut keamanan saat produk atau jasa difungsikan. Tidak mengancam dan tidak menimbulkan marabahaya bagi pemakai produk, misal untuk produk contoh produk based antara lain jika penyebrangan kapal laut, tidak terjadi keterlambatan, aman selama pelayaran berlangsung Produk wajib memiliki kualitas dari segi atribut, yang menjamin kenyamanan bagi pemakai.
User-based Approach (pendekatan berdasarkan pemakaian) Pendekatan ini didasarkan pada perspektif bahwa kualitas tergantung pada orang yang memanfaatkannya dan produk yang paling memuaskan prefenren seseorang (misalanya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling bagus. Perspektif yang objektif dan damand-orientied ini juga mengemukakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki keperluanan dan kemauan yang berbeda pula. Dengan demikian, kualitas bagi seseorang merupakan sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya. Untuk kualitas pendekatan user based, ciri kualitas lebih bersifat kebanyakan artinya produk atau jasa dikatakan berkualitas jika terdapat atribut yang mampu mencukupi permintaan konsumen, barang atau jasa diproduksi dan disamakan dengan permintaan atau kegiatan konsumen. Sehingga ketika produk dipakai, dapat membarikan keinginan apa yang diinginkan terwujud jika memakai produk tersebut.
Manufacturing-based Apporach (pendekatan melalui parik) Perspektif ini bersifat supplay-based dan terutama mengamati implementasi perekayasaan dan manufacturing, serta mengartikan kualitas sama denagn kualifikasinya (confermance to reqirements) dalam area jasa, dapat diartikan bahwa kualitas bersifat operations-drifen pendekatan ini tertuju pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, sering kali didorong oleh tujuan peningkatan produktifitas dan penekana biaya. jadi, yang menetukan kualitas, standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakan. Manufacturing Based, kualitas dapat diterima dan diakui, apabila produk yang diciptakan dapat mencukupi harapan dan keinginan secara spesifik bagi konsumen yang membelinya dan memakainya.
Value-based Apporach (pendekata melalui nilai) Pendekatan ini melihat kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan mempertingbangkan trade-off antara kinerja produk dan harga, kualitas diartikan sebagai “aff-vordable excellenc”. Kualitas dalam pandangan ini memiliki sifat relative sehingga produk yang mempunyai mutu paling tinggi belum tentu produk paling berharga. Akan tetapi yang paling berharga ialah barang atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buy). Value Based, untuk golongan mutu dalam jenis ini, barang atau jasa dihasilkan disesuaikan kekuatan dan keinginanan membayar pelanggan. barang jenis ini tegolong mempunyai harga spesial dan tidak sembarang orang bisa memiliki atau mempunyainya. Karena sifat barang yang spesial sehingga kualitas sangat disesuaikan dengan harganya. Produk yang masuk kategori ini dapat digolongkan, sebagai barang berharga.
Alasan membutuhkan kualitas
Barang berkualitas tinggi, indah dan bagus memang akan lebih menarik bagi pelanggan, bahkan akhirnya dapat meningkatkan jumlah penjualan. Ada beberapa alasan perlunya produsen memproduksi produk berkalitas ;
pelanggan yang membeli produk berdasarkan kualitas, lazimnya ia memiliki kepatuhan barang yang besar dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan penyesuaian harga. Normalnya, pelanggan berbasis kualitas akan selalu puas karena adanya produk lain yang lebih berkualitas. Tetapi selama produk semula masih selalu menjalankan perbaikan kualitas (quality improvement) ia akan senantiasa dengan tetap membelinya. Berbeda dengan konsumen berbasis harga, dia akan mencari produk yang harganya lebih rendah, apapun jenis nama dari produknya.
Besifat berbenturan dengan cara perspektif bisnis tradisional, ternyata bahwa memproduksi barang berkualitas tidak secara langsung lebih mahal dengan memproduksi produk berkualitas bawah. Banyak perusahaan (dis-covery) bahwa membuat produk berkualitas tidak harusmemiliki nilai jual lebih mahal. Mengapa? Fakta melihatkan, bahwa cara (methodos) berproduksi menghasilkan produk berkualitas bagus secara dorongan meningkatkan produktifitas, antara lain mengurangi pemakaian bahan (reduce materials usage) dan meminimkan biaya.
Menjual produk tidak bermutu, kemungkinan akan banyak mendapatkan keluhan dan pemulangan barang dari konsumen. Atau biaya untuk membenarkannya (after sales services) membuat sangat besar, selain gambar produk tidak baik. Belum lagi, musibah yang dialami konsumen akibat penggunaan barang yang berkualitas rendah. Pelanggan tersebut mungkin akan meminta tuntutan ganti rugi melalui meja hijau.
Dimensi kualitas
Menurut Mulins, Orville, Larreche, dan Boyd bilamana perusahaan menginginkan mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan wajib mengerti aspek dimensi apasaja yang dipakai oleh pelanggan untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
Menurut Gaspersz (1997), dimensi atau ukuran kualitas meliputi beberapa golongan, yaitu;
Kinerja atau Performa (performance). Kinerja berhubungan dengan aspek fungsional produk dan karakteristik utama yang dipertimbangkan oleh konsumen jika menginginkan membeli produk.
Keistimewaan (features). Dimensi ini lebih gampang berubah disbanding dimensi lain, feature-feature dengan cepat menjadi bagian dari performance.
Keandalan (reliability). Berkenaan dengan keahlian suatu produk berfunfsi secara berhasil dalam waktu masa tertentu dan dibawah kondisi tertentu. Kendalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat kesuksesan dalam penggunaan suatu barang maupun jasa.
Konformasi (conformance). Konformasi meliputi kecocokan produk terhadap spesifikasi atau standar yang telah ditetapkan sebbelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformasi menunjukkan derajat dimana karakteristis desain produk dan operasi memenuhi standar yang ditetapkan. Standar sering diungkapkan sebagai penghususan yang menunjukkan pusat target dan tingkat penerimaan terhadap variasi. Efektifitas konformansi sering mengantarkan pada reliabilitas, durabiltas, performansi, dan persepsi kualitas.
Daya tahan (durability). Daya tahan mengukur kehidupan produk pada dimensi teknis dan ekonomi. Karakteristik ini berkaitan dengan seberapa lama sebuah produk bisa dipakai sebelum ia rusak atau diperbarui..
Kemampuan pelayanan (serviceability). Merupakan sifat-sifat yang berkenaan dengan kecepatan, kehormatan, kopetensi, kemudahan perbaikan dan penggantian. Ketika sebuah produk rusak, seberapa cepat diperbarui, seberapa efektif usaha perbaikan tersebut.
Estetika (aesthetics). Merupakan sifat-sifat yang berkaitan dengan keelokan yang besifat subjektif dan merefleksikan preferensi seseorang. Estetika darisuatu barang lebih berkaitan dengan perasaan seseorang yang mencakup karakter tertentu, meliputi perasa, penglihat, pendengar.
Kualitas yang disedut pandangkan (perceavid quality). konsumen tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai suatu produk atau layanan, mereka bergantung pada informasi tidak langsung yang disampaikan oleh perusahaan yang membuat barang atau layanan tersebut. Dimensi ini bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dan mengkonsumsi produk serta meningkatkan harga diri. Hal ini juga dapat berbentuk reputasi,.
Faktor yang mempengaruhi kualitas atau mutu
Kualitas secara langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor dasar,
1.Pasar (market)
Jumalah barang baru lebih baik yang tawarkan di pasar terus bertambah pada laju yang ekplosif, efeknya bisnis harus lebih lentur serta dapat berubah secara efisien.
Uang (money)
Biaya kualitas merupakan salah satu titik rawan dimana biaya produksi serta kerugian dapat ditekan untuk mengganti kekurangan laba.
Manjemen (management)
Tanggung jawab kualitas telah disalurkan kepada semua golongan dan tingkatan manajemen.
Manusia (men)
Pekerjaan dibutuhkan kini adalah yang mempunyai wawasan skill khusus.
Motivasi (motivation)
Pengakuan positif secara pribadi bahwa pekerja memberi sumbangan untuk tercapainya tujuan perusahaan, menjadikan meningkatkan motivasi kerja.
Bahan (material)
Material wajib dilakukan pengecekkan sedemikian rupa sehingga pantas untuk diproses. Pemeriksaan atas spesifikasi yang sedemikian ketat bisa menurunkan biaya efisien.
Mesin serta mekanisai (machines and mechanization)
Kegiatan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan peningkatan volume produksi mendorong peralatan pabrik yang maksimal.
Metode informasi mutahir (modern information method)
Evaluasi teknologi yang pesat seperti computer membuka kemungkinan dapat mengumpulkan, menyimpan, dan mengambil kembali, serta dapat menyulap informasi.
Persyaratan proses produksi (mounting products requirements)
Kemajuan pada rekayasa rancangan membutuhkan kendali yang lebih ketat pada seluruh proses pemprodusian.
Meningkatkan mutu jasa yang ditawarkan tidak segampang usaha meningkatkan kualitas barang karena sifat-sifatnya yang unik. Peningkatan kualitas jasa juga akan berdampak pada kelompok secara menyeluruh. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk dapat meningkatkan kualitas layanan atau jasa yang ditawarkan antara lain:
Mendeteksi penentu utama mutu layanan.
Mula-mula yang dilakukan pada mendeteksisi factor utama yang mempengaruhi mutu jasa antara lain dengan melaksanakan penelitian pelanggan yang setelahnya disusul dengan memperkirakan penilaian terhadap perusahaan. Dan pesaingnya berdasar factor penentu tersebut, untuk mengadakan deteksifikasi ini perlu melakukan wawancara dengan pelanggan, karena hubungan antara pelanggan dengan pemberi jasa tidak jauh.
Mengelola harapan pelanggan
Hasil pengamatan serta penelitian kepada kebutuhan dan harapan konsumen terhadap jasa yang akan dibeli tersebut diolah kemudian, kelompok atau produsen memberikan motifasi pada pelanggan untuk dapat memenuhi harapan pelanggan tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah janji yang diberikan kepada pelanggan tersebut jangan melebihi batas sehingga bila tidak terealisasi pelanggan akan merasa sesal. Akan lebih baik jika kelompok atau produsen dapat memberikan lebih dari yang telah disepakati.
Mengelola kualitas jasa
Mutu suatu jasa memang tidak terlepas dari tindakan atau tingkah manusia yang memberikan atau menyediakan jasa untuk pelanggan, contoh kesantunanan, kehalusan, keluwesan, kecerdikan, kelenturan, stabilitas, masuk akal serta masih banyak hal-hal positif lagi yang dapat dilakuakan. Hal ini disebabkan mutu jasa tidak terlepas dari sifat-sifat mutu jasa yang ditentukan dari hubungan yang antara pelanggan, penyedia jasa, atau antar penyedia jasa. Kelakaian dalam memberikan layanan langsung dapat dimengerti siapa yang telah memberikan layanan tersebut. Sementara untuk kelompok atau produsen manufaktur kesalahan tersebut hanya terlihat pada barangnya, tidak terhadap orang yang ada didalamnya.
Mengembangkan budaya kualitas
Budaya kualitas meliputi pemikiran, kepercayaanan, tingkah laku, nilai, norma,tradisi, aturan, dan sebagainya yang akan meningkatkan mutu. Oleh karena itu agar budaya mutu terealisasi, butuh dukungan dan komitmen menyeluruh dari seluruh anggota organisasi dan harus dibudayakan, hal ini disebabkan, memberikan yang terbaik bagi konsumen dan mengerjakan sesuatu dengan baik sejak awal memang jadi tuntutan utama untuk mewujudkan barang serta proses yang bermutu.
Jika dilihat dari sisi produsen, maka kualitas produk akan dijaga mutu dari program penjaminan (quality assurance activites), penjaminan mutu memiliki arti bahwa perodusen berkomitmen sepenuhnya terhadap mutu barang. Diawali dari tahap prarancangan produk hingga pendistribusian produk terhadap konsumen. maka untuk itulah oleh karena itu saat ini smua perusahaan menerapkan manajemen kualitas total merupakan suatu pendekatan untuk megintegrasikan kualitas pada semua level kelompok pengelolaan kualitas berdasarkan prinsip total management quality tersebut meliputi tahapan :
Planning mutu
Planing mutu wajib diawali sebelum suatu produk dirancang. Untuk menghasilkan hasil terbaik. Dalam tahap ini, manjer wajib menentukan kinerja mutu ialah keistimewaan kinerja yang diusulkan suatu produk dari suatu produk jadi ke produk jadi selanjutnya.
Pengorganisasian mutu
Fase ini mempunyai arti bahwa produsen menanamkan keyakinan bahwa produksi barang dan jasa yang berkualitas hanya dapat dilaksanakan menggunakan segala upaya dari semua bagian atau departemen dalam kelompok. Mutu tidaklah langsung menjadi tanggung jawab departemen kualitas dari manajemen produksi melainkan seluruh pihak dalam kelompok dalam rangka memberikan barang terbaik untuk konsumen.
Pengarahan kualitas
Disini berarti bahwa manajer wajib memberikan memotivasi pegawai diseluruh perusahaan untuk sampai menuju tujuan kualitas, menejer wajib membantu pegawai mengetahui bagaimana mereka dapat memengaruhi mutu serta bagaimana mutu memengaruhi pekerjaan mereka maupun perusahaan. Oleh karena itu manajer sebagai leader wajib secara terus menerus mencari ide-ide untuk membantu pengembangan orientasi mutu serta melatih pegawai, mendorong keterlibatan dan mengkaitkan kompensasi terhadap kualitas kerja. Apabila manajer berhasil melaksanakan itu maka pegawai akhirnya dapat menerima quality ouner ship yaitu prinsip manajemen kualitas total yang bekeyakinan bahwa mutu menjadi milik setiap manusia yang menciptakannya bersamaan dengan proses pengerjaannya.
Pengendalian kualitas
Dalam proses produksi barang ataupun jasa, manajer wajib mampu menetapkan standar serta pengukuran mutu secara spesifik sehingga dapat mendeteksi kehilafan serta melakukan pekerjaan perbaikan yang dibutuhkan.
Salah satu standar kualitas internasional yang bisa digunakan ialah seri ISO, yang telah ditetapkan oleh international organization for standardization (ISO). Pendapatan sertifikat ISO 9000 (system manajemen mutu) ataupun ISO 14000 (sistem manajemen lingkungan) sekarang telah menjadi keperluan wajib bagi perusahaan besar, badan usaha milik negara serta bahkan perusahaan dalam skala yang lebih kecil, baik benda ataupun jasa. Penggunaan ISO dimulai pada 1987 dan dipakai lebih dari 100 negara.
ISO 9000 adalah dokumen yang sangat unik serta bisa dipakai pada semua kegiatan di ruang lingkup bisnis tanpa adanya kewajiban mengubah atau mengganti proses produksi yang ada. Selain itu ISO seri ini juga menjadi pedoman untuk gambar, manufaktur, penjualan dan pelayanan untuk suatu produk baik benda atupun jasa. Maka karena itulah oleh ISO 9000 dianggap telah menjadi standar yang membantu menunjukkan perusahaan menuju jaminan kualitas dalam era global pada total quality management maka ISO 14000 mencerminkan total quality enfironmental management.
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi adalah nyawa kehidupan dari rangkaian kegiatan ekonomi, kegiatan konsumsi, penyaluran kepada konsumen atau distribusi ataupun jual beli tidak akan pernah ada tanpa didahului adanya proses produksi. Karena itu, kegiatan produksi sangat dianjurkan dan sangat penting dalam memenuhi kehidupan mahluk hidup. Produksi merupakan suatu proses yang telah muncul dimuka bumi ini dari awal mula diciptakannya mahluk hidup. Kegiatan Produksi sangat prinsip untuk berlangsungnya hidup dan juga kehidupan manusia serta segala yang ada di bumi. Sayogyanya produksi muncul dan melekat dari manusia dengan alam.
Kegiatan produksi adalah mata rantai dari pemanfaatan dan penyaluran kegiatan produksilah yang menciptakan produk dan jasa, kemudian dinikmati oleh para konsumen. Jika tidak ada produksi maka aktifitas ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya guna menciptakan barang serta jasa aktifitas produksi menyertakan banyak faktor produksi. Produksi ialah mennghasilkan guna dan bukan menghasilkan benda atau materi. Yang dimaksud ialah bahwa manusia mengolah benda tersebut untuk mencukupi berbagai keperluannya, sehingga benda tersebut memiliki kemanfaatan.
Menurut Basu Swasta memberikan pengertian produksi merupakan pengubahan materi baku dari sumber-sumber hingga menjadi hasil yang dimaksudkan oleh pelanggan atau konsumen. Hasilnya bisa berupa materi ataupun jasa. produksi adalah proses yang merubah sumberdaya yang langka menjadi materi serta jasa yang berguna. Produksi ialah aktifitas perusahaan atau produsen guna menciptakan materi atau jasa serta bahan-bahan atau sumber-sumber factor produksi serta bertujuan untuk dijual kembali. Pandangan produksi dapat dilihat dari beberapa bagian :
Pandangan produksi menurut sempit ialah perbuatan aktifitas setiap mahluk guna menciptakan suatu materi atau merubah suatu materi menjadi materi yang lain.
Pandangan produksi menurut luas ialah merupakan segala perbuatan atau aktifitas makhluk baik secara langsung maupun tidak langsung yang diperuntukkan guna menambah atau mempertinggi nilai serta manfaat suatu barang untuk mencukupi kebutuhan manusia.
Pandangan produksi menurut umum idalah merupakan segala aktifitas atau kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan benda-benda saja namun dapat juga membuat atau menghasilkan jasa pelayanan, semisal kegiatan pertunjukkan, penggarapan buku-buku novel, serta pelayanan jasa telekomunikasi.
Produksi menjadi system dan proses, ialah menjadi system merupakan bahwa ada hubungan yang saling memberikan pengaruh serta mempengaruhi antara factor produksi yang satu dengan yang lainnya. Produksi merupakan proses berate bahwa produksi dilaksanakan melalui tahap demi tahap secara berkesinambungan.
Pandangan produksi menurut ekonomis, iaalah mengacu pada aktifitas yang berhubungan dengan usaha menghasilkan dan peningkatan daya kegunaan atau ulititas suatu materi dan jasa.
Konsep produksi
Bagi langganan dan konsumen akan labih merespon atau lebih menyukai suatu produk bilamana barang tersebut ada dan tersaji dibanyak lokasi atau dimana-mana dan harganya relihat murah sesuai dengan kekuatan pelanggan atau konsumen. Maka bisa disimpulkan bahwa konsep pemasaran ini berorientasi pada produksi dan memaksimalkan produk tersebut secara maksimal serta memaksimalkan jangkauan penyampaian produk tersebut kepada msyarakat luas. Jadi suatu perusahaan tersebut harus berorientasi pada pemaksimalan ketersediaan materi dan atau jasa hingga pelanggan atau konsumen dapat mendapatkan bateri atau jasa yang dihidangkan dari perusahaan tersebut secara mudah serta efisien.
Prinsip kegiatan produksi menurut islam
Aktifitas produksi memiliki beberapa prinsip, prinsip produksi dilihat dari sudut pandang Islam adalah:
Memperhatikan akan nilai serta moral.
Aktifitas mengorganisir factor produksi, proses produksi sehingga pemasaran serta pelayanan kepada pelanggan ataau konsumen wajib mengikuti kepribadian islam. Penciptaan materi dan jasa yang dapat menghancurkan kepribadian serta menurunkan manusia dari norma-norma islam tidak akan dimanfaatan atau dipakai.
Memperhatikan kepada sosial kemasyarakatan.
Aktifitas produksi musti menjaga keseimbangan dan harmonisan dengan lingkungan sosial dan lingkungan hidup pada masyarakat skala yang lebih luas. Dan juga masyarakat memiliki hak untuk menikmati hasil produksi secara cukup serta bermutu. Untuk itu produksi bukan hanya melingkupi kepentingan tentang produsen saja namun juga masyarakat secara menyeluruh. Pemerataan guna dan keuntungan produksi untuk keseluruhan seluruh orang, dilaksanakan dengan cara yang bagus serta efektif.
Menjauhi keburukan.
Permasalah ekonomi hadir bukan karena adanya kekurangan sumberdaya guna mencukupi kebutuhan manusia saja, akan tetapi tetapi juga dikarenakan oleh keseganan serta pelalaian terhadap seluruh anugrah Allah, berupa sumber daya alam maupun manusia. Sikap tersebut dalam al-Quran sering disebut sebagai keburukan atau penolakan kepada nikmat Allah. Hal ini dapat membawa dorongan bahwa prinsip produksi bukan hanya sekedar ketepatan atau efisiensi, tetapi juga memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam kerangka pengabdian manusia Terhadap Penciptanya.
Guna materi yang diproduksi
Guna materi yang dihasilkan atau output. Berdasarkan kegunaan yang dihasilkan proses produksi dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda menurut bagaimana manfaat yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut aktifitas atau kegunaan dibagi menjadi beberapa manfaat adalah:
Manfaat utama (primary utility)
Manfaat utama dapat terjadi apabila aktifitas yang dilakukan perusahaan mencerminkan aktifitas yang bergerak dibidang pengambilan dan penyediaan materi-materi atau hasil-hasil dari sumber yang telah tersedia oleh alam contohnya: perusahaan minyak dan gas, dan lain-lain.
Manfaat wujud (from utility)
Proses produksi yang menghasilkan guna wujud ialah meuble. Proses produksi ini terjadi setelah manfaat utama dilakukan selanjutnya baru dilakukan proses setelahnya guna menghasilkan guna yang lebih bermanfaat lagi.
Manfaat masa (time utility)
Manfaat masa dihubungkan dengan peningkatan nilai materi yang memiliki selisih masa atau waktu contohnya disimpan dipergudangan (beras) setelah harga-harga naik maka beras yang tidak habis pada kurun waktu turunnya harga karena waktu berjalan terus menghasilkan nilai beras tersebut beranjak naik.
Manfaat lokasi (place utility)
Manfaat lokasi bisa kita lihat pada perusahaan transportasi perusahaan apakah itu kapal laut, kendaraan, truk maupun transportasi udara dapat menyebakan bertambahnya guna materi yang dipindahkan tersebut. misal hasi-hasil meuble yang dibawa ke luar negeri.
Manfaat milik
Manfaat milik merupakan usaha guna mengalihkan materi dari hak kepmilikan orang yang satu ke orang yang lain. misal tengkulak, kios, pedagang, distributor, makelar dan lain sebagainya.
Tujuan aktifitas produksi,
Kita bisa melihat bahwa bila tidak ada aktifitas produksi, kebutuhan manusia yang bermasam-macam itu dapat sulit ditunaikan adapun bisa dicukupi, kuantitas dan kualitas pada pemuas kebutuhan tersebut termasuk sangat sedikit. Tanpa adanya aktifitas produksi, stanndar kehidupan manusia bisa sedikit. Tujuan umum adaalah mncukupi keperluan manusia untuk menggapai kejayaan. Kejayaan tergapai bila tersedia materi atau jasa dalam kapasitas yang terpenuhi. aktifitas produksi memiliki tujuan adalah untuk:
Menciptakan materi atau barang dan jasa
Mengembangkan nilai fungsi materi atau barang dan jasa
Mengembangkan kejayaan manusia
Mengembangkan laba
Memperbanyak lowongan usaha
Mengatur kesinambungan usaha dengan perusahaan.
Asas dalam proses produksi
Perkembangan teknologi tidak dapat dibendung atau dihindari, namun yang dapat dilakukan adalah mengadopsinya dan mengikuti perkembangannya agar tidak tertinggal dalam pesaingan. Teknologi diciptakan sebenarnya untuk mempermudah kegiatan dan aktifitas manusia, menjadi lebih efisien dan tepat waktu serta mampu menghemat biaya. Dalam upaya melakukan pelayanan kepada user atau pelanggan, kehadiran teknologi menjadi semakin penting, karena dengan teknologi akan tercipta kemudahan, kecepatan akurasi tindakan, penghematan, akuntabilitas, dan efektifitas. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, peran teknologi tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pelayanan. Guna melengkapi dan menyerpurnakan pelayanan kepada pelanggan, ada tiga asas utama yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Asas manfaat
Costumer membutuhkan suatu pelayanan yang mampu membawa manfaat bagi dirinya, usahanya, keluarganya, kolegadan rekan. Sehingga dalam melakukan pelayanan tidak dapat hanya memberikan janji namun harus diikuti oleh sebuah upaya atau tindakan nyata sehingga janji tersebut dapat diwujudkan kepada konsumen atau pelanggan. Dan yang diberikan kepada konsumen bukan sesuatu yang mengada-ada, namun merupakan sebuah karya atau inovasi atau tindakan untuk benar-benar memuaskan keinginan konsumen dalam membutuhkan sesuatu sesuai yang diminta atau yang diminatinya.
Asas layanan
Setiap konsumen senantiasa menginginkan produk yang handal dan mampu memberikan kebahagiaan hidup baginya, untuk itu bagi setiap perusahaan, memberikan produk yang bagus saja tidak cukup, namun harus diikuti oleh sebuah teransfer knowledge yang memadai dan tepat dalam waktu, tenaga, tempat dan pikiran kepada customer dalam rangka penyempurnaan proses penggunaan produk dan pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh pengguna otomotif, menginginkan ban mobil yang bagus, aman, dan nyaman digunakan pada kendaraan yang mereka gunakan. Kewajiban perusahaan adalah menyediakan produk ban yang diminta tersebut secara baik dan cepat. Sehingga pada saat ban tersebut dibutuhkan, perusahaan benar-benar mampu memberikan dan menyediakan. Seorang pasien yang hendak berobat kerumah sakit menginginkan sebuah kesembuhan yang diharapkan, pihak rumah sakit harus mampu mengkoordinasikan pasien dalam kurung waktu tertentu untuk pulih sedia kala, melalui proses pengobatan dengan metode tertentu. Ini merupakan fungsi perusahaan dalam system manajemen operasi dapat berjalan sesuai fungsinya. Seorang penjait harus mampu merubah bahan baku kain menjadi busana yang sesuai dengan yang diminta pelanggan, pada saat digunakan, busana tersebut mampu memberikan rasa sengang dan bahagia bagi pemiliknya. Bukan hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan menjait busana saja, namun busana tersebut harus mampu menciptakan daya guna bagi pemiliknya. Ini berati penjait tersebut telah bekerja dan berfungsi sesuai profesinya.
Asas tindak lanjut
Jika pelanggan melakukan klaim kepada perusahaan, maka harus ditindak lanjuti sesuai apa yang diinginkan pelanggan, perusahaan melalui SDM yang dimilikinya dituntut untuk mampu bekinerja agar apa yang diminta oleh telah diklaimkan oleh pelanggan dapat terwujud dan dipenuhi dengan baik. Yang sering terjadi, perusahaan malah berusaha menghindar dengan dalil yang tidak logis, sehingga pelanggan akan menderita kerugian secara moril dan materil karena klaimnya tidak dapat dipenuhi. Jelas ini merupakan kelakuan yang tidak pantas serta tidak memiliki tanggung jawab. Melayani pelanggan membutuhkan sebuah keberania, ketulusan, keiklasan, keseriusan, dan kesabaran. Ini merupakan fungsi dalam menciptakan kualitas yang bersifat intangible karena tidak tampak dipermukaan.
Keputusan produksi
Produksi sayogyanya adalah suatu rangkaian aktifitas dari ekonomi yang tidak dapat dibagi dari kegiatan ekonomi lainnya yaitu, konsumsi serta distribusi. semuanya saling berpengaruh satu dengan yang lain, dan wajib diakui bahwa produksi adalah titik sumber dari aktifitas ekonomi. Tidak akan ada pemakaian bila tidak produksi, karena hasil produksi merupakan sesuatu yang bisa dinikmati. Apaila dilihat dari perspektif ekonomi umum atau konvensional umumnya produksi dapat dilihat dari beberapa macam ialah apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya dan untuk siapa materi da jasa diproduksi. Bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas ialah cara perspektif dapat memastikan bahwa aktifitas produksi sudah mampu layak untuk mencapai skala ekonomi. pada berproduksi tadi, ekonomi konvensional meletakkan tenaga kerja sebagai salah satu dari empat factor produksi, bahwa ketiga produksi yanglain ialah sumber daya alam, modal, serta skill. Produsen dalam melaksanakan kegiatan produksi menentukan keputusan-keputusan yang harus diambil pada jangka pendek serta jangka Panjang.
Keputusan jangka pendek yang wajib ditentukan berkenaan dengan Three Fundamental and Interdependent Economic Problems yaitu:
What commodites shall be produced and in what quantities? Materi-materi apa yang akan dibuat dan seberapa banyak? Ada bermacam-macam kemungkinan barang yang diciptakan oleh setiap produsen serta produsen wajib memilih satu atau sejumlah diantaranya.
How shall goods be produced? Dengan cara bagaimanakah barang-barang itu diciptakan? maksudnya siapa yang akan menciptakan, dengan sumberdaya apa barang akan diciptakan dan dengan teknologi yang bagaimanakah materi-materi tersebut diciptakan. Maksud produsen pada lazimnya ialah memaksimalkan laba. tetapi petani individu terkadang memiliki tujuan yang unik contohnya mempunyai seperangkat mesin serta lain sebagainya. Sehubungan dengan perkara itu maka produsen harus memahami bagaimana cara menciptakan materi dan atau jasa atau pemilahan proses produksi yang pas dari beberapa pilihan yang tersedia.
For whom shall goods be produced? Untuk siapa barang-barang yang diciptakan itu nantinya? Siapakah yang akan dan dapat memakai dan mendapatkan kegunaan dari pada diciptakannya barang-barang tersebut? Bagaimana barang tersebut disalurkan kepada konsumen masyarakat?.
Keputusan-keputusan pada jangka panjang yang musti ditentukan adalah:
Jumalah maksimal pemakaian input dan output yang diciptakan produsen wajib memutuskan berapa alokasi factor produksi yang maksimal guna produksi baran serta jasa.
Berapa lama masa produksi dan kuantitas pemodalan. aktifitas produksi membutuhkan pemodalan guna pembelian factor produksi. Proses produksi membutuhkan masa guna menghasilkan produk.
Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi yaitu sumber daya ialah barang-barang yang disiapkan oleh alam atau diproduksikan oleh manusia yang dapat dipakai sebagai memenciptakan barang-barang serta jasa-jasa, factor-faktor produksi yang ada pada perekonomian akan menilai sampai dimana suatu negara bisa menciptakan barang dan jasa. Menurut Debertin faktor produksi dilihat dari sudut pandang konsep masa dibagi menjadi beberapa kelompok;
Jangka Panjang (the loung run).yaitu masa yang relatif panjang dimana seluruh faktor produksi pada fungsi produksi bisa digolongkan faktor produksi variabel
Jangka menengah (the intermediate run) yaitu jangka relative Panjang dimana banyak akan tetapi tidak seluruh faktor produksi ialah faktor produksi variabel.
Jangka pendek (the short run) adalah masa dimana relatif Panjang masa dimana sebagian kecil faktor produksi ialah faktor produksi variabel.
Jangka sangat pendek (the very short run) yaitu memperlihatkan jangka masa yang sangat singkat dimana tidak ada satupun faktorproduksi yang variabel.
Sedangkang faktor produksi dikelompokkan menjadi beberapa kelompok;
Tanah atau alam
Faktor produksi alam atau tanah (land) maupun sumber daya alam (natural resources) ialah segala perkara yang dapat dipakai sebagai aktifitas produksi yang bersumber dari atau disimpan oleh alam adalah;
Tanah dan semua yang hidup diatasnya dan yang ada didalamnya missal barang-barang hasil tambang beripa emas,minyak danlain sebagainya.
Tenaga air sebagai pengairan, pembangkit tenaga listrik, serta lain sebagainya.
Kondisi Iklim, kondisi cuaca, kondisi curah hujan, kecepatan arus angin, dan masih banyak lagi.
Batu-batuan, pasir, flora, dan pohon-pohonan.
binatang serta mineral, baik yang bersumber dari darat maupun laut serta masih banyak lagi.
Lokasi pertanian bisa dibandingkan dengan tanah pertanian, bila lahan pertanian ialah tanah yang dipersiapkan guna pengoprasian tani maka tanah pertanian ialah tanah yang belum tentu digunakan sebagai usaha pertanian. Dengan seperti itu luas tanah pertanian pasti lebih luas lanah pertanian. Barometer yang dipakai sebagai menentukan luas lahan pertanian tidak sama, satuan yang dipakai sebagai menunjukkan luas lahan pertanian yaitu hektar mempunyai symbol ha berkisar luas lahan 10000 m, ru, bata, jengkal, patok, bahu berkisar antara 7000 m, dan masih banyak lagi. Tingkatan tanah akan berbeda dikarenakan tingkat kesuburan tanah, likasi, topografi, keadaan lahan, serta factor lingkungan. Kepunyaan faktor produksi tanah dimasyarakat berbeda. Sumber kepunyaan berbeda-beda yaitu dibeli, disewa, disekap, pemberian dari negara, warisan dari pewaris, sakaf, serta masih banyak lagi. Status kepunyaan tanah pertanian memperlihatkan hubungan tanah pertanian dan pengelola atau pemiliknya. Status kepunyaan tanah pertanian berbeda-beda yaitu:
Tanak milik yaitu dimana mempunyai ciri bebas digunakan dan manfaakan oleh pemiliknya, boleh diperjual belikan, serta pemilik mempunyai tanggung jawab hukum kepada tanah tersebut semisal mempunyai keawajiban untuk membayar pajak.
Tanah sewa ialah tanah yang disewakan yang punya tanah ke pihak lain (mempunyai kewajiban membayar harga sewa) untuk kegunaan pertanian.
Tanah sakap ialah tanah milik orang lain yang atas nama kesepakatan pemiliknya difungsikan oleh pihak lain (mempunyai kewajiban membagi hasil).
Tabah pinjaman ialah tanah yang dipinjam oleh orang tertentu dari pemiliknya yang mana peminjam tidak memiliki kewajiban kepada pemiliknya.
Tanah kepmilikan negara yang dipakai sendiri oleh masyarakat. Pada lazimnya pada wilayah hutan dimana terletak hak dan ulaya.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja ialah seluruh yang bersedia serta sanggup bekerja. kelompok ini menyelimuti yang berkerja untuk keperluan sendiri, baik anggota-anggota keluarga yang tidak mendapat bayaran berupa uang ataupun mereka yang bekerja guna gaji serta bayaran upah. Dan yang menganggur, akan tetapi sebetulnya mau serta mampu untuk bekerja. Faktor produksi tenaga kerja (labour) ialah setiap kegiatan yang dicurahkan sebagian atau semua kemampuan jasmani serta rohani yang dimiliki seseorang serta atau kesanggupan fisik tenak dan mesin yang dipakai sebagai aktifitas produksi barang atau jasa.
Macam-macam tenaga kerja pada aktifitas pertanian idalah
Tenaga kerja manusia
Tenaga kerja manusia yang diperlukan guna aktifitas pertanian bermula dari dalam dan dari luar keluarga. Tenaga kerja manusia yang bersumber dari dalam keluarga contohnya ayah, ibu, anak serta saudara, sedangkan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga diperolehkan dengan cara mengasih gaji atau imbalan, gotong-royong atau tolong-menolong sesama para petani, serta arisan tenaga kerja.
Tenaga ternak
Tenaga ternak kadang-kadang diperlukan pada aktifitas usaha tani guna menunjang usaha manusia ataupun untuk tenaga kerja utama, contoh sapi atau kerbau digunakan sebagai alat membajak lahan persawahan.
Tenga mesin
Pemakaian mesin akan dapat meningkatkan pemaksimalan dan afektifitas bekerja. Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi mengakibatan semakin bermacam-macam mesin yang digunakan sebagai aktifitas pertanian. misal mesin pengolahan lahan pertanian (hand tractor), penmindai hasil panen, dan pengolahan hasil panen. serta pengolah hasil panen sekarang ini keberadaan mesin sangat perlu guna meningkatkan nilai kualitas jual hasil pertanian.
Pada faktor produksi tenaga kerja ini hampir unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dipunyai tenaga kerja, oleh sebab itu, tenaga kerja bisa digolongkan berdasarkan mutu (kemampuan serta kehandalan) dan menurut sifat kerjanya.
Tenaga kerja berdasarkan mutu tenaga kerja
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang membutuhkan pendidikan tertentu agar mempunyai kehandalan dibidangnya. misal ilmuan, guru, tokoh agama, dan ahli hukum.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang membutuhkan kursus atau belajar bidang ketrampilan khusus supaya terampil dibidangnya. misal tukang tenun, jahit, tukang las, dan tukang sablon.
Tenaga kerja bukan terdidik serta bukan terlatih adalah tenaga kerja yang tanpa melalui pendidikan serta latihan. misalnya tukang sampah, kuli pikul dan panggul, atau pekerjaan-pekerjaan lain yang tanpa membutuhkan Pendidikan serta keterampilan.
Tenaga kerja dilihat dari sudut pandang sifat kerjanya
Tenaga kerja rohani, merupakan tenaga kerja yang memakai pikiran, rasa, serta karsa, misalnya guru, tukang editor, pekerja konsultan, serta pengacara.
Tenaga kerja jasmani, merupakan tenaga kerja yang memakai kekuatan fisik untuk aktifitas produksi, misalnya pekerja las, jasa antar becak, serta sopir.
Keperluan tenaga kerja untuk kegiatan pertanian dipengaruhi dari
Jenis dari usaha
Jenis dari usaha menentukan total tenaga kerja yang diperlukan. contohnya keperluan tenaga kerja untuk kegiatan pertanian akan tidak sama dengan kegiatan pemasaran panen pertanian.
Jenis dari komuditas
Keperluan tenaga kerja guna kegiatan tani suatu komuditi menjadi berbeda dengan usaha komuditi lain.
Tungkat dari pengusahaan
Semakin terpadu pengelolaaan usaha maka yang dihasilkan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
Kondisi dari lingkungan
Aktifitas pertanian sangat tergantung keadaan lingkungan baik fisik, biologi, sosial budaya. contohnya aktifitas usaha tani yang berada di perkotaan akan berbeda keperluanan tenaga kerja dengan aktifitas usaha tani yang berada di kawasan pedesaan.
Tingkat teknologi
Pada lazimnya aktifitas peranian yang menggunakan teknologi tinggi memerlukan lebih sedikit tenaga kerja manusia bila dibandingkan dengan aktifitas pertanian dengan menggunakan teknologi yang rendah.
Kualitas tenaga kerja
Seluruh pekerjaan memerlukan tenaga kerja dengan skill atau spesialisasi yang tertentu pada bidangnya.
Jenis kelamin
Pemakaian tenaga kerja laki-laki dan perempuan terkadang berbeda berdasarkan jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
Musim
Kegiatan pada produksi pertanian sangat dipengaruhi dari musim, mengakibatkan tenaga kerja musiman sangat diperlukan saat waktu-waktu tertentu saja.
Upah tenaga kerja
Balas jasa guna penggunaan tenaga kerja manusia ialah upah (wage), gaji (salary), dan royalty (pembayaran atas paten, paten ialah hak di lapangan ilmu hukum.
Modal
Faktor produksi berupa modal (capital) ialah segala jenis barang dan jasa yang bersamaan pada faktor produksi lain menciptakan barang atau jasa baru atau menunjang aktifitas produksi barang serta jasa baru. Modal terkadang sebagai alat-alat produksi yang diciptakan oleh factor produksi alam dan tenaga kerja. terkadang modal juga disebut barang-barang investasi serta modal seperti itu terdiri dari mesin-mesin, peralatan, bangunan, dll. Semua modal atau barang investasi atau barang modal rill (rill capital goods). Definisi barang sebagai factor produksi ialah merupakan barang modal rill serta barang modal uang (mony capital). Factor produksi berupa barang yang dihasilkan manusia akan diperuntukkan sebagai memproduksi barang-barang dan jasa yang mereka perlukan misalnya bangunan pabrik, mesin-mesin serta peralatan pabrik, alat-alat angkutan dan lain-lain. Setiap saat ada stok barang-barang yang ditempatkan digudang-gudang atau toko-toko dan sudah layak dan siap untuk dijual, seluruhnya bahan-bahan mentah serta barang-barang selesai yang ada pada persediaan tadi disebut stok (inventori). Pada kegiatan produksi pertanian, modal dikelompokkan berdasarkan sifatnya menjadi:
Modal bergerak
Modal bergerak ialah biaya yang dikeluarkan pada kegiatan proses produksi serta habis pada satu kali proses produksi saat itu, contoh biaya pembelian benih, dan lain-lain sebagainya.
Modal tetap
Modal tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pada proses produksi yang tidak habis pada kurun waktu satu periode tersebut contoh tanah, Jenis modal ini membutuhkan pemeliharaan dan nilainya dapat mengecil hal ini berlaku padakurun masa yang relative pendek (short term) serta tidak berlaku pada jangka panjang (long term).
Pada aktifitas usaha tani yang inginkan dengan modal ialah Tanah, Bangunan-bangunan berupa Gedung, kendang, lantai jemur, pabrik, dan lain-lain, Alat-alat pertanian berupa traktor, luku, garu, semprotan, pacul, arit, dan lain-lain).Tanaman, ternak, serta ikan dalam kolam. Bahan-bahan pertanian berupa pupuk, bibit, obat-obatan, dan lain sebagainya. Jika dimungkinkan mempunyai piutang bank serta uang kesh atau tunai.
Keahlian (skill)
Adanya sumber daya alam, dan tenaga kerja, serta modal belum menjamin untuk kegiatan produksi bisa berlangsung, dibutuhkan faktor produksi ke 4 yang mengontrol pemakaian factor produksi tersebut. Faktor produksi keahlian atau skill atau kecakapan tatalaksana atau kewiraswastaan (entrepreneurshit) merupakan keahlian atau kecakapan tatalaksana atau kewiraswastaan yang berperan untuk mengatur faktor produksi tanah, tenaga kerja serta modal, pada aktifitas produksi barang serta jasa. Skills mencakup managerial skills atau entrepreneurial, technological skills, dan organizational skills. kecakapan manajerial besama-sama dengan keahlian mengaplikasikan manajemen untuk aktifitas produksi barang maupun jasa. kecakapan produksi akan menghantarkan pada upaya memaksimalkan produksi dengan tingkat pemakaian factor produksi sama. Kecakapan berorganisasi adalah kemampuan guna menghadapi dinamika hubungan kelembagaan yang berterkaitan dengan usaha kegiatan produksi. Ketiga faktor produksi yang lain bisa disentuh, dipandang dan dijumlah atau diukur. Faktor produksi keahlian tidak bisa disentuh tetapi sangat menentukan kesuksesan aktifitas produksi. Faktor produksi kecakapan dibutuhkan guna mengelola tiga faktor produksi lainnya adalah tanah, tenaga kerja dan modal supaya berfungsi maksimal dalam aktifitas produksi barang maupun jasa. Faktor produksi kecakapan memiliki tugas menjamin berlangsungnya kegiatan proses produksi menggunakan cara mengatur pemakaian faktor produksi yang lain. Definisi skills mencakup;
Managerial skills atau entrepreneurial skills, keahlian guna mempergunakan lowongan-lowongan yang ada dengan sebagus-bagusnya.
Technological skills, berhubungan dengan kecakapan yang tertentu bersifat ekonomi teknis yang dibutuhkan guna aktifitas ekonomi serta produksi.
Organizational skills, kecerdasan guna mengendalikan berbagai usaha. Hal ini berkenaan dengan hal-hal pada lingkungan sebuah perusahaan termasuk hal-hal interen yang berada dari perusahaan ataupun dengan aktifitas-aktifitas pada rangka masyarakat misalnya usaha menyusun koprasi, bank-bank dan lain sebagainya.
Proses produksi
Proses produksi merupakan serangkaian kegiatan yang melingkupe semua tahapan aktifitas produksi barang maupun jasa dari awal hingga sampai akhir merupakan produk yang dihasilkan. misalnya proses produksi yaitu pengadaan sarana produksi, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengololahan, serta pemasaran. Hasil akhir pada proses produksi yang dilaksanakan produsen ialah barang ataupun jasa yang dinamakan dengan produk (output). dalam bidang kegiatan pertanian, jumlah produk yang didapatkan tiap satuan luas lahan dinamakan hasil. Sementara itu produk yang didapatkan dari suatu lokasi selama periode masa tertentu dinamakan produksi. Penetapan masa jangka panjang serta pendek tidak dilandaskan pada masa kalender, akan tapi berdasarkan keputusan-keputusan yang dibikin pada tiap-tiap periode. Periode masa akan berbeda-bedadari satu produsen dengan produsen yang lain. Produsen merupakan perorangan tau perusahaan atau kelompok atau industri yang memakai faktor produksi (in put) guna melakukan aktifitas produksi barang maupun jasa (out put). Istilah perusahaan berpatokan pada badan usaha yang memakai in put guna memproduksi out put. Industri merupakan kecakapan dari perusahaan-perusahaan yang menciptakan barang maupun jasa yang sama atau sejenis pada suatu pasar.
Fungsi produksi
Dari aturan ekonomi, pada proses kegiatan produksi mempunyai tumpuan cara yang dikatakan fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan suatu faktor atau persamaan yang melihatkan hubungan fisik atau teknis antara total faktor-faktor produksi yang dipakai dalam total produk yang diciptakan per satuan waktu, tanpa menunjukkan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi ataupun harga produk. Hasil produksi (output) yang diciptakan oleh produsen antara lain dipengaruhi oleh total faktor produksi (input) yang dipakai. Menurut Beattie dan Taylor mendefinisikan fungsi produk suatu deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai macam kalua-kalau produksi teknis yang ditemui oleh suatu perusahaan. Fungsi produksi (production fungcition) merupakan suatu fungsi yang mencermin hubungan fisik atau teknis antara jumlah penggunaan input dan jumlah output yang diciptakan. Fungsi produksi memperlihatkan hubungan teknis yang mengganti faktor produksi sumberdaya membentuk produk komuditi. Fungsi produksi adalah persamaan matematik yang menceritakan berbagai kemungkinan produksi yang bisa didapatkan dari satu set faktor produksi husus pada suatu waktu husus dan pada tingkat teknologi husus pula. guna melihat biaya produksi dan penawaran suatu barang, yang pertama kali harus dimengerti ialah prinsip produksi suatu perusahaan. Prinsip produksi pada hukum ekonomi mikro dapat dipakai untuk mendapatkan besarnya ongkos serta penawarannya dan juga melandasi penentuan harga dan jumlah tenaga kerja, alokasi, sumber-sumber serta penyaluran produksi. teori produksi sebagaimana teori prilaku konsumen adalah teori pemilihan atas berbagai alternatip yang tersedia. pada hal ini keputusan yang dipilih oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas pilihan tersebut. Produsen mencoba mengoptimalkan produksi yang bisa dicapai pada suatu kendala ongkos tertentu supaya dapat dihasilakan profit atau keuntungan yang optimal.
Fungsi produksi adalah hubungan antara input dengan output. contohnya, produsen membuat baju koko. Dalam fungsi produksi, baju koko itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. bila salah satu komponennya dirubah, maka hasilnya juga akan berubah, namun apabila output dapat tetap sama bila perubahan suatu komposisi dapat diganti dengan komponen yang lain. Contohnya penurunan jumlah mesin dirubah menggunakan penambahan tenaga kerja.
Berdasarkan symbol matematis faktor produksi digambarkan sebagai : Q = F(K, L, R, T, S) mempunyai arti :
Q dari kata Quality mempunyai arti symbol hasil produksi atau tingkat output
F dari kata Function mempunyai arti faktor produksi
K dari kata Kapital mempunyai arti modal
L dari kata Labour mempunyai arti tenaga kerja
R dari kata Resource mempunyai arti sumber daya
T dari kata Tecnology mempunyai arti teknologi
S dari kata Skill mempunyai arti keterampilan
Fungsi produksi ini menentukan perekaman profil optimum dikarenakan keterkaitan teknologi dan pasar dimana ini dapat mempengaruhi ongkos produksi, output yang diciptakan dan harga jual output. Pengusaha lazimnya bisa melaksanakan perubahan atau variasi dalam pemakaian proporsi input guna menciptakan suatu output husus, keluwesan atau bisa disebut dengan fleksibilitas ini menghasilkan adanya bermacam-macam kemungkinan macam hubungan antara input dan output. input-output dapat saling mengganti (substansi) pada saat memproduksi suatu output tertentu dengan menambahkan ataupun mengurangi pemakaian inputnya produsen bisa menambahkan atau mengurangi outputnya. Hubungan antara input dengan output yang menjadi watak atau ciri dari fungsi produksi suatu perusahaan tergantung dimana pada teknik produksi yang dipakai. Pada lazimnya, semakin maju teknologi yang dipakai maka akan semakin memaksimlkan output yang bisa diproduksikan dengan suatu jumlah input husus.
Fungsi produksi memperlihatkan total output optimum yang dapat diciptakan dari suatu pencampuran input dalam jangka masa tertentu. Kombinasi input berpatokan kepada jumlah masing-masing input yang dipakai dalam menciptakan input suatu tingkat produksi dari output bersangkutan. contoh guna menciptakan satu ton kacang oven,perusahaan kacang kelinci biasanya memerlukan dua orang tenaga kerja, lima jam kerja mesin, serta satu ton kacang tanah. campuran input ini memperlihatkan suatu tingkat teknologi tertentu maksudnya pencampuran input dapat berubah guna menciptakan total output yang sama apabila jika terjadi perubahan pada teknologi. Dengan istilah lain, perubahan teknologi mengartikan perubahan pada pencampuran input yang dipakai. Dengan teknologi moderen, kacang kelinci saat ini bisa menciptakan satu ton kacang oven dengan memerlukan hanya satu orang tenaga kerja, tiga jam kerja mesin serta satu ton kacang tanah. guna keperluan analisis teknologi tidak dimasukkan tetap guna suatu periode produksi. Fungsi produksi juga bisa dilihat subagai hubungan teknis yang memperlihatkan proses dimana input dipakai secara efisienuntuk menciptakan output yang berupa barang maupun jasa. Arti hubungan teknis dipakai sebagai melihat pada aspek kuantitas dari input dan output. Artinya fungsi produksi hanya memperlihatkan total input yang dipakai guna menciptakan sejumlah output tertentu. Jadi fungsi produksi tidak nunjukkan kualitas dari input dan output.
Geomembran
Pengertian geomembrane
Geomembrane merupakan suatu membrane permability sintetis yang direntangkan atau diperuntuk kanuntuk penghalang yang dipakai dengan menggunakan bahan polymer untuk memisahkan dan mengecek baik cairan ataupun gas dan migras keduanya. Wujud geomembrane berwujud lembaran yang dibuat dari bahan HDPE (High Density Poly Ethylene) serta memiliki tingkat intermeabilytas yang sangat bagu dan sangat homogen mempunyai fungsi untuk lapis kedap air (impermeable linier). Selain memiliki impermeabilytas yang bagu, keunggulan lain barang ini sangat kuat terhadap sinar matahari serta bahan kimia yang bahaya akibatnya terhindar dari perusakan baik bermuara dari tanah maupun dari sumber perusakan lainnya.
ragam Geomembrane
dilihat dari ketebalan geomembrane yang ada dalam berbagai ketebalan antara mulai dari 0,1 hingga 5,0 mm
menurut Suandres dan Bauer bahwa terdapat dua macam Geomembran yaitu:
LDPE (Low Density Polyethylene) adalah poliethilen kerapatan yang sedikit yang dibuat dari molekul etilen bercabang.
HDPE (High Density Poly Ethylene) adalah politilen dengan kerapatan yang banyak dimana terbuat dari rangkaian ethilen tanpa cabang sedangkan ciri-ciri dari HDPE yaitu kuat terhadap bahan kimia, asam tinggi, mikroorganisme yang bisa menghancurkan hasil tambak dan limbah, oleh karena itu bahan ini sangat cocok untuk digunakan suntuk pelindung air dan tanah dari berbagai macam tanah. Geomembrane bisa diterapkan pada tempat pemukiman yang berliuk-liuk dan bisa mengikuti kontur tanah yang belum rata contoh kolam dan perbukitan.
Geomembran yang diterapkan dalam tempat hidup geoteknik transportasi antara lain seperti
Untuk tempat untuk air siap minum (portable water)
Untuk tempat persediaan air
Untuk tempat cairan pembuangan atau limbah (sewage sludge)
Untuk tempat cairan berbahaya tau yang terdapat radio aktif
Untuk tempat penyimpanan air dibawah tanah
Untuk tempat solar ponds
Dilentangkan sebagai industry pertanian
Dilentangkan sebagai lapangan golf
Untuk kebutuhan guna penciptaan decorative ataupun penciptaan pond
Dilentangkan guna penciptaan kanal air, limbah cair, serta sungai kecil
Guna tambak udang, ikan serta industry kalautan
Guna landfill biogas, pond limbah sawit dan sebaginya.
Keunggulan serta Kekurangan Geomembran
Keunggulan
Dapat Tahan terhadap cairan kimia
Daya kuat terhadap elongasi atau kemuluran efek deformasi tanah bawah
Kuat terhadap ratak atau pecah serta tahan paparan dari sinar matahari
Indek leleh yang relative tinggi
Dapat dicampurkan dengan berbagai gambar struktur
Kekurangan Geomembrane mudah terhadap kerusakan fisik efek penetrasi barang tajam misal batu atau krikil, api serta kelalaian instalasi atau perawatan efek dari alat berat seperti stamper, compactor, dan lain sebagainya. Kehancuran ini bisa menyebabkan lubang da sobek pada tempat-tempat tertentu dimana lebih dari 75% disebabkan dari tekanan benda diatasnya. Hal ini bisa diantisipasi dengan memberikan lapisan penjaga yang cocok dan tebal, ditambahkan plat, dan lain sebagainya. Dan juga geomembrane mempunyai kekurangan seperti harganya relative lebih mahal.
Adapun alasan menciptakan produk berkualitas dengan menggunaka geomembrane, dikarenakan pemakaian Geomembran dalam pertanian garam mempunyai beberapa kelebihan.
Menurut Yuliana Ulfidatul Khoiriyah penggunaan geomembrane dalam pertanian memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan
Mutu garam yang didapatkan lebih bagus dibandingkan hasil ciptaan yang tidak memakai teknologi geomembrane. mutu disini bersangkutan dengan besaran kristal-kristal yang diciptakan jauh lebih besar serta bersih.
Teknologi geomembrane menyerap panas lebih cepat dibandingkan dengan meja garam yang memakai alas tanah. akibatnyadapat mempercepat penambahan kepekatan kadar garam air.
Mempermudah kegiatan panen serta lebih gampang membersihkan sisa-sisa zat kotor yang menempel pada lapisan geomembrane.
Kekurangan pemakaian geomembrane dalam pertanian garam
Pmakaian teknologi geomembrane terhadap lapisan bawah permukaan meja garam gampang sobek diakibatkan alat-alat yang diperuntukkan dalam kegiatan proses panen garam. tapi hal ini juga tergantung pada ketebalan ukuran geomembrane yang dipakai.
kalau garam yang telah memasuki proses pengkristalan diarea yang memakai teknologi geomembrane tercampur air hujan akan menghancurkan dan tidak bisa dipergunakan lagi untuk proses penciptaan garam sehingga harus mengualang Kembali pada tahap produksi dari semula.
Penelitian Dahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang cocok dijadikan rujukan serta pembanding untuk penelitian ini adalah:
Skripsi Atka dengan judul Studi variasi model alas meja kristalisasi garam dengan penambahan material logam Mengetahui pengaruh penambahan material logam terhadap jumlah kalor yang dihasilkan pada variasi model alas meja kristalisasi. Memberikan informasi mengenai perbedaan laju evaporasi pada variasi model lading garam dengan penambahan material logam.
Yuliana Ulfidatul Khoiriyah jurnal studi manajemen dan bisnis vol. 6 (2) 2019 halaman 35-42. ISSN: 235-9643 (prin) 2460-3775(on-line) dengan judul peningkatan kualitas produksi garam menggunakan teknologi geomembrane studi kasus di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan provinsi Jawa Timur. Dengan hasil kesimpulan menunjukkan penggunaan teknologi geomembrane pada lapisan meja garam secara berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hasil produksi berupa kristal garam yang dihasilkan lebih bersih dsn kuslitas dalam satu kali panen lebih banyak dibandingkan dengan hasil panen lahan yang tidak menggunakan teknologi geomembrane.
Ainul Yaqin dan Setiani jurnal pamator vo. 10 nomer 1 april 2017 halaman 54-60 ISSN: 1829-7935 judul Karakteristik petani dan kelayakan finansial usaha tani garam secara tradisional dan teknologi geomembrane studi kasus di Desa Pangerengan Keamatan Pangerengan Kabupaten Sampang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani dan membandingkan tingkat kelayakan usaha petani garam yang menggunakan cara atau teknologi berbeda yaitu secara tradisional dan geomembrane. Dengan kesimpulan berdasarkan karakteristiknya, usaha tani garam dengan menggunakam geomembrane didominasioleh petani dengan usia yang lebih muda, Pendidikan yang lebih tinggi dan luas lahan yang lebih luas dibandingkan usaha tani garam tradisional. Produksi, biaya, dibandingkan penerimaan, pendapatan dan kelayakan finansial (R\C rasio) usaha garam dengan menggunakan geomembrane lebih besar dibandingkan usaha tani garam tradisional.
Rialistin Ufi Herlina, Mokh Rum jurnal agriscience vol. 3, nomer 1, juli 2022 ISSN: 2745-7427 dengan judul Faktor-faktor yang mempengarui keputusan petambak garam menggunakan teknologi geomembrane di Desa Pinggir Papas..
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini yang berjudul “(Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional Studi Kasus Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)” Akan memfokuskan pada tiga pokok permasalahan yaitu: pertama, tentang bagaimana metode produksi garam di Desa Kedungkarang. Kedua, bagamana metode penerapan geomembrane dalam pertanian garam di Desa Kedungkarang. Ketiga, bagaimana kualitas produksi dengan menggunakan metode geomembrane.
Kerangka Berpikir
Untuk lebih memperjelas tentang arah dan penelitian secara utuh maka perlu diuraikan alur dalam penelitian. Metode merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan sehingga tujuan yang dicapai lebih mudah. Maksud dari urian di bawah ini bahwa metode yang diterapkan dalam pertanian garam adalah metode geomembrane dengan cara mengganti metode tradisional yang semula menggunakan meja kristalisasi garam langsung dari tanah, sedangkan metode geomembrane dalam penerapannya melapisi tanah dengan media membrane sehingga air tidak terkontak langsung dengan tanah.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
PRODUKSIP
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapanganlangsung (field research) penelitian yang dilaksanakan pada lapangan yang akan diteliti (kancah) atau medan terbentuknya tanda-tanda, atau penelitian dengan peneliti turun langsung ke lokasi-lokasi yang akan diteliti. Penelitian lapangan atau studi kasus ialah studi yang mengeksplorasikan suatu masalah dengan batasan terperinci, mempunyai pengambilan data yang mendalam, dan menberikan sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang diamati berupa program, kejadian, kegiatan serta perorangan. Pada penelitian ini peneliti melaksanakan studi langsung ke lokasi guna mendapatkan data yang valid tentang Analisis Kualitas Produksi dengan Menggunakan Geomembran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Panen Petani Garam Tradisional (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).
Setting Penelitian
Lokasi penelitian merupakan pada tambak petani garam menggunakan metode geomembrane di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Alasan memilih tempat ini ialah lebih dekat dengan tempat tinggal, gampang dijangkau serta murah biaya, serta peneliti ingin tau seberapa baik kualitas produksi dengan menggunakan geomembrane dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan juli sampai november 2022.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini memakai pendekatan normatif dan pendekatan sosiologis, sedangkan pendekatan normatif peneliti melaksanakan guna mengetahui adanya metode geomembran dalam pertanian garam (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak). adapun pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang menekankan pada pengetahuan hukum pada studi dan analisa empiris terhadap hubungan timbal balik antara hukum dengan tanda-tanda lainnya. Pada prihal ini terkait penelitian peneliti melaksanakan telaah pada metode geomembran dalam pertanian garam (studi kasus di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).
Sumber Data
Data Primer
Data primer merupakan data yang bersumber langsung dari sumber yang dihimpunan dengan cara sendiri dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang akan diteliti. Data primer yang dibutuhkan untuk penelitian ini didapatkan dari data yang diambil langsung dari subjek penelitian di lokasi adalah petani garam yang memggunakan metode geomembran yang ada di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Data Skunder
Data skunder merupakan data yang dipakai oleh kelompok yang bukan pengelolaannya, dan data skunder merupakan data yang lebih dulu dihimpun oleh orang diluar penyelidik walaupun yang dihimpun itu sesungguhnya data asli. Data skunder didapatkan dengan melalui studi kepustakaan yang dilaksanakan dengan cara meneliti teori yang cocok denga maslah penelitian misal buku-buku, jurnal, dan lain sebagainya.
Teknik Pengumpulan Data
guna mendapatkan data yang diperlukan pada menyusun penelitian ini metode yang dipakai adalah:
Wawancara
Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu, percakapan itu dilaksanakan oleh dua pihak. Mereka adalah pewawancara (interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai yang mengasih jawaban atas pertanyaan itu secara terstruktur. tujuan menbuatkan wawancara antara lain mengkonstruksi tentang orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian.
Wawancara ini dilaksanakan kepada masyarakat petani garam yang menggunakan metode geomembran dalam pertanian garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yaitu Pak Abdul Syukur dan petani yang menggunakan metode geomembran lainnya, karena petani yang menjadi pelaku tersebut, wawancara dilaksanakan guna mencari tahu faktor apa yang menjadi alasan, latar belakang, serta bagaimana persepsi mereka dengan adanya metode geomembran dalam pertanian garam.
Observasi
Obsevasi memiliki arti sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik kepada yang terlihat pada obyek penelitian, observasi secara langsung dilaksanakan kepada obyek dilokasi terjadi atau berlangsungnya peristiwa, mengakibatkan obsevasi berada bersama obyek yang diselidikinya.
Cara ini biasanya digambarkan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika kejadian-kejadian yang diteliti. Kata observasi berupa diskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai kondisi lokasi, aktifitas manusia dan situasi sosial, serta kontek dimana kegiatan-kegiatanitu terlaksana. Data itu didapatkan berkat adanya penelitian dilokasi penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung. Observasi ini diperuntukan pada kehidupan petani garam dengan metode geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang memiliki artinya benda-benda tulis. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini guna memperkuat hasil penelitian dari hasil wawancara dan pengamatan. Dokumen ini berupa data-data yang berkaitan dengan petani garam yang menggunakan metode Geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Uji Keabsahan Data
Pada penelitian kualitatif, temuan atau data bisa dinyatakan benar apabila tidak mempunyai perbedaan di antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada obyek yang diteliti. Untuk dari itu dalam penelitian ini didunakan uji keabsahan data, yang diantaranya:
Uji Kredibilitas, uji ini dilaksanakan guna menghasilkan data yang dapat dipercaya kebenarannya, biasanya pada uji ini dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu:
Perpanjangan Pengamatan
merupakan memperpanjang durasi masa guna tinggal atau terlibat pada kegiatan yang menjadi dalam sasaran penelitian. Langkah ini diharapkan bisa menguji ketidak benaran informasi dari perpanjangan pengamatan ini berati hubungan dengan narasumber akan semakin terbentuk baik, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Hal ini peneliti laksanakan agar data yang diperolehan oleh peneliti valid sesuai dengan fakta di lokasi penelitian.
Menggunakan Bahan rujukanatau Referensi
Yang diinginkan bahan referensi disini ialah adanya pendukung guna membuktikan data yang telah didapat dan ditemukan oleh peneliti. contohnya, data hasil wawancara harus didukung dengan adanya rekaman wawancara atau tentang desain gambaran suatu keadaan harus didukung oleh foto-foto. Dengan adanya alat-alat bantu perekam suara sangat dipruntukkan guna mendukung kredibilitas data yang ditemui oleh peneliti. Hal inipeneliti laksanakan guna memberikan penguatan, bahwa apa yang sajikan oleh peneliti benar-benar ada landasan baik dari buku atau dari interview.
Mengadakan member check
Member check merupakan proses pengecekan data yang didapat peneliti kepada pemberi data. fungsi member check ialah supaya mengerti seberapa jauh data yang didapat sesuai dengan apa yang diberikan oleh peneliti dalam arti pewawancara pemberi data. Hal ini peneliti llaksanakan guna menyeleksi atau mengoreksi data-data yang diperoleh oleh peneliti supaya tidak terkesan pelagiat.
Uji Dependability, uji ini dilaksanakan dikarenakan banyaknya peluang seorang peneliti memiliki data tanpa turun kelokasi penelitian secara langsung, maka peneliti itu tidak reliable. Dalam melaksanakan uji ini peneliti musti mengkoreksi segala proses penelitian dengan pembimbing supaya dapat memberikan keterangan segala kegiatan, data hingga analisis serta pengambilan kesimpulan. Peneliti mengkoreksi seluruh data yang didapatkan, setelah itu dibimbingkan kepada pembimbing, apakah data tersebut pantas dapat dipakai ataupun tidak.
Uji Confirmability, pada dasarnya uji ini mirip dengan uji dependability, bedanya dalam uji ini ialah meguji hasil penelitian dengan proses penelitian yang telah dilaksanakan guna menghasilkan fungsi proses penelitian dikarenakan hal tersebut adalah syarat confirmability. Data yang didapat di telaah lebih lanjut menggunakan fakta yang ada dilapangan.
Guna menetapkan keabsahan data dibutuhkan cara ata teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan dilandaskan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada 4 kriteria yang dipergunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan kepastian. Guna menetapkan keabsahan data dalam penelitian dipakai teknik pemeriksan data dengan triangulasi. Triangulasi ialah teknik pemerksaan keabsahan data yang menggunakan sesuatu yang lain diluar data itu guna kebutuhan pengkoreksian atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi yang dipakai merupakan triangulasi dengan sumber adalah membandingkan dan mengkoreksi baik kepercayaan suatu informasi yang didapat melalui alat dan masa yang berbeda pada metode kualitatif.
Analisis Data
Analisis yang dipakai ialah analisa deskriptif yaitu data yang digabungkan berupa kata-kata yang peneliti dapat sebelum dilokasi penelitian dengan cara melakukan observasi, setelah itu melaksanakan wawancara dengan informan yaitu petani garam yang menggunakan metode geomembran dan petani garam dengan menggunakan metode tradisional di Desa Kedung Kerang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, setelah itu mengabstrakkan data dan meninjau dari segi teori-teori yang sudah ada. Hal ini dikarenakan oleh adanya pengaplikasian metode kualitatif. Sementara itu, seluruh yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci mengenai apa yang telah diteliti. Analisis data yang dipakai pada penelitian ini idalah metode kualitatif. Dimana metode kualitatif lebih banyak ditujukan pada pembuatanan teori substansif berlandaskan dari konsep-konsep yang muncul dari data empiris.
Analisa data pada penelitian secara teknis dilakukan secara induktif merupakan analisa yang diawali dari akumulasi data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Akumulasi atau Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan mengumpulkan data-data yang didapat dilokasi penelitian baik berupa catatan dilokasi penelitian, gambar, dokumen dan lainnya dicek ulang kembali, diatur dan kemudian diselaraskan.
Reduksi Data
Hasil penelitian dari lokasi penelitian sebagai bahan mentah dikelompokkan direduksi kemudian dirangkai agar lebih sistematis, yang terfokuskan pada focus-fokus dari hasil-hasil penelitian yang dirangkai secara sistematis guna membantu peneliti didalam mencari kembali data yang didapat apabila dibutuhkan kembali. Dari data-data tersebut peneliti menghasilkan catatan atau rangkuman yang dirangkai secara sistematis.
Sajian Data
Sajian data ini menolong peneliti guna melihat gambaran keutuhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian. Guna memudahkan hal ini peneliti menjadikan metrik untuk data, supaya peneliti bisa menguasai data.
Verifikasi Data
pada data-data yang didapat dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi setelah itu peneliti mencari makna dari hasil penelitian atau dari hasil yang tergabung. Peneliti berusaha supaya mencari pola hubungan serta hal-hal yang biasa timbul. Dari hasil penelitian atau data yang didapat peneliti menjadikan kesimpula-kesimpulan setelah itu diverifikasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Profil Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Desa Kedung Karang adalah salah satu desa yang termasuk daerah dataran rendah dan dekat dengan bibir pantai, karena wilayah alam yang demikian itu mengakibatkan tanah yang berada di desa Kedung Karang ini dapat dimanfaatkan untuk tambak ikan, budidaya ikan dan tambak garam
Desa Kedung Karang memiliki potensi sumber daya alam berupa pontensi peternakan, perikanan, bahan galian, ruang publik/taman dan potensi wisata. Sedangkan batas wilayah desa Kedung Karang adalah
Sebelah utara : desa kedungmalang
Sebelah selatan : desa kedungmutih
Sebelah timur : desa tedunan
Sebelah barat : desa kedungmutih
Berdasarkan letak kecamatan desa Kedungkarang mempunyai batas wilayah,
Sebelah utara : Kecamatan Kedung, Kab. Jepara
Sebelah selatan : Kecamatan Bonang
Sebelah timur : Kecamatan Mijen, Bonang
Sebelah barat : Kecamatan Wedung
Sedangkan luas wilayah menurut penggunaan adalah dengan total luwas 146,00 Ha, dengan rincian,
Luas tanak kering : 21,00 Ha, dengan rincian tanah pemukiman sebesar 14,47 Ha, dan tanah pekarangan sebesar 6,53 Ha
Luas tanah basah : 65,94 Ha, dengan rincian tanah rawa sebesar 6,50 Ha, pasang surut sebesar 5,44 Ha
Luas fasilitas umum : 59,06 Ha, dengan rincian tanah bengkok 36,15 Ha, lapangan olahraga sebesar 2,00 Ha, perkantoran pemerintah sebesar 0,50 Ha, tempat pemakaman desa/umum sebesar 2,25 Ha, tempat pembuangan sampah sebesar 0,50 Ha, bangunan sekolah/perguruan tinggi 2,00 Ha, jalan sebesar 4,90 Ha, daerah tangkapan air sebesar 2,40 Ha, usaha perikanan sebesar 8,36 Ha.
Sedangkan menurut letak desa Kedungkarang digunakan sebagai desa atau kelurahan Kawasan pekantoran sebesar 0,50 Ha, desa/kelurahan kawasan wisata sebesar 1,00 Ha, desa/kelurahan kawasan DAS/bantaran sungai sebesar 5,44 Ha, desa/kelurahan rawan banjir sebesar 99,00 Ha, desa /kelurahan bebas banjir sebesar 40,00 Ha,
Sedangkan menurut potensi sumber daya alam perikanan, Desa Kedungkarang memiliki jenis dan alat produksi budidaya laut dan payau tambak sebanyak 107,00 unid mencapai 99,00 ton/th. Sedangkan jenis sarana produksi budidaya ikan air tawar berupa empang/kolam sebesar 0,06 unid mencapai 65 ton/th dan pancingan sebesar 0,25 unid mencapai 60,00 ton/th.
Sedangkan menurut potensi sumber daya alam bahan galian memiliki sumber daya alam berupa jenis dan deposit bahan galian berupa tanah garam dan produksi bahan galian tanah garam sedang, sedangkan kepemilikan dan pengelolaan bahan galian tanah garam kepemilikan perorangan.
Sedangkan menurut potensi sumber daya air memiliki potensi air dan sumber daya air berupa sungai sedang dan embung-embung sedang, memiliki sumber air bersih berupa PAM berjumlah 470 unid sedangkan yang menggunakan sebesar 725 kk dengan kondisi baik. Memiliki sungai dengan jumlah sungai 3 buah.
Profil Petani Garam Geomembran
Nama : Abdul Syukur
Tempat Tanggal Lahir : Demak 06-06-1971
Alamat : Kedung Krang 03/04 Demak
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Nama : Nur Kkolis
Tempat Tanggal Lahir : Demak 01-01-1975
Alamat : Kedung Karang 02/03
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Nama : Ahmad Tega.H
Tempat Tanggal Lahir : Demak 15-06-1950
Alamat : Kedung Karang 03/04
Agama : Islam
Pekerjaan : Nelayan/Perikanan
Nama : Muhammad Mundofir
Tempat Tanggal Lahir : Demak 27-03-1980
Alamat : Kedung Karang 03/02
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama : Masrat
Tempat Tanggal Lahir : Demak 01-01-1962
Alamat : Kedung Karang 03/04
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Muhammad Lutfi
Tempat Tanggal Lahir : Demak 15-03-1982
Alamat : Kedung Karang 02/03
Agama : Islam
pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Abdul Halim
Tempat Tanggal Lahir : Demak 09-12-1962
Alamat : Kedung Karang 02/01
Agama : Islam
Pekerjaan : Perangkat Desa
Nama : Sukirman
Tempat Tanggal Lahir : Demak 20-09-1968
Alamat : Kedung Karang 04/02
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Ahmad Nur Fatah
Tempat Tanggal Lahir : Demak 15-08-1994
Alamat : Kedung Karang 01/01
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama : Lukman Chakim
Tempat Tanggal Lahir : Demak 07-05-1985
Alamat : Kedung Mutih 09/01
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendapat Petani Garam Tentang Metode Geomembran Dalam Pertanian Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Permasalahan pertanian garam yang terjadi di Desa Kedung Karang yang kerap muncul adalah perubahan cuaca atau iklim yang tidak menentu sedangkan pertanian garam bergantung dengan cuaca terik matahari di musim kemarau. Dahulunya pertanian garam di Desa Kedung Karang masih menggunakan metode tradisional yaitu menggunakan ladang garam langsung sebagai meja garam sehingga air laut yang dijadikan bahan baku utama pembuatan garam tersentuh langsung dengan tanah.
Menurut pendapat Bapak Syukur bahwa pertanian garam adalah salah satu usaha yang diandalkan dalam mata pencarian masyarakat di Desa Kedung Karang, dalam praktiknya musim kemarau sangat terbatas sehingga pengelolaan pertanian garam lebih diintensifkan sehingga hasil yang didapat akan lebih maksimal. Kualitas panen garam yang dihasilkan juga berpengarung terhadap nilai harga jual garam tersebut. Menurut pendapat Bapak Syukur pengoptimalan pertanian garam dapat dilakukan dengan menggunakan media Geomembran karena disamping dari fungsi Geomembran adalah sebagai alas meja kristalisasi garam, Geomembran juga berfungsi sebagai pemisah antara air laut dengan tanah sehingga air laut tidak tercampur oleh tanah dan juga masa panen yang dilakukan makin singkat sehingga panen garam dapat dilakukan secara berkala dan mendapatkan hasil yang lebih banyak.
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa ada dorongan kesadaran dari petani garam yang awalnya hanya menggunakan cara tradisional sekarang beralih menggunakan Geomembran.
Pertanian Garam Dengan Geomembran di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Produksi garam yang dilakukan oleh pertanian garam di Desa Kedung Karang awalnya menggunakan metode tradisional kemudian mendapatkan penyuluhan dari dinas pemerintahan yang diwakili oleh dinas kelautan memberikan penyuluhan kepaa masyarakat di Desa Kedung Karang supaya dalam pertanian garam dapat menghasilkan hasil yang lebih maksimal dengan cara menggunakan membrane sebagai alas meja kristalisasi garam, namun tidak langsung diterima oleh masyarakat dikarenakan metode yang digunakan belum pernah digunakan selama ini yang pada dasarya petanigaram di Desa Kedung Karang lebih memilih metode tradisional yang biasa diguanakan secara turun-temurun. Dalam penyuluha pemerintah dari dinas kelautan mereka juga memberikan bantuan berupa membrane yang diberikan untuk petani garam yang diharapkan petani mau menerima dan mengaplikasikan Geomembran dalam pertanian garam, namun karena faktor ketidak tauan para petani garam tradisional di Desa Kedung Karang mereka lebih memilih menjual membrane yang diberikan dari pemerintan karena memiliki harga jual yang lumayan mahal menurut mereka.
Faktor Yang Menyebabkan Petani Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Memilih Metode Geomembran Dalam Pertanian Garam
Pada melakukan penelitian, mengerti kondisi tempat yang akan diteliti adalah hal yang sangat perlu yang harus diketahui oleh peneliti sendiri. Adapun tempat penelitian yang dipilih penulis yaitu Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Dengan adanya penelitian ini, maka yang harus dikatahui oleh peneliti ialah bagaimana faktor ekonomi, bagaimana tingkat pendidikan serta keadaan sisial budaya.
Mengeerti kondisi sosial ekonomi suatu tempat sangat penrlu, supaya kita mengerti berbagai macam pontensi yang dimiliki pada suatu wilayah tersebut. Untuk itu bagi pihak pemerintah dengan sendirinyan bisa dipakai landasan guna menyusun kebijaksanaan pemerintah setempat. Masing-masing aspek sosial serta ekonomi pada suatu wilayah pada nyatanya memperlihatkan tingkat kesuksesan dan kemajuan daerahnya didalam melakukakan pembangunan.
Adapun kondisi sosial serta ekonomi di wilayah Desa Kedung Karang bisa diutarakan sebagai berikut
Bidang Ekonomi
Guna mengertii kegiatan yang dijalani sehari-hari oleh suatu daerah pada bidang ekonomi lazimnya bisa ditunjukkan melalui mata pencarian penduduknya. Dilain itu dengan melihat mata pencarian warga tersebut kita dapat melihat pula tingkat tinggi maupun rendahnya keadaan hidup masyarakat. Masyarakat Desa Kedung Karang secara keseluruhan memliki mata pencarian yang bermacam-macam, tetapi yang terbesar ialah sebagai nelayan, pedagang, atau wiraswasta dan karyawan swasta. Untuk lebih terangnya dibawah ini disajiakan tabel mengenai penduduk Desa Kedung Karang menurut mata pencarian.
Tingkat Mata Pencarian Desa Kedung Karang
NO
Mata Pencarian
Laki-Laki
Perempuan
1.
Pegawai Negeri Sipil
3
1
2.
Pedagang Barang Kelontong
2
5
3.
Nelayan
49
0
4.
Ahli Pengobatan Alternatif
5
0
5.
Guru Swasta
31
9
6.
Pedagang Keliling
6
6
7.
Tukang Kayu
6
0
8.
Tukang Batu
21
0
9.
Duku Tradisional
0
3
10.
Karyawan Perusahaan Swasta
27
33
11.
Wiraswasta
153
25
12.
Belum Kerja
886
853
13.
Pelajar
289
291
14.
Ibu Rumah Tangga
0
231
15.
Perangkat Desa
8
0
16.
Buruh Harian Lepas
43
24
17.
Karyawan Honorer
17
26
18.
Tukang Las
1
0
19.
Pemuka Agama
9
5
Jumlah Total Penduduk
3.068 orang
Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan kewajiban bagi seluruh insan. Dari Pendidikan akandapat merubah nilai-nilai yang hidup pada lingkungan masyarakat, adalah mengubah norma-norma dan nilai-nilai yang tidak baik menuju kearah yang lebih baik. Berikut ini merupakan data mengenai tingkat Pendidikan warga Desa Kedung Karang:
Tingkat Pendidikan Desa Kedung Karang
No
Tingkat Pendidikan
Laki-Laki
Perempuan
1.
Usia 3-6 Tahun yang sedang TK atau Play Grup
39
43
2.
Usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah
280
289
3.
Tamatan SD atau Sederajat
485
401
4.
Usia 18-58 tahun tidak tamat SLTA
172
164
5.
Tamat SMP atau Sederajat
614
409
6.
Tamat SMA atau Sederajat
154
116
7.
Tamat S-1 atau Sederajat
19
7
Jumlah Total
3.192 orang
Guna menjalankan pendidikan, sarana pra sarana pendidikan yang menunjang perlu dibutuhkan bagi masyarakat Kedung Karang serta seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya, dikarenakan Pendidikan adalah factor yang penting guna membentuk suatu masyarakat yang pandai, cerdas, dan berwawasan luas. Dengan demikian masyarakat bisa mengikuti perkembangan zaman dalam seluruh bidang baik ekonomi, sosial, budaya maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun jumlah sarana Pendidikan yang dimiliki warga Kedung Karang adalah sebagai berikut:
Jumlah Sarana Pendidikan Warga Kedung Karang
No
Jenis Sekolah
Jumlah Unit
Jumlah Murid
Jumlah Guru
1.
Play Group
1
81
5
2.
TK
1
31
4
3.
SD
1
204
11
4.
Sekolah Islam
1
120
11
5.
Roudhatul Athfal
1
50
4
6.
Ibtidaiyah
1
120
11
7.
Tsanawiyah
1
129
18
Kondisi Sosial Kultural
Budaya bertani garam di Desa Kedung Karang dilakukan secara turun-temurun yang memungkinkan atau menjadikan lading garam sebagai mata pencarian pokok, budaya petani garam secara serentak dalam arti dalam memulai pengelolaan lahan pertanian garam hingga pemanenan saling berkoordinasi atau bermusyawarah untuk menghasilkan pertanian garam yang maksimal dan kualitas garam yang baik yang terjadi pada petani garamdi Desa Kedung Karang. Dalam paradikma mereka pertanian garam sudah cukup menggunakan metode tradisional karena belum mengerti atau mengenal teknologi pertanian garam metode Geomembran sehingga hasil yang di dapat atau dipanen sudah dianggap maksimal. Pada tahun 2016 pemerintah melakukan program penyuluhan kepada petani garam di Desa Kedung Karang dengan program menggunakan metode Geomembran dalam pertanian garam diharapkan dapat meningkatkan hasil panen petani garam.
Berikut faktor-faktor penyebab petani garam Kedung Karang menggunakan metode Geomembran dan metode tradisional
Bapak Abdul Syukur agama Islam Pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar) yang berumur 51 tahun dari keluarga menengah kebawah, salah satu alasan utama menggunakan Geomembran dalam bertani garam adalah hasil yang didapat lebih banyak kualitas panen lebih baik dan prosesnya lebih cepat walaupun banyak kekurangan dalam Geomembran akan tetapi manfaatnya lebih banyak dari pada kekurangannya, dan merasa malu jika hasil panennya buruk.
Bapak Muhammad Lutfi agama Islam Pendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengan Atas) yang berumur 40 dari keluarga menengah kebawah salah satu alasan utama menggunakan metode Geomembran dalam pertanian adalah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa membrane.
Nurkkolis agama Islam Pendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar) yang berumur 47 dari keluarga menengan kebawah salah satu alasan utama menggunakan metode Geomembran dalam bertani garam adalah hasilnya lebih banyak dan cepat.
Bapak Afif agama Islam dari keluarga yang kurang mampu salah satu alasan utama lebih memilih pertanian garam tradisional dari pada Geomembran adalah tidak mampu membeli membrane dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Pertanian Garam Dengan Metode Geomembran Yang Terjadi Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupateb Demak
Metode Geomembran menghasilkan manfaat bagi petani garam Geomembran dibandingkan metode tradisional, membrane juga dapat dipakai kembali dimusim garam selanjutnya asalkan tidak terjadi kerusakan yang siknifikan, walaupun dalam pengaplikasian Geomembran sedik rumit dan harus hati-hati dalam pemasangan membrane agar tidak robek atau bocor, karena dapat menghambat proses pembuatan garam, sedangkan harga membrane dianggap mahal oleh petani kurang mampu.
Pembahasan
Analisis Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Geomembran Dalam Pertanian Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Kualitas secara langsung terpengaruh dari bahan baku dan metode yang digunakan dalam proses produksi suatu barang, kualitas juga berperan penting terhadap pengaruh nilai jual suatu harga barang atau jasa. Dalam pembuatan garam ada banyak hal yang mempengaruhi hasil dari kualitas produksi garam petani di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Dari hasil pertanian garam dengan metode Geomembran petani telah sepakat hasil kualitas garam yang dapat dipanen lebih baik dan lebih mudah, walaupun diawal-awal pengenalan metode Geomembran petani tidak langsung semerta-merta menerima arahan dari penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah karena mereka beranggapan pertanian garam tradisional dianggap sudah cukup dan memuaskan, meskipun dulunya para petani enggan untuk beralih dari metode tradisional ke Geomembran, namun sekarang melihat dari hasil yang didapat dari petani yang memnggunakan Geomembran ternyata hasil yang didapat melampaui dari apa yang diperkirakan selama ini.
Dalam pemanenan garam menggunakan metode Geomembran petani garam merasa lebih mudah karena dapat memanen garam dengan cara mengumpulkan garam dan menggaruk garam dapat dilakukan diatas media Geomembran, sedangkan metode tradisional lebih condong menggaruk garam di tepi (galengan tambak). Dari hasil panen yang didapat dari metode Geomembran garam yang dihasilkan lebih putih dan bersih dibandingkan dengan metode tradisional, ini dikarenakan garam tidak tersentuh dengan tanah atau lumpur yang menjadi meja kristalisasi garam.
Dalam pemanenan garam menggunakan metode tradisional petani garam merasa lebih rumit karena proses memanenan garam dengan cara mengumpulkan garam dan menggaruk garam tidak dapat dilakukan diatas meja garam, karena dapat merusak setruktur tanah meja garam, pemanenan garam hanya dapat dilakukan dari tepi (galengan tambak). Dari hasil panen yang didapat dari metode tradisional garam yang dihasilkan mempunyai warna yang lebih keruh dan condong berbaur dengan warna meja kristalisasi garam yaitu tanah atau lumpur dari tambak garam itu sendiri. Ini dikarenakan garam tersentuh langsung dengan tanah atau lumpur yang menjadi meja kristalisasi garam.
Dari hasil wawacara yang dilakukan mendapatkan data hasil panen yang didapat dari petani yang menggunakan metode Geomembran yaitu Bapak Abdul Syukur beliau mengemukakan bahwa hasil panen pada tahun 2022 yang didapat mencapai 50 ton garam atau setara dengan seribu karung, sedangkan hasil panen petani garam yang menggunakan metode tradisional yaitu Bapak Afif beliau mengemukakan bahwa hasil panen yang didapat pada tahun 2022 mencapai 20 karung. Perbandingan dari kedua hasil panen dari petani garam metode Geomembran dengan metode tradisional sangat berbeda jauh anatara 1000 karung dengan 20 karung.
Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Petani Garam Menggunakan Metode Geomembran Dalam Pertanian Garam Di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Garam adalah komuditi sangat strategis yang berguna untuk kebutuhan pokok lainnya, hal ini dikarenakan garam adalah bahan baku industry serta bahan pangan bagi seluruh manusia . guna mencukupi keperluanan garam nasional yang besar maka dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri dan impor. Kendala utama meningkatkan hasil garam rakyat ialah teknologi produksi tradisional serta kualitas garam masih rendah, produksi garam terpengaruh pada musim kemarau, pengelolaan lahan masih menggunakan cara tradisional, layanan kualitas infrastruktur masih minim maka menjadikan meningkatnya biaya produksi, harga rendah, serta prokduktivitas belum dapat maksimal.
Garam adalah komuditi penting pada salah satu dari sembilan bahan pokok yang sangat diperuntukkan untuk kehidupan sehari-hari, garam konsumsi umumnya diperuntukkan guna berbagai bahan masakan serta pengolahan pangan, adapun kebutuhan konsumsi garam untuk manusia dewasa membutuhkan biasanya mencapai 6 gram per hari. Teknologi produksi garam di Indonesia terutama di Desa Kedung Karang pada umumnya menggunakan Teknik yang paling tradisional yaitu menguapakan air laut pada suatu lahan yang cukup luas dengan menggunakan energi matahari (solar evaporation), karena letak desa kedung karang kecamatan wedung kabupaten demak terletak didaerah pesisir, penggunaan energi matahari untuk produksi garam juga ditopang dengan kondisi geografis wilayah yang dekat dengan laut.
Kegiatan tambak garam adalah kegiatan yang sudah dilakukan sejak turun-temurun oleh masyarakat Kedung Karang dahulunya sebagian basar masyarakat Kedung Karang menggunakan metode tradisional, guna membantu mengembangkan hasil produksi dengan mutu yang lebih baik, maka roses intensivikasi ini dulakukan langsung ditambak petani garam, yaitu memakai media Geomembran (HDPE).
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor penyebab petani garam lebih memilih menggunakan metode Geomembran daripada metode tradisional di Desa Kedung Karang;
Faktor ekonomi
Dilatar belakangi kehidupan ekonomi keluarga yang hidup di masyarakat menengah kebawah, masyarakat Kedung Karang secara keseluruhan mempunyai mata pencarian yang beragam. Pertanian garam dijalankan oleh masyarakat awalnya menggunakan teknologi tradisional dianggap sudah mencukupi menghasilkan panen garam yang menguntungkan kemudian mereka beralih menggunkan metode Geomembran.
bersangkutan dengan pengaplikasian penggunaan Geomembran, analisis usaha adalah pengecekan keuangan guna mengerti samapai dimana kesuksesan petani garam yang sudah dicapai selama kegiatan berlangsung dan dimaksudkan memberikan gambaran tingkat laba suatu kegiatan. Sedangkan unsur analisis kegiatan tambak garam mencakup modal investasi lahan, alat-alat produksi garam seperti kincir angin, slender, arko, boumeter, sandal busa, garu, sekop, paralon, suplai serta penerapan terpal Geomembran pada lahan pertanian garam. adapun penerimaan pertahun dilandaskan pada hasil penjualan, pengeluaran per tahun dijumlah dilandaskan pada total biaya yang digunakan. adapun laba dihasilkan dari selisih pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan.
Alat-alat kegiatan pertanian garam bisa digiunakan sebuah investasi, investasi sendiri adalah sejumlah ongkos yang dikeluarkan satu kali pada setahun guna mendapatkan manfaat ekonomis hingga kondisi material yang digunakan tidak memberikan kemanfaatan lagi. Ongkos pada investasi yang digunakan pada aplikasi intensivikasi pemakaian Geomembran ialah ;
4.150.000 membran ukuran 100 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 300 mikron
3.000.000 membran ukuran 100 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 250 mikron
2.000.000 membran ukuran 200 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 100 samapai 150 mikron
Sedangkan membrane yang diberikan dari bantuan pemerintah berjenis membrane ukuran 100 meter lebar 44 meter dengan ketebalan 250 mikron yang dibagikan kepada petani garam sejumlah 5 lembar membrane per bahu (ukuran luas tambak garam), mka dapat ditarik kesimpulan jika petani garam mempunyai lahan garam sebanyak 3 bahu maka mendapatkan 15 lembar membrane dengan total investasi membrane mencapai 15 x 3.000.000 = 45.000.000.
Dilihat dari biaya produksi mengolah input atau sumber daya sehingga menghasilkan output melalui suatu proses produksi yang dikeluarkan. Untuk modal sebesar itu para petani garam kalangan bawah tentunya sulit untuk mengimbangkan cara petani garam kecuali mereka mendapatkan langsung bantuan dari pemerintah terkecuali mau meminjam modal kepada pihak bank atau koperasi, namun cara ini dianggap sebagian petani enggan untuk meminjam dikarenakan menurutnya lebih rumit.
Semua ini adalah kondisi yang turut serta memperlambat perkembangan teknologi bagi petani garam, dengan sulitnya mendapatkan akses bantuan fasilitas pertanian garam, membuat mental petani garam enggan beralih menggunakan teknologi Geomembran, sehingga pada akhirnya kita menyaksikan bagaimana perbandingan kualitas pertanian garam yang masih menggunakan metode tradisional dengan metode Geomembran yang disebabkan adanya perbedaan ekonomi, sehingga jelas terlihat yang mempunyai modal cukup mereka dapat membeli dan mengaplikasikan Geomembran, sedangkan petani garam yang kurang mampu dan tidak mendapatkan bantuan membrane maka mereka tetap menggunakan cara tradisional.
Apabila faktor ekonomi masyarakat Kedung Karang yang kurang mampu ini sebagai alasan belum beralih menggunakan metode Geomembran, maka akan dapat menimbulkan berbagai perbedaan ekonomi, yaitu jika dilihat dari jangka waktu panen garam yang berbeda dengan petani garam lainnya, dari hasil warna garam yang berbeda dengan petani garam lainnya, dari jumlah panen yang didapat berbeda dengan petani garam lainnya, dari harga jual yang berbeda dengan hasil petani garam lainnya.
Faktor Pendidikan
Petani garam di Desa Kedung Karang keseluruhan beragama Islam dengan tingkat Pendidikan bervariasi dari yang berpendidikan tidak sekolah, SD (Sekolah Dasar), hingga MTS (Madrasah Tsanawiyah), dilatar belakangi inilah masyarakat petani garam di Desa Kedung Karang awalnya enggan untuk beralih menggunakan teknologi Geomembran dalam pertanian garam. Dalam situasi Pendidikan yang rendah ini masyarakat dianggap belum menjangkau dalam perkembangan teknologi pertanian garam karena merka menganggap pertanian garam dengan metode Geomembran dianggap suatu hal yang aneh dan membutuhkan biaya yang banyak, namun semenjak ada penyuluhan dari pemerintah dan dicoba serta mengaplikasikan dalam pertanian garam, merekan baru menyadari bahwa hasil panen yang dihasilkan dari metode Geomembran lebih menghasilkan hasil panen yang berlimpah, warna garam yang lebih putih dan bersih dan selisih waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan metode tradisional.
Pada mulanya masyarakat petani garam mengenal metode Geomembran diawali dari penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2016, dalam penyuluhan itu masyarakat petani garam di Desa Kedung Karang mendapatkan pemahaman tentang perkembangan teknologi pertanian garam yang menggunakan media membrane sebagai alat meja kristalisasi garam, diharapkan dalam metode Geomembran tersebut akan menghasilkan panen garam yang lebih baik kualitas dan lebih banyak hasil panen dan lebih mudah dalam pengoprasian pertanian garam.
Pemerintah juga memberikan bantuan peralatan berupa media membrane sebanyak empat lembar membrane per bahu (skala ukuran lahan petani garam) sehingga salah satu petani garam yang bernama Bapak Abdul Syukur memiliki lahan garam sebanyak 3 bahu maka ia mendapat bantuan berupa membrane sebanyak 13 lembar membrane dengan ukiuran 100 meter lebar 4,4 meter dengan ketebalan 300 mikron. Namun karena faktor kurangnya pemahaman masyarakat petani garam jika dilihat dari faktor Pendidikan yang rendah sehingga mereka lebih tertarik menjualnya kembali dengan haega yang sangat jauh lebih murah yaitu berkisar 1 juta 400 ribu dari harga semula mencapai 4 juta 150 ribu. Karena merekan pada mulanya tidak percaya akan pengoptimalan dari media membrane dalam pertanian garam serta memilih menggunakan metode tradisional dan menjualnya dengan haraga 1juta 400 dikarenakan mereka juga tidak tau harga aslinya mencapai sebasar 4 juta 150 ribu.
Kemudian setelah beberapa waktu mereka mengetahui manfaat media membrane dan berusaha membelinya mereka limayan terkejut dengan harga sesungguhnya, membrane yang dahulunya mereka dapat dari bantuan pemerintah kemudian mereka jual dengan selisih harga yang jauh lebih murah yaitu 4 juta 150 ribu berbanding dengan 1 juta 200 ribu.
Bagi petani garam yang mampu membalinya maka mereka dapat membeli dan mengaplikasikan membrane dalam pertanian garam, namun bagi masyarakat yang mampu membelinya mereka tetap menggunakan metode tradisional dengan hasil seadanya.
Faktor Geografis
Geografis merupakan ilmutentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Menurut geografisnya letak Desa Kedung Karang berada dikawasan rawa yang mempuanyai luas area rawa sebesar 61, 50 Ha, dan mempunyai alira sungai sebesar 8,36 Ha, sedangkan bantaran sungai sebesar 5,44 Ha.
Faktor geografis ini mempengaruhi petani garam di Desa Kedung Karang untuk usaha produksi garam, karena ekonomi, pengdidikan, geografis, dan sosial budaya.
Faktor ekonomi, masyarakat Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak memiliki taraf ekonomi menengah kebawah, sehingga petani yang mempunyai modal dapat membeli membrane sedangkan yang tidak mempunyai modal dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah maka mereka memilih untuk bertani garam tradisional.
Faktor Pendidikan, masyarakat yang mempunyai Pendidikan rendah pada umumnya tidak langsung mengaplikasikan alat membrane sebagai metode pertanian garam bahkan mereka awalnya menjual membrane bantuan yang pernah diberikan dari pemerintah.
Faktor geografis, letak geografis Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak mempunyai aliran sungai yang bermuara dilaut sehingga petani garam mendapatkan bahan baku garam yang mudah dan dapat dioptimalkan proses dan pembuatan meja garam dengan metode Geomembran sehingga mendapatkan hasil panen yang optimal.
Faktor sosial budaya, masyarakat petani garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak mereka umumnya saling bersaing dalam pertanian garam dalam segi kualitas dan kuantitas yang dapat dilihat dari sisi warna garam, ukuran garam, harga jual garam, dan banyaknya garam yang telah mereka dapatkan dalam satu kali musim panen garam, terkadang merekan juga sering membeakan hasil panen petani garam satu dengan petani garam yang lain.
Geomembrane adalah metode pembuatan garam dengan cara melapisi permukaan meja kristalisasi garam dengan plastik HDPE (High Dansity Poly Etylen), dalam pengaplikasian metode Geomembran ini sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil panen petani garam di Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.
Geomembrane memiliki kendala seperti harganya relative mahal, bantuan dari pemerintah masih dianggap kurang merata, memerlukan perawatan, membrane yang memiliki kualitas rendah mudah rusak, jika terjadi hujan garam yang sudah mengkristal dapat menjadi cair Kembali.
Solusi yang dapat dilakukan adalah seperti melakukan pinjaman kepada kredit usaha rakyat jika kurang dalam modal, petani ikut program kelompok tani, melakukan perawatan terhadap media membrane, menggunakan media membrane berkualitas sedang hingga bagis atau tinggi, dapat menggunakan metode prisma namu memerlukan tambahan biaya modal yang lebih banyak.
Saran
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada musim kemarau agar dapat dihubungkan dengan teknologi layanan google cuaca agar masyarakat lebih tau kapan waktu panen dan menghindari potensi hujan lebih awal.
Penelitian kedepan dapat lebih memperhitungkan faktor pengoptimalan hasil jual panen garam dan kesejahteraan petani garam.
DAFTAR PUSTAKA
A Rusdiana, M.M, Manajemen Operasi, Bandung, CV Pustaka Media.
Atika, Skripsi Studi Fariasi Model Alas Meja Kristalisasi Garam dengan Penambahan Material Logam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2020.
Badion Wijiyo, Denok Sunarsi, Yoyok Cahyono, Aris Aryanto, Pengantar Bisnis, Insan Cendikia Mandiri, 2021.
Data dokumen, profil Desa Kedung Karang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, dikutip tanggal 1 Desember 2022
Dikdik Harjadi, dan Dewi Fatmasari, Pengantar Bisnis Teori dan Konsep, UNIKU press, 2015.
Dorothea Wahyu Ariani, Modul I Manajemen Kualitas, Universitas Terbuka, Cbe Raya Pemulang Tangeran Selatan.
Eko Purwanto, Pengantar Bisnis Era Revolusi Industri 4.0, Sasanti Institute, Banyumas, 2020 cetakan pertama,
Fransiscus Xaverius Sadikin, Tip dan Trik Meningkatkan efesiensi, produktifitas dan protabilitas, Yogyakarta, Andi, 2005.
Hadari nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University press, Yogyakarta, 1990.
https;//BBS.binus.ac.id diakser pada 5 Desember 2022.
https://lokdata.beritagar.id/chaart/preview/kebutuhan-garam-Indonesia-2016-2020-1615875467, diaksespada minggu 30/01/2022, pukul 08.20.
https://www.alodokter.com/ini-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-hari, diakses pada jumat 01 november 2022.
Ihsanuddin, Sukmo Pinuji, Memberdayakan Tanah Bagi Pegaram Rakyat, Bangkalan Madura, UTM Press, 2020 Cetakan Pertama.
I putu Atayana, Dasar-Dasar Majemen Operasi dan Produksi, Surabaya, Naurotama University Press.
Iswardono SP, Teori Ekonomi Mikro, Gunadarma, Jakarta.
Itang, M.Ag, Teori Ekonomi Ialam, Laksana Indonesia, 2015.
Jenal Arif Abdullah dan Aprilina Josandini, Media Produksi (Geomembrane) dapat meningkatkan kualitas dan harga jual garam studi kasus ladang garam milik rayat di wilayah madura, Eco Entrepreneursip, vol 3 juni 2018.
Jepara, P.K.M.,& Yuanita, I. fakultas ilmu social jurusan hokum dan kewarganegaraan, (2005).
Karl E. Case, Ray C. Fair, Sahron M. Oster, Prisip-Prinsip Ekonomi edisi ke13, Erlangga.
Karmini, Ekonomi Produksi Pertanian, Samarinda, Mulawarman University Press, 2018.
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004.
Makhfud Efendy, Firman F Muhsoni Rahmad Fajar Sidiq, Ahmad Heriyanto, Garam rakyat potensi dan permasalahan, UTM Pres, Universitas Trunojoyo, Madura.
Maria Y.D.Hayu Agustini, Ekonomi Manajeral Pembuatan Keputusan Berdasark Teori Ekonomi, UNIKA Soegijapranata, 2018.
Meithiana Indrasari, Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan, Surabaya, Unitomo Press.
M. Nur Nasution, M.Sc.,APU, Manajemen Mutu Terppadu (Total Quality Manajemen), Bogor, Ghalia Indonesia, 2015.
Munia Alteza,M.Si, Pengantar Bisnis Teori dan Aplikasi di Indonesia,M_alteza@uny.ac.id, fakultas ilmu sosial dan budaya universitas negeri Yogyakarta, 2011.
Nana Herdiana Abdurrahman, S.E., Ak., M.M Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Bandung, Pustaka Setia.
Profil Kelompok Tani Pancen Sae, petani garam Desa Kedung Karang, Kecamatan Wedung Kabupaten Demak menggunakan metode geomembrane.
Rahman Mulyawarman, 2003: hal 4, Birokrasi dan layanan public, UNPAD Press,2016.
Rahmatullah, Inanna, Mustari, Konsep Dasar Ekonomi, cv nurlina, 2018.
Rasmulia Sembiring, Pengentar Bisnis, LA Good Publising, 2014.
Ricka Wardianingsih dan Rastri Pramita, Buletin APBN Menelik Sebab Impor, pusat kajian anggaran badan kesejahteraan RI, vol 7 edisi 4 2022.
Rusnaini Daga, Kepuasan Pelanggan, global reaseach and comsulting institute, 2017.
Saparuddin, Ilmu Ekonomi Mikro Islam,Trust Media Publishing, 2017.
Satriadi DKK, Manajemen Pemasaran, Bantul DIY, Samudra Biru.
Sri Rahayu, Dina Rossi Utami, Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro, Unif Muhammadiyah Palembang, Palembang.
Sugiono, Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2009).
Suyadi Prwirosentono, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2004.
Tatang Ibrahim, M.Pd. dan Dr. H.A. Rusdiana, Drs, M.M, Manajemen Mutu Terpadu, yarma widya, bandung, 2021.
Vadilla Mutia Zahra, Cep Jendi Anwar, MIKROEKONOMI, Bandung, Media Sains Indonesia, 2021.
Wawancara dengan Bapak Abdul Syukur, tanggal 07 november 2022.
Wawancara dengan Bapak Afif, tanggal 07 november 2022.
Wawancara dengan Bapak Nurkkolis, tanggal 07 november 2022.
Wawancara dengan Bapak Lurah Muhdi, tanggal 07 november 2022
Wawancara dengan Bapak Lutfi, tanggal 07 november 2022.
Wawancara dengan Bapak Lurah H. Muhdi, tanggal 7 November 2022.
Yuliana Ulfidatul Hoiriyah,Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, Peningkatan Kualitas Produksi Garam Menggunakan Teknologi Geomembran, ISSN:2355-9643, vol 6 (2) 20219.
Lampiran -Lampiran
TRANSKIP WAWANCARA
WAWANCARA 1
Informan : Bapak lurah Muhdi lurah Desa Kedung Karang
Tanggal : 7 November 2022
Jam (wawancara) : 12.3O-13.00
Tempat (wawancara) : Kantor balai desa Kedung Karang
Waktu pembuatan transkip : 12 00
Hasil Wawancara
Peneliti:
Kapan petani garam di desa kedung karang menggunakan geomembrane dalam pertanian garam?
Informan:
Mula-mula pada tahun 2015 pemerintah melakukan kegiatan sosialisasi kepada warga petani garam dengan memberikan pembimbingan pertanian garam dengan sosialisasi menggunakan teknologi geomembrane dalam pertanian garam.
Peneliti:
Apa yang mereka dapatkan setelah menerima sosialisasi dari pemerintah?
Informan:
Warga yang terdaftar di kelompok tani mendapatkan bimbingan dan mendapatkan bantuan berupa membrane berdasarkan luas lahan yang mereka miliki.
Peneliti:
Berapa kali warga sudah pernah mendapatkan sosialisasi dan bantuan berupa membrane?
Informan:
Sudah beberapa kali dilakukan sosialisasi dan mendapatkan bantuan membrane awal mula pada tahun 2016, 2018, dan 2020.
Peneliti:
Bagaimana pendapat atau respon bapak setelah warganya menerima bantuan membrane dan penyuluhan dari pemerintah?
Informan:
Kami merespon baik dan menyambut baik Langkah pemerintah untuk mensejahterakan dan meningkatkan potensi alam di desa kedung karang ini, kami juga berharap pemerintah memberikan bantuan perbaikan akses jalan menuju tambak garam supaya dalam transportasi dapat dengan mudah. Dan pada warga yang tidak termasuk kelompok tani dan tidak mendapatkan membrane saya harap pemerintah juga memberikan bantuannya kepada merka.
TRANSKIP WAWANCARA
Wawancara 2
Informan : Bapak Abdul Sukur ketua kelompok tani Pancen Sae
Tanggal : 7 November 2022
Jam (wawancara) : 12.3O – 13. 00
Tempat (wawancara) : Rumah bapak Abdul Sukur
Waktu (pembuatan transkip) : 13.15-14.45 wib
Hasil Wawancara :
Peneliti:
Kapan bapak mengenal geomembrane untuk pertanian garam?
Informan:
Pada tahun 2016 pemerintah mengenalkan metode geomembrane kepada petani garam.
Peneliti:
Kapan bapak menggunakan atau mengaplikasikan geomembrane dalam pertanian garam?
Informan:
Mula-mula pada tahun 2017.
Peneliti:
Kenapa baru pada tahun 2017, padahal pemerintah sudah melakukan program penyuluhan dan memberikan bantuan membrane kepada petani garam pada tahun 2016?
Informan:
Setelah mendapatkan penyuluhan dan bantuan membrane dari pemerintah, petani garam belum langsung percaya terhadap isi penyuluhan yang dilakukan pemerintah dan belum ada yang berani mengaplikasikan membrane dalam pertanian garam. Mereka masih menganggap perntanian garam tradisional sudah mendapatkan keuntungan. Karena minimnya tingkat Pendidikan petani garam dan kurangnya teknologi pada petani masa itu.
Peneliti:
Kalua begitu membrane yang diberikan dari pemerintah dibuat apa dan dikemanakan?
Informan:
Pada saat itu petani belum mengerti manfaat penggunaan membrane dalam pertanian garam, dan yang terjadi adalah ada Sebagian mereka yang mendapatkan bantuan membrane tetapi mereka memilih menjualnya karena tergiur harganya yang lumayan tinggi, padahal merekatidak tahu harga membrane yang sebenarnya, bahkan yang terjadi sebenarnya mereka menjual membrane kepada tengkulak dibawah jauh harga rata-rata yang sebenarnya, karena petani belum mengerti fungsi dari membrane dan harga membrane sebenarnya.
Peneliti:
Apa inisiatif bapak untuk beralih menggunakan geomembrane dalam pertanian garam yang semula masih menggunakan metode tradisional?
Informan:
Karena informasi dari petani garam lain yang sudah membuktikan dan melihat bagaimana manfaat dan hasil yang didapatkan setelah menggunakan geomembrane ternyata mendapatkan manfaat lebih berupa kualitas garam lebih bagus, hasil panen garam dalam satu kali musim panen berbeda lebih banyak daripada metode tradisional, dan harga jual yang mempunyai selisih perbedaan , dan cara Bertani garam dan proses pemanenan lebih mudah lebih ringan dan lebih cepat. Kemudian baru berani mencoba mengaplikasikan metode geomembrane dalam pertanian garam.
Peneliti:
Apa yang bapak dapatkan atau perbedaan apa yang bapak rasakan setelah beralih menggunakan metode geomembrane dari dulunya menggunakan metode tradisional?
Informan:
Yang dirasakan yaitu Bertani garam lebih mudah, hasil yang didapat sangat jauh dari metode tradisional, kualitas garam lebih baik,dan harga jual garam memiliki selisih dari harga jual garam tradisional.
Peneliti:
Kendala atau hambatan apa yang bapak temui Ketika Bertani garam menggunakan geomembrane?
Ada beberapa kendala atau masalah Ketika Bertani garam menggunakan geomembrane
Harga membrane sendiri yang relative mahal.
Masa pemanenan hanya dapat dilakukan pada musim kemarau.
Ketika hujan turun garam yang sudah mengkristal tetapi belum dipanen kemudian berubah mencair Kembali.
Peneliti:
Untuk proses penjualan bagaimana?
Informan:
Mayoritas sudah ada tengkulak yang menanti dam nencari bahan komuditi garam yang siap menampung.
Peneliti:
Untuk nilai harga jual bagaimana?
Informan:
Kalua nilai harga jual pada musim panen garam musim kemarau harga yang ditawarkan relative rendah menengah, ini dikarenakan pada musim panen stok garam yang dihasilkan banyak, namun jika menginginkan harga jual garam tinggi biasanya petani garam menimbun garam di Gudang-gudang garam yang mereka miliki sembari menunggu harga jual garam melonjak naik. Namun sumua tergantung pada keputusan masing-masing petani garam sendiri, ada yang langsung menjualnya tanpa menimbun garam di Gudang garam, ada yang menjual langsung dan Sebagian garam ditimbun di Gudang garam untuk menunggu harga jual garam bagus sesuai yang dikehendaki petani gar