Coretanpenanews.com – SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Penyelesaian Tugas Akhir
dalam Bidang Manajemen Bisnis Syariah (MBS)
Oleh:
Mutiara Darmawati Hartono
NIM 1620320004
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN 2023
ABSTRAK
Mutiara Darmawati Hartono, 1620320004, Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Al- Hajj Kudus, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Kudus, 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen. Untuk mengetahui Hambatan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen. Untuk mengetahui Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pelaksanaan penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan atau yang biasa disebut field research. Tujuan dari jenis penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menemukan permasalahan yang terjadi di lapangan. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Metode deskriptif ini merupakan metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, dan kondisi. Hasil dari penelitian ini yaitu menyimpulkan bahwa dalam menjalankan startegi pemasaran serta mengedepankan kualitas pelayanan di butuhkan konsep yang matang. Seperti menjaga kualitas produk yang dijual, Markeeting Mix, Promosi serta meningkatkan Brand, selain itu terdapat juga pelayanan yang baik. Dalam menjalankan sebuah usaha pastinya akan ada sebuah hambatan, salah satunya di toko anugerah, hambatan yang terjadi diantaranya yaitu persaingan pasar, harga, kepekaan dalam melayani konsumen. Hal tersebut merupakan beberapa hambatan yang terjadi di toko anugerah dalam upaya meningkatkan minat beli konsumen.
Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Kualitas Pelayanan dan Minat Beli Konsumen
MOTTO
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَضْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًاوَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًا
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku.”
(QS. Maryam: 4)
“Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain, namun coba bandingkan dirimu dengan dirimu sendiri. Jadilah dirimu yang lebih baik dari kemarin
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin…
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi penulis persembahkan kepada:
Dr. H. Jaenal Arifin, M, Ag. selaku pembimbing utama, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Bapak Tri Widi Hartono dan Ibu Sukijah selaku orang tua penulis, Rachmawati Hartono selaku adik penulis dan Nurul Husnah Febrianti selaku adik penulis yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, doa dan semangat selama penulis belajar di IAIN Kudus.
Arif Suhadiyanto yang telah memberi dukungan, kesempatan dan pembelajaran dalam pekerjaan yang penulis tekuni.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus sebagai almamater penulis.
TOKO ANUGRAH yang telah memberikan kesempatan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kaminpanjatkan kepada Allah swt shalawat dan salam penulis persembahkan kepada baginda Rasulullah SAW, para keluarga, sahabat dan pengikutnya yang telah membawa umatnya bangkit dari kegelapan menuju alam yang terang.
Penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk meningkatkan minat beli Konsumen di Toko Anugrah” disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S.1) pada Ilmu Manajemen Bisnis Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain :
Dr. H. Mundakir, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di IAIN Kudus.
H. Wahibur Rokhman, S.E., M.Si., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.
Kharis Fadlullah Hana, M.E.,RSA. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Bisnis Syariah yang telah memberikan kelancaran serta kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi pada prodi Manajemen Bisnis Syariah
Dr. H. Jaenal Arifin, M, Ag. selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan penulis bimbingan dan dulungan dalam penyusunan skripsi ini.
Bapak Tri Widi Hartono dan Ibu Sukijah selaku orang tua penulis, Rachmawati Hartono dan Nurul Husnah Febrianti selaku adik penulis yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, doa dan semangat selama penulis belajar di IAIN Kudus.
Arif Suhadiyanto yang telah memberi dukungan, kesempatan dan pembelajaran dalam pengerjaan skripsi.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus sebagai almamater penulis.
TOKO ANUGRAH yang telah memberikan kesempatan penulis dalam melakukan penelitian.
Monica Agustina dan Arif Suhadiyanto yang selalu memberi dukungan dan doa kepada penulis
Semua pihak yang turut memberikan bantuan dan dorongan selama penulis menuntut ilmu di IAIN Kudus.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang baik bagi pembaca. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kudus, 24 Januari 2023
Penulis,
Mutiara Darmawati Hartono
NIM. 1620320004
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iv
ABSTRAK v
MOTTO vi
PERSEMBAHAN vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN viii
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 1
Penegasan Judul 6
Rumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 7
Batasan Masalah Penelitian 7
Sistematika Penulisan 8
BAB II KERANGKA TEORI
Kajian Teori 9
Strategi Pemasaran 9
Pengertian Strategi 9
Tipe – Tipe Strategi 10
Aspek- aspek Strategi 10
Jenis – Jenis Strategi 11
Pengertian Strategi Pemasaran 12
Tujuan Strategi Pemasaran 13
Unsur-unsur Strategi Pemasaran 13
Macam-macam Strategi Pemasaran 14
Jenis-jenis Strategi 17
Tingkatan Strategi 18
Komponen-Komponen Strategi 19
Marketing MIX 23
Minat Beli Konsumen 33
Penelitian Terdahulu 42
Kerangka Berfikir 44
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan 46
Setting Penelitian 47
Subjek Penelitian 48
Sumber Data 49
Teknik Pengumpulan Data 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Penelitian 56
Deskripsi Data Penelitian tentang Bagaimana Pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugrah Kudus 56
Deskripsi Data Penelitian tentang Hambatan-Hambatan Apa Saja Yang Terjadi dalam Pelaksanaan Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli pada Konsumen di Toko Anugrah Kudus 58
Deskripsi Data Penelitian tentang Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pelaksanaan penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugerah Kudus 59
Analisis Data Penelitian 60
Analisis Data Penelitian tentang Bagaimana Pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugerah Kudus 60
Analisis Data Penelitian tentang Hambatan-Hambatan Apa Saja Yang Terjadi dalam Pelaksanaan Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli pada Konsumen di Toko Anugerah Kudus 61
Analisis Data Penelitian tentang Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pelaksanaan penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugerah Kudus 62
BAB V PENUTUP
Kesimpulan 64
Saran-saran 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN–LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 45
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam islam manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna. Namun ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau oleh dirinya sendiri. Islam tentu menginginkan pemeluknya untuk cerdas serta pandai yang salah satunya ditandai dengan mampunya memilih dan menyelesaikan keputusan baik itu untuk memenuhi kebutuhannya maupun untuk menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya. Aktivitas dan perilaku ekonomi tidak terlepas dari karakteristik manusianya. Pola perilaku, bentuk aktivitas, dan pola kecenderungan terkait dengan pemahaman manusia itu sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari orang cenderung menyamakan kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants). Terkadang orang menyebutkan sesuatu sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi segera, padahal sesuatu tersebut berupa keinginan yang bisa saja ditunda. Islam mengajarkan agar setiap manusia menyadari bahwa pemilik yang sebenarnya terhadap segala sesuatu yang dilangit maupun dimuka bumi, termasuk harta yang diperoleh oleh setiap manusia bahkan diri manusia itu sendiri adalah Allah SWT. Meningkatnya jenis volume produk industri memudahkan masyarakat bersifat konsumtif dan materialistis.
Perilaku konsumtif ini menjadi kebiasaan semua masyarakat dari berbagai kelas sosial. Implikasi sikap konsumtif ini dapat membuat penghasilan masyarakat sebagian besar hanya untuk konsumsi, sehingga tidak ada nya tabungan investasi baik itu untuk dunia dan akhirat seperti zakat dan sebagainya. Semakin majunya perkembangan jaman, maka selera konsumen makin cepat berubah dan konsumen makin selektif dalam memilih tempat berbelanjanya. Berkembangnya jaman juga menyebabkan makin sengitnya persaingan dagang dibidang retail. Hal ini mengharuskan pengusaha retail untuk mengerahkan segenap kemampuan dan strateginya, agar bisa memenangkan persaingan. Untuk dapat tumbuh dan berkembang sebuah perusahaan perlu memahami perilaku konsumen agar mampu menimbulkan minat beli konsumen sehingga pada akhirnya dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Strategi pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan jumlah konsumen dengan cara mengembangkan atau memperkenalkan produk-produk baru perusahaan. Inovasi dan kreativitas dalam penciptaan produk menjadi salah satu kunci utama dalam strategi ini. Perusahaan selalu berusaha untuk melakukan pembaharuan kepada konsumen. Perusahaan tiada henti untuk terus melakukan eksplorasi terhadap kebutuhan pasar dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Strategi pengembangan pasar merupakan salah satu cara membawa produk kea rah pasar baru dengan membuka atau mendirikan anak cabang baru yang dianggap cukup strategis untuk menjalin Kerjasama dengan pihak lain dalam rangka untuk menarik konsumen baru. Perusahaan menggunakan strategi ini apabila pasar sudah padat dan peningkatan pasar sudah sangat besar atau pesaing yang kuat.
Dalam dunia bisnis yang beraneka ragam menjadikan persaingan di pasar semakin ketat, untuk mendapapatkan pasar yang luas pengusaha dituntut untuk lebih memperhatikan manajemen pemasarannya untuk menarik konsumen, baik di dalam kondisi ekonomi yang stabil atau ekonomi naik turun, karena itu perusahaan dituntut bersaing lebih keras melalui strategi-strategi pemasaran yang dapat membuat usahanya tetap berkembang. Munculnya berbagai pusat penjualan pakaian mengakibatkan konsumen diberikan banyak pilihan jenis produk yang akan mereka gunakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Pengusaha tentunya akan berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mencoba menawarkan kepada konsumen produk-produknya agar dapat memberikan tingkat kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Setiap perusahaan atau suatu jenis usaha kecil berlomba-lomba untuk menarik minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat sebagai pedoman utama dalam bidang pemasaran. Kegiatan yang dilakukan perusahaan (swalayan) adalah melalui strategi pemasaran (Marketing Mix). Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Strategi pemasaran (Marketing Mix) terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya, yang terdiri dari empat variabel yang dapat menunjang kegiatan pemasaran perusahaan, yaitu; produk, harga, tempat dan promosi.
Selain itu, Menurut Webster’s New World Dictionary, Strategi adalah (1) ilmu yang merencanakan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya, (2) sebuah ketrampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu strategi atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Henry Mintzbreg seorang ahli bisnis dan manajemen bahwa pengertian strategi terbagi atas lima definisi yaitu strategi sebagai rencana , strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan strategi sebagai prespektif.
Menurut William F Glueck, mengartikan strategi sebagai sebuah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubugkan keunggulan strategi perusahaan dengan tangtangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama yaitu dapat mencapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. William J. Station mendefinisikan strategi sebagai sesuatu rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sebelumnya telah di tentukan oleh sekelompok orang. Strategi secara termonologi berasal dari kata Strategi yang berasal dari bahasa yunani yang berarti the art of general. Kalimat the art of general di artikan sebagai seni yang biasa digunakan oleh panglima dalam sebuah peperangan supaya kelompoknya bisa menang.
Konsumen kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan beragam karena dihadapkan pada berbagai pilihan berupa barang maupun jasa yang dapat mereka beli. Dalam hal ini perusahaan yang cerdas akan mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan konsumen, semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih, bahkan dalam menggunakan produk. Selain strategi pemasaran yang baik, kualitas pelayanan juga merupakan faktor penting dalam menumbuhkan minat beli konsumen, Kualitas dalam pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan komsumen. Kualitas dalam pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan (Toko Anugrah). Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan.
Pada saat ini pelayanan merupakan suatu upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian harapan pelanggan. Kualitas pelayanan jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Menurut Parasuraman dalam Tjiptono terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected service dan perceived service. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai yang diharapkan, maka kualitas yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika, pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
Pelayanan menurut Gronroos, adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen. Menurut Stamatis mendefinisikan Total Quality Service sebagai sistem manajemen strategis dan integritas yang melibatkan semua manajer dan karyawan serta menggunakan metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan atas proses-proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. Kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan adalah faktor utama dalam meningkatkan minat beli konsumen. Dalam hal ini pelayanan yang dimaksudkan yaitu bagaimana sikap didalam melayani pelanggan dengan ramah dan baik agar terjadi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas pelanggan. Dengan pelayanan dampak positif terhadap para konsumen yang akan memebeli, akan timbul rasa kenyamanan karena merasa dilayani dengan baik dan memuaskan konsumen.
Penelitian terdahulu yaitu skripsi tahun 2013 yang dilakukan oleh Ari Susanto Wibowo yang berjudul “Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan Dan Nilai Pelanggan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Di Kota Purwoketo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial dan silmutan antara harga, kualitas pelayanan dan nilai pelanggan terhadap kepuasan pelanggan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah sama-sama membahas mengenai kualitas pelayanan.
Kata kualitas memiliki arti yang berbeda bagi tiap orang, tergantung dari konteksnya. Minat beli merupakan suatu keinginan untuk membeli suatu produk atau jasa akibat pengaruh baik eksternal maupun internal dimana sebelumnya dilakukan evaluasi terhadap produk atau jasa yang akan dibeli.
Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Menurut Kasmir, mengemukakan bahwa pelayanan adalah sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pada dasarnya pelayanan terhadap pelanggan tergantung dari latar belakang karyawan tersebut, baik suku bangsa, pendidikan, pengalaman, budaya atau adat istiadat. Namun, agar pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap karyawan dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar pelayanan. Kualitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan standart tertentun seperti yang diinginkan perusahaan. Tanpa standart tertentu, maka akan sulit untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas.
Berdasarkan yang telah di uraikan di atas, dapat di simpulkan bahwa adanya Strategi pemasaran yang baik dan pelayanan yang memuaskan akan mempengaruhi minat beli konsumen meningkat. Berkaitan dengan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah Kudus”.
Penegasan Judul
Untuk mempertegas judul dan memperjelas istilah serta menghindari kesalah pahaman judul yang penulis bahas maka penulis perlu membatasi masalah yang terdapat dalam judul skripsi sebagai berikut;
Strategi pemasaran atau strategi marketing, adalah rencana suatu perusahaan untuk bisa memperkenalkan brand seluas mungkin guna mencapai target pelanggan dan penjualan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pemasaran.
Kualitas Pelayan menurut Arianto diartikan sebagai berfokus pada memenuhi kebutuhan dan persyaratan, serta pada ketepatan waktu untuk memenuhi harapan pelanggan.
Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu altenatif yang paling disukainya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penilis akan merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana Pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen?
Hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen?
Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pelaksanaan penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen?
Tujuan Penelitian
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen.
Untuk mengetahui Hambatan apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen.
Untuk mengetahui Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pelaksanaan penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, pada hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut:
Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan diharapkan memberikan kontibusi pada perkembangan teori di Indonesia khususnya dalam karya ilmiah, dalam penelitian ini di harapkan mampu memberikan kontribusi yang bersifat Kontruktif.
Manfaat secara praktis
Bagi Lembaga
Penelitian ini sebagai acuan dalam mengembangkan lembaga ini dengan melengkapi dan memperbaharui kekurangan yang ada.
Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan peneliti dalam menganalisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk meningkatkan minat beli konsumen di Toko Anugrah.
Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut;
Penelitian dilakukan pada kondisi lapangan yang ada
Penelitian tidak dilakukan pada skala laboratorium
penelitian hanya fokus pada peningkatan minat bi konsumen di toko Anugrah
penelitian dilakukan pada bulan juli-desember 2022
Pengambilan data dilakukan secara langsung dilapangan kepada pemilik toko selaku penjual
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi atau penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran serta garis-garis besar dari masing-masing maupun yang saling berhubungan, sehingga nanti akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang akan penulis susun:
Bagian Awal
Bagian awal ini, terdiri dari: halaman judul, pengesahan skripsi, halaman persetujuan pembimbing skripsi, halaman persembahan, kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar
Bagian isi meluputi:
Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab satu dengan bab lainya saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab itu adalah sebagai berikut:
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: Landasan Teori
Bab ini berisikan deskripsi teori-teori yang menjadikan landasan dalam kegiatan penelitian yang mencakup tentang deskripsi teori, penelitian terdahulu dan kerangka berfikir
BAB III
: Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, setting penelitian, subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, pengujian keabsahan data, teknik analisis data
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahsan
Bab ini berisi hasil penelitian yang telah dilakukan beserta dengan pembahasannya
BAB V : Penutup
Bab ini berisi simpulan, keterbatasan penelitian, saran dan penutup
Bagian Akhir
Pada bagian ini berisi daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI”
Kajian Teori
Strategi Pemasaran
Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Stratos yang artinya tentara dan ago artinya pemimpin. Menurut Candler Stategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, progam tidak lanjut serta prioritas lokasi sumber daya. Strategi menurut Proter adalah alat yang sangat penting mencapai keunggulan bersaing. Menurut ahli Stephanie K.Marrus, Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana bisa mencapai tujuan.
Strategi adalah ilmu yang merencanakan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya, sebuah ketrampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu strategi atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan.
Seorang ahli bisnis dan manajemen Henry Mintzbreg menyatakan bahwa pengertian strategi terbagi atas lima definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan strategi sebagai prespektif.
William F Glueck mengartikan strategi sebagai sebuah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubugkan keunggulan strategi perusahaan dengan tangtangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama yaitu dapat mencapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
William J. Station mendefinisikan strategi sebagai sesuatu rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sebelumnya telah di tentukan oleh sekelompok orang. Strategi secara termonologi berasal dari kata Strategi yang berasal dari bahasa yunani yang berarti the art of general. Kalimat the art of general di artikan sebagai seni yang biasa digunakan oleh panglima dalam sebuah peperangan supaya kelompoknya bisa menang. Namun, pengertian strategi tidak hanya sempit seperti itu, melainkan masih ada beberapa ahli yang memberikan definisi strategi secara umum antara lain.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan managemen untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja tetapi harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.
Secara umum, strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang memiliki focus tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi bukan dari apa yang terjadi.
Tipe – Tipe Strategi
Galbraith dan Schandel mendefinisikan tipe strategi sebagai suatu pola yang konsisten dan aktivitas yang dapat dikendalikan manajemen keputusan yang mewakil lingkup, penggunaan sumber, dan keunggulan kompetatif arah kemana sumber daya digunakan, yang menunjukan ciri bagaimana perusahaan cenderung bersaing.
Frenddy Rangkuty pada prinsipnya mengelompokkan strategi berdasarkan tiga tipe strategi yaitu :
Strategi manajemen
Strategi investasi
Strategi bisnis
Aspek- aspek Strategi
Strategi juga memiliki beberapa aspek penting antara lain yaitu :
Strategi sebagai statement pernyataan tujuan dan maksud. Tujuan atau maksud harus bertindak sebagai penggerak masa depan.
Strategi sebagai suatu rencana tingkat tinggi. Strategi memperhatikan cara bagaimana agar tujuan atau maksud dapat dicapai. Secara umum, strategi cenderung berada tingkat yang lebih tinggi dan mengambil keseluruhan pandangan, rencana cenderung lebih rinci, lebih kuantitatif, dan spesifik tentang waktu dan tanggung jawab.
Strategi sebagai saran untuk mengalahkan kompetisi. Salah satu tujuan strategi adalah menang atau berhasil dalam arti dapat mengalahkan pesaing dalam suatu permainan atau persaingan. Untuk itu strategi dibutuhkan agar tetap berada di depan pesaing sebagai suatu kelompok kekuatan.
Strategi sebagai suatu unsur kepemimpinan. Strategi memiliki hubungan erat dengan kepemimpinan dan penetapan pengaturan merupakan salah satu tanggung jawab para pemimpin. Saat pemimpin berubah strategi cenderung berubah. Sebaliknya, jika strategi perlu diubah mungkin perlu menunjuk pemimpin baru.
Strategi sebagai penempatan posisi untuk masa depan. Oleh karena itu, suatu tujuan strategi untuk memposisikan perusahaan masa depan sehingga siap menghadapi kepastian.
Startegi sebagai kemampuan membangun. Strategi sebagai pola perilaku yang dihasilkan dari budaya yang tertanam. Setiap perusahaan memiliki budaya yang sendiri. Budaya sangat mudah diamati akan tetapi sulit dirubah. Oleh karena itu, strategi yang dapat diadopsi oleh perushaan sebagian ditentukan oleh budaya inti.
Jenis – Jenis Strategi
Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diterapkan seluruh jajaran dalam suatu organisasi demi pencapaian organisasi tersebut. Adapun jenis-jenis strategi sebagai berikut:
Strategi Integrasi
Strategi Intensif
Strategi Diversifikasi
Strategi Divensi
Strategi Pemasaran
Pernyataan Craven dikutip dari Purwanto, Strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Menurut Dedi Mulyadi yang dikutip dalam jurnal manajemen yang mengemukakan bahwa, Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya didalam bisnis dan tentang untuk membantu menenangkan persaingan didalam pasar. Pemasaran menurut Philip dan Duncan meliputi semua langkah yang digunakan atau dipergunakan untuk menempatkan barang-barang nyata ke tangan konsumen. Sedangkan pemasaran menurut P.H. Nystrom adalah segala kegiatan mengenai penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Menurut Indra Wijaya yang dikutip dalam jurnal ilmu manajemen yang mengemukakan bahwa, strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market). dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang (objectives), dalam situasi persaingan tertentu. Untuk itu kegiatan dalam pemasaran industri bisnis harus direncanakan sesuai strategi yang optimal.
Berdasarkan teori mengenai strategi pemasaran yang telah dikemukakan peneliti diatas, peneliti menyimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah penetapan kebijakan pemasaran dengan mengendalikan faktor yang dapat dikuasai, serta faktor diluar kekuatan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pemuasan konsumen (Marketing Strategy). Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dengan rencana, pelaksanaan dan evaluasi yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan adanya strategi pemasaran maka implementasi pogram dalam menciptakan tujuan organisasi dapat dilakukan secara aktif, sadar, dan rasional.
Tujuan Strategi Pemasaran
Tujuan Strategi Pemasaran menurut Abdul Manap dalam bukunya Revolusi Manajemen Pemasaran adalah:
Untuk mencari keseimbangan pasar, mendistribusikan barang dan jasa dari daerah surplus kedaerah minus, dari produsen ke konsumen, dari pemilik barang dan jasa ke calon konsumen.
Untuk memberi kepuasan kepada konsumen.
Kemudian Tujuan Pemasaran menurut Philip Kotler adalah:
Dapat mengungguli pasar pesaing
Mampu membaca dan menginterpretasikan gejala-gejala dalam arena yang terlewatkan oleh pesaing
Dapat memusat perhatian pada sasaran yang paling menguntungkan.
Mencapai total pendapatan penjualan
Meningkatkan pengenalan konsumen
Memperluas jumlah toko
Mencapai harga rata-rata yang nyata.
Seperangkat tujuan harus memenuhi kriteria tertentu. Pertama, tiap tujuan harus dinyatakan dalam bentuk yang jelas dan dapat diukur dengan periode waktu yang ditentukan untuk mencapainya. Kedua, berbagai tujuan harus konsisten secara internal. Ketiga, tujuan harus dinyatakan berurutan, bila mungkin, tujuan yang lebih rendah dijabarkan dari yang lebih tinggi. Keempat, tujuan harus dicapai tetapi cukup menantang untuk merangsang usaha yang maksimal.
Unsur-unsur Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran terdiri atas lima unsur yang saling terkait yaitu sebagai berikut:
Pilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini berdasarkan pada faktor persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan di dominasi, keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan yang lebih sempit. Pengalaman komulatif yang di dasarkan pada trial dan error di dalam menanggapi peluang dan tantangan dan kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi.
Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual pembentukan lini produk, dan penawaran individual pada masing lini.
Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
Sistem distribusi yaitu perdagangan grosir dan eceran yang melalui produk hingga konsumen akhir yang membeli dan menggunakanya.
Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation.
Macam-macam Strategi Pemasaran
Demi mengetahui strategi pemasaran mana yang bermanfaat, organisasi pertama-tama harus mngetahui apa jenis kebutuhan yang ingin dipengaruhinya. Kebutuhan primer adalah kebutuhan akan bentuk atau kelas produk atau jasa dasar. Kebutuhan selektif merupakan kebutuhan akan produk atau merek perusahaan tertentu.
Strategi kebutuhan primer
Strategi kebutuhan primer dirancang terutama untuk menaikkan tingkat permintaan akan bentuk atau kelas produk dan bukan pemakai yang sekarang dan dari pemakaian yang sekarang.
Strategi menarik penggguna baru (bukan pengguna)
Dalam strategi ini, perusahaan harus mampu meningkatkan kesediaan (willingness) atau kemampuan (ability) konsumen untuk membeli produk. Dengan demikian, jumlah pengguna dapat meningkatkan kesdeiaan untuk membeli dan meningkatkan kemampuan untuk membeli.
Strategi menaikkan tingkat pembelian dari pengguna saat ini.
Dalam rangka menaikkan tingkat pembelian, perusahaan harus mengarahkan strategi pemasarannya pada kesediaan konsumen untuk membeli lebih sering (more often) atau dalam volume pembelian yang lebih banyak (more volume). Pertama, Menambah situasi penggunaan. Kedua, Menaikkan tingkat konsumsi produk. Ketiga, Mendorong penggantian produk.
Strategi kebutuhan selektif yaitu dengan cara:
Pertama, Strategi mempertahankan konsumen (Retention Strategies) ada beberapa bentuk strategi mempertahankan konsumen yaitu, dengan memelihara kepuasan pelanggan terhadap prestasi produk. Menyederhanakan proses pembelian para pembeli dan mengurangi daya Tarik atau peluang untuk beralih ke pesaing. Kedua, Strategi menjaring pelanggan (Acquisition Strategies) yaitu dengan cara posisi berhadapan (head to heas positioning) dan posisi berbeda (Differentiated positioning).
Strategi berasal dari kata Yunani strategos, yang berarti Jenderal. Oleh karena itu kata strategi secara harfiah berarti “Seni dan Jenderal”. Kata ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakkan dan strategi tertentu mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan gagasan, perencanaan, dan eksekusi, sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema mengidentifikasi faktor pendukungnya sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efesiensi dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi menunjukkan arahan umum yang hendak ditempuh oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar dan rencana penting. Setiap organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar dan rencana penting.
Setiap organisasi yang dikelola secara baik memiliki strategi, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit. Mengenai defenisi strategi berikut ini akan disebutkan beberapa defenisi: Menurut Alfred Chandler strategi adalah penetapan sasaran dan arahan tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Menurut Kenneth Andrew strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan kebijakan serta rencana. Rencana penting untuk mencapai tujuan itu yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut dan jenis atau akan menjadi apa jenis organisasi tersebut. Buzzel dan Gale mengungkapkan bahwa strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang digunakan untuk manajemen, yang memiliki dampak besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah.
Menurut Konichi Ohinea strategi bisnis adalah keunggulan bersaing satu-satunya maksud perencanaan memperoleh, seefesien mungkin, kedudukan paling akhir yang dapat dipertahankan dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Jadi, strategi perusahaan merupakan upaya mengubah kekuatan perusahaan yang sebanding dengan kekuatan pesaing-pesaingnya, dengan cara yang paling efesien. Menurut Griffin strategi adalah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. (Strategi is acomrehensive plan for accomplishing an organization’s goals).
Strategi adalah rencana yang menyeluruh dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Bagi perusahaan, strategi diperlukan tidak hanya untuk memperoleh proses sosial dan manejerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Strategi merupakan faktor yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan, keberhasilan suatu usaha tergantung pada kemampuan pemimpin yang busa dalam merumuskan strategi yang digunakan. Strategi perusahaan sangat tergantung dari tujuan perusahaan, keadaaan dan lingkuangan yang ada. Strategi adalah keseluruhan upaya, dalam rangka mencapai sasaran dan mengarah kepengembangan rencana marketing yang terinci.
Jenis-jenis Strategi
Dalam buku Konsep Manajemen Strategi, David menjelaskan bahwa terdapat lima jenis strategi yaitu :
Strategi Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar atau penerobosan pasar merupakan usaha perusahaan meningkatkan jumlah nasabah baik secara kuantitas maupun kualitas pada pasar saat ini melalui promosi dan distribusi secara aktif. Strategi tersebuit sangat cocok untuk pasar yang sedang tumbuh dengan lamban.
Strategi Pengembangan Produk
Strategi pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan jumlah konsumen dengan cara mengembangkan atau memperkenalkan produk-produk baru perusahaan. Inovasi dan kreativitas dalam penciptaan produk menjadi salah satu kunci utama dalam strategi ini. Perusahaan selalu berusaha untuk melakukan pembaharuan kepada konsumen. Perusahaan tiada henti untuk terus melakukan eksplorasi terhadap kebutuhan pasar dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Strategi Pengembangan Pasar
Strategi pengembangan pasar merupakan salah satu cara membawa produk kea rah pasar baru dengan membuka atau mendirikan anak cabang baru yang dianggap cukup strategis untuk menjalin Kerjasama dengan pihak lain dalam rangka untuk menarik konsumen baru. Perusahaan menggunakan strategi ini apabila pasar sudah padat dan peningkatan pasar sudah sangat besar atau pesaing yang kuat.
Strategi Intergrasi
Strategi intergrasi merupakan strategi pilihan kahir yang biasanya ditempuh oleh para perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas sangat parah. Biasanya yang dilakukan adalah strategi diversifikasi horizontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan.
Startegi Diversifikasi
Strategi diversifikasi dibagi menjadi dua yaitu diversifikasi konsentrasi maupun diversifikasi konglomerat. Diversifikasi konsntrasi adalah dimana perusahaan memfokuskan pada suatu segmen pasar tertentu yang menawarkan berbagai varian produk perusahaan yang dimiliki. Sementara diversifikasi konglomerat adalah perusahaan yang memfokuskan untuk memberikan berbagai varian produk perusahaan kepada kelompok konglomerat.
Tingkatan Strategi
Ada beberapa tingkatan dalam strategi yang berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan yaitu:
Strategi Korporasi
Strategi korporasi merupakan strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan dengan tujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan. Terdapat tiga strategi yang dapat dipakai pada strategi tingkat korporasi yaitu;
Strategi pertumbuhan, merupaka strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan
Strategi stabilitas, merupakan strategi yang digunakan untuk menghadapi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi oleh perusahaan.
Strategi penghematan, merupakan strategi yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan sebuah perusahaan.
Strategi Bisnis
Strategi bisnis merupakan strategi yang terjadi pada tingkat produk dan merupakan strategi yang menekankan pada posisi persaingan produk atau jasa pada spesifik industry atau segmen pasar tertentu. Pada strategi tingkat bisnis terdapat tiga macam strategi yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan, yaitu strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi dan strategi focus. Strategi focus sendiri terdiri dari focus biaya dan focus diferensiasi. Pada tingkat bisnis, strategi bersifat departementel. Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh seorang manager yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen untuk mengelola bisnis yang bersangkutan. Strategi yang diterapkan pada unit bisnis biasa disebut dengan generic strategy.
Strategi Fungsional
Strategi fungsional merupakan strategi yang terjadi pada level fungsional, seperti operasional, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia. Riset dan pengembangan, dimana strategi ini akan meningkatkan area fungsional perusahaan sehingga mendapat keunggulan dalam bersaing. Strategi ini mengacu pada strategi korporasi dan strategi bisnis. Dimana harus memfokuskan dan memaksimalkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk memenuhi kebutuhan customer. Strategi fungsional biasa disebut dengan Value-based-strategy.
Komponen-Komponen Strategi
Mengenai komponen-komponen atau unsur-unsur dari strategi dapatlah kiranya dinyatakan bahwa suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur penting sebagai berikut:
Arena, yaitu dimana perusahaan selalu aktif dalam menjalankan aktivitasnya, yang merupakan area produk pasar dimana perusahaan beroperasi seperti inti atau core teknologi dan penciptaan nilai.
Sarana kendaraan, yang digunakan untuk dapat mencapai dan menjangkau arena sasaran seperti pengembangan internal, aliansi, akuisisi dan joint venture.
Unsur pembeda, yang bersifat spesifik dari strategi yang ditetapkan sehingga perusahaan dapat menang dalam bersaing seperti mode, citra dan cepat tembus pasar (masuk pasar).
Tahap rencana, yang menggambarkan penetapan waktu dan langkah dari pergerakan waktu seperti konstruksi, uji coba dan masuk pasar.
Gagasan logik, yang menggambarkan hasil akan dapat dicapai dengan logika ekonomi yang menekankan pada manfaat atau keuntungan yang dihasilkan seperti replikasi, layanan premium dan skala ekonomi.
Strategi yang dibangun dan disusun secara baik berisi pula lima komponen yaitu diantaranya sebagai berikut:
Lingkup dari suatu perusahaan untuk diperluas dari domain stratejik, yang mencakup jumlah dan jenis industri, lini produk dan segmen pasar bersaing atau rencana untuk dimasuki dari dimensi-dimensi tersebut.
Tujuan dan sasaran, dimana strategi harus dapat dirinci dalam menjalankannya pada satu atau lebih dimensi dari kinerja seperti volume, pertumbuhan, kontribusi laba atau Return On Investment (ROI).
Penyebaran dan pengalokasian sumber daya, dimana setiap perusahaan akan menghadapi keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan sehingga perlu disiapkan suatu strategi untuk menetapkan keputusan mengenai bagaimana dapat dicapainya dan dialokasikannya sumber daya tersebut di antara bisnis, produk pasar, bagian-bagian fungsional dan kegiatan atau aktivitas di dalam setiap bisnis atau produk pasar.
Pengidentifikasian keunggulan bersaing yang berkelanjutan, dengan penetapan strategi yang menspesifikasikan bagaimana perusahaan akan bersaing dalam setiap bisnis dan produk pasar di dalam bidang bisnisnya, terutama dengan mengembangkan dan mempertahankan keunggulan yang berbeda di atas atau melebihi para pesaing yang ada dan pesaing potensialnya.
Sinergi, yang dilakukan perusahaan yang saling melengkapi bisnisnya, produk pasar, penyebaran atau pengalokasian sumber daya dan saling melengkapi kompetensi serta saling memperkuat satu dengan yang lainnya. Dengan demikian perusahaan mampu meningkatkan kinerja keseluruhan guna meningkatkan kinerja bisnis yang terkait dan pada akhirnya keseluruhan bisnis perusahaan akan menjadi lebih besar lagi.
Kegiatan bisnis dapat dimulai dari merintis usaha (starting), membangun kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalah kemana arah bisnis tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam memperluaskan dan mempertahankan bisnis tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM, teknologi dan lain- lain.
Dalam hadits Al-Baihaqy, Rasulullah SAW. Bersabda sebagai berikut :
عن عاصم بن عبيد الله عن سالم عن أبيه قال رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم إن الله يحبّ المؤمن المخترف (أخرجه البيهقى)
Artinya: Dari ‘Ashim Ibn ‘Ubaidilah dari Salim dari ayahnya, ia berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai orang mukmin yang berkarya.” (H.R. Al-Baihaqy)
Berdasarkan hadits diatas dapat disebutkan bahwa berwirausaha merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha atau bisnis. Seseorang yang berwirausaha mempunyai jiwa untuk berkarya dan kemampuan menciptakan kreativitas dan inovasi. Allah memerintahkan kepada umatnya untuk bekerja keras dalam menjalankan kehidupan karena merupakan ibadah dan mendapatkan pahala apabila dilakukan dengan ikhlas sesuai dengan tuntutan dan tidak bertentangan dengan ketentuan syari’ah. Islam memposisikan bekerja sebagai kewajiban kedua setelah shalat.
Semua yang kita lakukan dalam berwirausaha akan dipertanggungjawabkan dalam pengadilan Allah dan lalu diberitakannya sanksi dan ganjaran atas apa yang telah kamu kerjakan selama hidup di dunia. Kegiatan bisnis dapat dimulai dari merintis usaha starting, membangun kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal dengan finachising. Namun yang perlu diperhatikan adalah kemana arah bisnis tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu suatu pengembangan dalam mempertahankan bisnis agar dapat berjalan dengan baik. Untuk melaksanakan pengembangan bisnis dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, teknologi dan lain-lain.
Freddy menjelaskan ada beberapa definisi pengembangan usaha menurut para ahli, diantaranya menurut Brown dan Petrello, pengembangan usaha merupakan suatu Lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka Lembaga bisnis pun akan meningkat perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut hingga memperoleh laba. Selain itu, Allan Affuah juga menjelaskan bahwa pengembangan usaha merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan atau mentransformasi berbagai sumber daya menjadi barang/jasa yang diinginkan konsumen.
Pemasaran merupakan suatu faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan berakhir pada terpenuhinya kebutuhan konsumen. Pemasaran harus dapat membaca dan mengkombinasikan kebutuhan konsumen, sehingga dapat diambil suatu kebijaksanaan perusahaan. Berhasil atau tidaknya pemasaran yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan sangat tergantung kepada kegiatan pemasaran yang dilakukan. Jadi pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam perusahaan dan kegiataan pemasaran yang dilakukan sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari Pema-sa-ra-n yaitu proses, cara perbuatan memasarkan suatu barang dagangan.
Philip Kotler berpendapat bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai (Product value) dengan orang atau kelompok lain.
Lois E. Boonedan David L. Kurtz mendefinisikan pemasaran (marketing) adalah proses menemukan keinginan dan kebutuhan pelanggan dan kemudian menyediakan barang dan jasa yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan tersebut. Menurut Marius P. Angipura dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Pemasaran” mendefinisikan pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, produk, harga, promosi, dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar Istilah pemasaran muncul pertama kali sejak kemunculan istilah barter. Pengertian pemasaran secara umum, dimana pemasaran cenderung didefenisikan sebagai proses distribusi barang atau jasa yang dihasilkan suatu perusahaan atau koorporat pada konsumen. Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari defenisi pemasaran yang mudah dan ringkas adalah “memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”.
Strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan atau usaha dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan dapat memuaskan pasar sasaran tersebut. Dalam pemasaran ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi.
Sofyan Assuri menyimpulkan bahwa strategi pemasaran yaitu rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan saran, kebijaksanaan dan aturan yang memberikan panduan tentang kegiatan yang dijalankan untuk dapat tercapainya pemasaran perusahaan dari waktu kewaktu pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghargai lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berubah. Dalam pemasaran, strategi yang ditempuh ada 3 tahap, yaitu:
Memilih Konsumen yang dituju Usaha- usaha pemasaran akan lebih berhasil jika dapat memilih konsumen yang akan menjadi sasaran dari produk yang dipasarkan. Konsumen tersebut harus mendapat kepuasan dan kepercayaan yang lebih baik sehingga konsumen bersedia melakukan pembelian ulang.
Mengidentifikasi Keinginan Konsumen Dalam mengidentifikasi keingainan-keinginan konsumen diperlukan suat pengetahuan tentang perilaku konsumen dan perlu diadakan suatu riset tentang pasar yaitu tentang apa yang mendasari konsumen dalam membeli suatu produk tertentu. Setelah mengetahui keinginan konsumen tersebut maka perusahaan perlu menyusun rencana tentang kebijakan pemasaran.
Menentukan Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Atau dengan kata lain, bauran pemasaran merupakan kumpulan-kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Untuk mencapai tujuan pemasaran, maka komponen bauran pemasaran harus saling mendukung satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain, manajemen harus berusaha agar komponen-komponen bauran pemasaran itu dapat terpadu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Marketing MIX
Pengertian Marketing MIX
Indriyo Gitosudarmo menuliskan definisi Marketing Mix menggunakan definisi Kotler dan Armstrong yaitu, Marketing Mix is the set of marketing tools that the firmuses to pursue its marketing objectives in the target market artinya bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk meyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju. Untuk menunjang keperluan tersebut, pengusaha dapat melakukan kebijakankebijakan yang terdiri atas: produk, price, place, dan promotion. Philip Kotler mendefinisikan bauran pemasaran sebagai serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dikendalikan perusahaan, dari pasar sasarannya, bauran pemasaran terdiri atas segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya, yang dikenal dengan “4P”, yaitu product, price, lokasi, dan promosi”.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. harga merupakan bahan pertimbangan bagi pelanggan dalam melakukan pembelian, yang nantinya menjadi pembanding harga dari produk yang mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus dikeluarkan, harga juga sebagai penentuan dalam pilihan pembelian barang atau jasa yang nantinya calon pembeli akan membandingkan harga yang ada di pasaran, hal tersebut merupakan unsur untuk menentukan market share dan probabilitas. tempat atau saluran distribusi adalah salah satu unsur dari bauran pemasaran yang bertugas untuk menyampaikan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan kepada para konsumen. Menurut Tjiptono mengungkapkan bahwa promosi adalah upaya yang dilakukan untuk memberitahukan atau menawarkan produk dengan tujuan untuk menarik pembeli.
Keempat variabel strategi tersebut sangat mempengaruhi pemasaran, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi acuan atau bauran. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran, pedoman yang mampu diandalkan pemimpin perusahaan itu penting. Oleh karena itu, strategi pemasaran (Marketing Mix) yang menggunakan unsur variabel keempat tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan pemasaran.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, Marketing Mix merupakan variabel yang digunakan pedoman perusahaan untuk menggerakkan perusahaan mencapai tujuan memuaskan konsumen. Pada pemasaran jasa, pendekatan strategis diarahkan pada kemampuan pemasar menemukan cara untuk “mewujudkan” yang tidak berwujud, meningkatkan produktivitas penyedia yang tidak terpisahkan dari produk itu, membuat standar kualitas sehubungan dengan adanya variabilitas, dan mempengaruhi gerakan permintaan dan pemasok kapasitas, mengingat jasa tidak tahan lama. Secara umum strategi pemasaran jasa pendidikan diterapkan dalam konteks lembaga pendidikan secara keseluruhan, tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tapi juga pemasaran internal untuk memotivasi dosen/guru atau karyawan administrasi dan pemasaran interaktif untuk menciptakan keahlian penyedia jasa.
Pemasaran dalam bidang pendidikan menghasilkan kepuasan peserta didik serta kesejahteraan stakeholder lembaga pendidikan dalam jangka panjang sebagai kunci memperoleh profit.
Unsur-unsur Markeeting MIX
Adapun pemaparan empat unsur Strategy Marketing Mix adalah sebagai berikut:
Product (Produk)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat menpengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Menurut Hermawan Kertajaya, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, lokasi, organisasi dan gagasan atau buah fikiran.
Sedangkan dalam buku Basu Swatha, definisi produk adalah sebagai suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba termasuk bungkusan, warna, harga, persentase perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan kebutuhan dan keinginnannya. Menurut Buchari Alma produk merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi calon mahasiswa. Bauran produk dalam strategi ini dapat berupa deferensiasi produk, yang akan memberikan dampak terhadap kesempatan lapangan kerja dan menimbulkan citra terhadap nama universitas, dan terhadap mutu produk itu sendiri. Buchari Alma mencontohkan dengan keberadaan jurusan pada universitas atau PT tersebut. Ada jurusan apa saja, ada jurusan yang favorit atau tidak, dan tidak ketinggalan pula performance dari lulusan jurusan tersebut. Demikianlah yang turut mempengaruhi pilihan calon mahasiswa.
Dalam jasa pendidikan tinggi menurut Elisabeth Koes Soedijati, produk atau jasa yang ditawarkan kepada mahasiswa adalah reputasi, prospek, dan variasi pilihan. Perguruan tinggi (PT) yang akan bertahan dan mampu memenangkan persaingan adalah PT yang dapat menawarkan reputasi/mutu pendidikan yang baik, prospek yang cerah bagi para mahasiswa setelah lulus dari PT tersebut, dan pilihan konsentrasi yang bervariasi. Sehingga, calon mahasiswa bisa memilih bidang konsentrasi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.
Unsur-unsur Produk
Produk jasa terdiri atas produk inti dan serangkaian elemen tambahan. Produk inti yang menjawab kebutuhan primer para pelanggan, dan serangkaian elemen tambahan (supplementary service elements) yang secara bersamaan memperkuat nilai tambah produk, untuk membantu para pelanggan untuk menggunakan produk inti secara lebih efektif. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani total produk menunjukkan adanya kesempatan untuk menyediakan nilai tambah bagi konsumen. Nilai ditambahkan melalui penciptaan nama merek yang kuat.
Menurut Lehmann dan Winer yang tertulis dalam buku Lupiyoadi dan Hamdani bahwa, penilaian konsumen atas merek dibagi menjadi tiga unsur dasar, yaitu:
Pentingnya situasi pemakaian
Keefektifan kategori produk dalam situasi itu
Efektivitas relative dari mereka dalam situasi itu.
Tingkatan Produk
Untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk, yaitu sebagai berikut:
produk Utama/Inti (Core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
Produk Generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).
Produk Harapan (Expected Product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara layak diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
Produk Pelengkap (Augmented Product), yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.
Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan datang.
Kualitas Pelayanan
Pelayanan konsumen adalah suatu perilaku yang ditunjukkan oleh si penjual sesuai dengan yang diinginkan oleh pembeli dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat didefinisikasi bahwa pelayanan konsumen adalah:
Adanya suatu proses
Adanya unsur pembujuk
Adanya calon pembeli
Adanya barang atau jasa
Adanya transaksi
Sikap yang dibutuhkan dalam pelayanan:
Sopan santun
Berpengetahuan
Berusaha.
Dalam hal ini pelayanan yang dimaksudkan yaitu bagaimana sikap didalam melayani pelanggan dengan ramah dan baik agar terjadi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas pelanggan. Dengan pelayanan dampak positif terhadap para konsumen yang akan memebeli, akan timbul rasa kenyamanan karena merasa dilayani dengan baik dan memuaskan konsumen.
Kata kualitas memiliki arti yang berbeda bagi tiap orang, tergantung dari konteksnya. Perspektif umum terhadap kualitas meliputi:
Pandangan transenden mengenai kualitas bersinonim dengan keunggulan bawaan: tanda-tanda standar dan perstasi yang tinggi. Sudut pandangan ini sering diterapkan pada seni pertunjukan dan visual. Pandangan ini berpendapat bahwa orang belajar untuk mengenali kualitas hanya melalui pengalaman yang diperoleh dari paparan berulang. Namun, dari sudut pandanga praktis, manajer atau pelanggan menilai kualitas dari sesuatu yang menurut mereka tidak terlalu membantu.
Pendekatan berbasis manufaktur didasarkan pada persediaan dan terutama sangat memerhatikan praktik-praktik teknik dan manufaktur. (Dalam sektor jasa, kami mengatakan bahwa kualitas dipicu oleh operasi.) pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali dipicu oleh tujuan produktivitas dan pengamanan biaya.
Definisi berbasis pengguna dimulai dengan premis bahwa kualitas terletak di mata orang yang melihatnya. Definisi ini menyamakan kualitas dengan kepuasan maksimum. Perspektif yang subyektif dan berorientasi pada kebutuhan ini mengakui bahwa pelanggan yang berbeda memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda pula.
Definisi berbasis nilai mendefinisikan kualitas dalam hal ini nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan pertukaran antara kinerja (atau kesesuaian) dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “keunggulan yang terjangkau.”
Sifat yang tidak berwujud dari pelayanan lebih menyulitkan kita untuk mengevaluasi kualitas layanan dibandingkan dengan kualitas barang. Karena pelanggan sering terlibat dalam proses memproduksi layanan, kita harus membedakan antara proses penghantaran layanan (oleh Kristen Gronroos disebut sebagai kualitas fungsional) dan output (hasil) aktual dari layanan (apa yang dia sebut sebagai kualitas teknis). Gronroos, dan juga yang lainnya, menunjukan bahwa kualitas yang dirasakan dari pelayanan adalah hasil dari suatu proses evaluasi di mana pelanggan membandingkan persepsi mereka terhadap peayanan dan hasilnya, dengan apa yang mereka harapkan. Oleh karena itu, kita mendefinisikan kualitas layanan dari sudut pandang pengguna sebagai sesuatu yang secara konsisten memenuhi atau melampaui harapan pelanggan.
Prinsip-prinsisp Kualitas Pelayanan
Enam prinsip pokok yang bermanfaat dalam membentuk dan mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan dengan didukung oleh pemasok, karyawan, dan pelanggan, yaitu:
Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari menejemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin perusahaan untuk meningkatkan kinerja kualitasnya. Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, maka usaha untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap perusahaan.
Pendidikan
Semua personil perusahaaan dari manajer puncak sampai karyawan operasional harus memperoleh pendidikan mengenai kaulitas. Aspek-aspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut meliputi konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi kualitas, dan perenan eksekutif dalam implementasi strategi kualitas.
Perencanaan
Proses perencanaan strategi harus mencakup pengukuran dan tujuan kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai misinya.
d) Review
Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manajemen untuk merubah perilaku organisasional. Proses ini merupakan suatu mekanisme yang menjamin adanya perhatian yang konstan dan terus menerus untuk mencapai tujuan kualitas.
Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh pross komunikasi dalam perusahaan. Kounikasi harus dilakukan dengan karyawan, pelanggan, dan stakeholder perusahaan lainnya, seperti pemasok, pemegang saham, masyarakat umum dan lain-lain.
Penghargaan dan Pengakuan
Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek penting dalam implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu diberi penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan demikian dapat meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, dan rasa kepemilikan setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.
Karakteristik Pelayanan
Tak Berwujud
Pelayanan memiliki sifat tidak dapat dilihat wujudnya, tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum konsumen memilikinya. Sifat ini mewujudkan bahwa jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, dan didengar. Menurut Kolter, karena jasa tidak berwujud maka untuk megurangi ketidak pastian, para pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa. mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, symbol, dan harga yang mereka lihat.
Tidak dapat dipisahkan
Pelayanan pada dasarnya dapat dihasilkan dan dirasakan pada orang lain, maka akan tetap merupakan bagian dari pelayanan. Jasa dihasilkan dari konsumsi secara bersama. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual dan kemudian baru dikonsumsi. Jika seorang memberikan pelayanan, maka penyediaannya merupakan bagian dari jasa itu. Baik penyedia maupun klien mempengaruhi hasil jasa.
Bervariasi
Pelayanan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi atau keadaan yang sedang terjadi. Pelayanan bersifat fleksibel, dimana pelayanan dapat menyesuaikan kondisi berkaitan dengan siapa penyedia pelayanan, siapa penerima pelayanan dan dalam kondisi yang bagaimana pelayanan tersebut diberikan, sehingga pelayanan dapat terdiri atas banyak macam jenis didasarkan atas faktor kondisi.
Tidak Tahan Lama
Pelayanan memiliki sifat yang tidak tahan lama, dalam pengertian bahwa pelayanan hanya berlaku dalam waktu yang terbatas. Daya tahan pelayanan yang diberikan tergantung pada siuasi atau kondisi dari berbagai faktor. Jasa memiliki daya tahan yang rendah, sehingga jasa tidak dapat bertahan secara lama dan mudah hilang serta tidak dapat disimpan. Sifat jasa itu mudah lenyap (perishability) tidak masalah jika permintaan tetap. Jika permintaan berfluktasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang sulit.
Mutu/ Kualitas Pelayanan.
Konsumen sangat memperhatikan kualitas pelayanan dalam megkonsumsi barang atau jasa. konsumen cenderung lebih suka dengan pelayanan yang memiliki kualitas yang baik.
Indikator Kualitas Pelayanan
Menurut Valarie Zaithaml, Leonard Berry dan A. Parasuraman terdapat 5 indikator kualitas pelayanan, yaitu;
Tangibles (Penampilan unsue fisik)
Reliability (Kinerja yang dapat diandalkan dan akurat)
Responsiveness (Kecepatan dan kegunaan)
Assurance (Kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan kesopanan)
Empathy (Akses mudah, komunikasi yang baik, dan pemahaman pelanggan)
Kualitas Pelayanan dalam Perspektif Islam
Kualias pelayanan yang diberikan perusahaan tentunya tidaklah hanya bertujuan untuk memberikan kepuasan semata. Sebagai seorang muslim dalam memberikan pelayanan haruslah mendasarkan pada nilai-nilai syari’ah guna mewujudkan nilai ketaqwaan sekaligus membuktikan konsistensi keimanannya dalam rangka menjalankan misi syariat islam. Tentunya hal tersebut dilakukan tidaklah hanya berorientasi pada komitmen materi semata, namun sebagian nilai ibadah.
Dalam pandangan islam yang dijadikan tolak ukur untuk menilai kualitas pelayanan terhadap konsumen yaitu standarisasi syari’ah. Islam mensyariatkan kepada manusia agar selalu terikat dengan hukum syara’ dalam menjalankan setiap aktivitas ataupun memecahkan setiap permasalahan. Didalam islam tidak mengenal kebebasan beraqidah maupun kebebasan beribadah, apabila sesorang tidak memeluk islam sebagai keyakinan akidahnya, maka bagianya terikat dengan seluruh syari’ah islam dan diwajibkan untuk menyembah Allah SWT sesuai dengan cara yang sudah ditetapkan.
Sebagai seorang muslim, telah ada contoh teladan yang tentunya bias dijadikan pedoman dalam menjalankan aktivitas perniagaan/jual beli. Allah SWT telah berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَوَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Q. S Al-Ahzab Ayat 21).
Minat Beli Konsumen
Pengertian Minat Beli Konsumen
Minat beli merupakan perilaku konsumen yang berupa dorongan keinginan untuk memiliki sehingga berusaha untuk mendapatkannya. Jual beli didefinisikan sebagai perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua pihak, yang satu menerima barang dan pihak yang lain menerima sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Maslahah dalam Perilaku Konsumen Islami Syariah Islam menginginkan manusia mencapai dan memelihara kesejahteraannya. Pola konsumsi pada masa kini lebih menekankan aspek pemenuhan keinginan material daripada aspek kebutuhan yang lain. Perilaku konsumsi Islami berdasarkan tuntutan Al-Qur’an dan Hadis perlu didasarkan atas rasionalitas yang disempurnakan yang mengintegrasikan keyakinan kepada kebenaran yang melampaui rasionalitas manusia yang sangat terbatas ini. Akibat dari rasionalitas konsumsi yang lebih mendukung individualism dan self interest, maka keseimbangan umum tidak dapat dicapai. Yang terjadi adalah munculnya berbagai ketimpangan dalam berbagai persoalan sosioekonomi. Mencukupi kebutuhan dan bukan memenuhi kepuasan/keinginan adalah tujuan dari aktifitas ekonomi Islam, dan usaha pencapaian tujuan itu adalah salah satu kewajiban dalam beragama (maslahah).
Kebutuhan dan Keinginan Imam Al-Ghazali telah membedakan dengan jelas antara keinginan (syahwat) dan kebutuhan (hajat). Kebutuhan adalah keinginan manusia untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menjalankan fungsinya. Lebih jauh Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya niat dalam melakukan konsumsi sehingga tidak kosong dari makna dan steril. Konsumsi dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah. Pandangan ini entu sangat berbeda dari dimensi yang melekat pada konsep konsumsi konvensional. Pandangan konvensional yang materialis melihat bahwa konsumsi merupakan fungsi dari keinginan, nafsu, harga barang, pendapatan dan lain-lain tanpa memedulikan pada dimensi spiritual karena hal itu dianggapnya berada di luar wilayah otoritas ilmu ekonomi.
Minat beli diperoleh dari proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu pesepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian memunculkan motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Dengan begitu minat beli akan muncul saat dalam proses pengambilan keputusan. Menurut Kotler dan Keller minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Bila manfaat mengkonsumsi produk yang dirasakan lebih besar di banding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya akan semakain tinggi, sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya akan beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis.
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Minat beli merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu dalam waktu tertentu. Pembelian nyata terjadi apabila konsumen telah memiliki minat untuk membeli sebuah produk. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir konsumen dimana minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan perencanaan untuk membeli sejumlah produk dengan merk tertentu, pengetahuan akan produk yang akan dibeli sangat diperlukan oleh konsumen.
Lebih lanjut mengungkapkan bahwa minat beli timbul karena sikap konsumen terhadap suatu objek atau produk, keyakinan konsumen pada kualitas produk, dimana semakin rendah keyakinan konsumen maka akan semakin rendah minat beli konsumen terhadap produk tersebut.
Pemahaman terhadap perilaku konsumen tidak lepas dari minat beli, karena minat beli merupakan salah satu tahap yang pada subyek yang sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Membeli adalah memperoleh sesuatu dengan membayar uang atau memperoleh sesuatu dengan pengorbanan. Sehingga dengan mengacu pada pendapat diatas, minat membeli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap suatu obyek yang membuat individu berusaha untuk mendapatkan obyek tersebut dengan cara membayarnya dengan uang atau dengan pengorbanan.
Minat membeli sebagai suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang bersifat instrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan membeli. Hal ini dimungkinkan oleh adanya kesesuaian dengan kepentingan individu yang bersangkutan serta memberi kesenangan, kepuasan pada dirinya. Jadi sangatlah jelas bahwa minat membeli diartikan sebagai suatu sikap menyukai yang ditujukan dengan kecendrungan untuk selalu membeli yang disesuaikan dengan kesenangan.
Dasar Hukum Minat Beli Konsumen
Sebelum melakukan pembelian, seorang penjual harus bisa membangkitkan minat beli konsumen. Salah satu caranya ialah dengan memperindah tampilan produk dan membuat promosi semenarik mungkin agar calon konsumen bisa melihat dan mau mencari informasi mengenai produk yang ditawarkan penjual. Dan memang dalam melakukan suatu usaha untuk menarik minat beli konsumen itu tidak gampang. Karena mereka yang memiliki keputusan pembelian. Jadi sebagai penjual harus kreatif agar bisa mendapatkan pembeli dan menjadikannya pelanggan. Jika usaha yang dilakukan sudah maksimal, pasti akan ada hasil yang memuaskan. Firman Allah dalam Al-Qur’an tentang balasan usaha.
Kehendak seseorang untuk membeli atau memiliki suatu barang/jasa bisa muncul karena faktor kebutuhan ataupun faktor keinginan. Kebutuhan ini terkait dengan segala sesuatu yang harus dipenuhi agar suatu barang berfungsi secara sempurna. Keinginan adalah terkait dengan hasrat atau harapan seseorang yang. jika dipenuhi belum tentu akan meningkatkan kesempurnaan fungsi manusia ataupun suatu barang. Ajaran Islam tidak melarang manusia untuk memenuhi kebutuhan ataupun keinginannya, selama dengan pemenuhan tersebut, maka martabat manusia bisa meningkat. Semua yang ada di bumi ini diciptakan untuk kepentingan manusia, namun manusia diperintahkan untuk mengonsumsi barang/jasa yang halal dan baik saja secara wajar, tidak berlebihan. Pemenuhan kebutuhan ataupun keinginan tetap dibolehkan selama hal itu mampu menambah mashlahah atau tidak mendatangkan mudharat.
Karakteristik Minat Beli Konsumen
Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi.
Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Minat beli merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu dalam waktu tertentu. Pembelian nyata terjadi apabila konsumen telah memiliki minat untuk membeli sebuah produk. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir konsumen dimana minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan perencanaan untuk membeli sejumlah produk dengan merk tertentu, pengetahuan akan produk yang akan dibeli sangat diperlukan oleh konsumen.
Minat beli merupakan kecendrungan konsumen untuk membeli suatu barang maupun jasa atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Minat beli merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu dalam waktu tertentu. Pembelian nyata terjadi apabila konsumen telah memiliki minat untuk membeli sebuah produk. Pembelian nyata merupakan sasaran akhir konsumen dimana minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan perencanaan untuk membeli sejumlah produk dengan merk tertentu, pengetahuan akan produk yang akan dibeli sangat diperlukan oleh konsumen. Lebih lanjut mengungkapkan bahwa minat beli timbul karena sikap konsumen terhadap suatu objek atau produk, keyakinan konsumen pada kualitas produk, dimana semakin rendah keyakinan konsumen maka akan semakin rendah minat beli konsumen terhadap produktersebut. Pemahaman terhadap perilaku konsumen tidak lepas dari minat beli, karena minat beli merupakan salah satu tahap yang pada subjek yang sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Membeli adalah memperoleh sesuatu dengan membayar uang atau memperoleh sesuatu dengan membayar uang atau memperoleh sesuatu dengan pengorbanan.
Sehingga dengan mengacu pada pendapat diatas, minat membeli dapat diartikan sebagai suatu sikap senang terhadap suatu objek yang membuat individu berusaha untuk mendapatkan obyek tersebut dengan cara membayarnya dengan uang atau dengan pengorbanan. Beberapa karakteristik mengenai minat beli, yaitu:
Minat tradisonal, yaitu kecenderunganseseorang untuk membeli produk.
Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Prefrensi ini hanya dapat diganti jikaterjadi sesuatu produk prefrensinya
Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif tersebut.
Dari pengertian diatas jika kita ingin mempengaruhi seseorang yaitu dengan mempelajari apa yang telah dipikirkan, dengan demikian akan didapatkan bagaimana informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya.
Jenis dan Tingkatan Minat Beli
Minat beli dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis dan tingkatan, yaitu:
Minat Transaksional
Kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk. Hal ini bermaksud yakni konsumen telah memiliki minat untuk melakukan pembelian suatu poduk tertentu yang di inginkan.
Minat Referensial
Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. Hal ini bermaksud yakni seorang konsumen yang telah memiliki minat untuk membeli akan menyarankan orang terdekatnya untuk juga melakukan pembelian produk yang sama.
Minat Preferensial
Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti dengan jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
Minat Eksploratif
Menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Dimensi Minat Beli
Dimensi minat beli adalah melalui model stimulasi AIDA yang berusaha menggambarkan tahapan-tahapan rangsangan yang mungkin dilalui oleh konsumen terhadap suatu rangsangan tertentu yang diberikan oleh pemasar, yaitu sebagai berikut:
Perhatian (Attention)
Dalam tahap ini masyarakatpernah mendengar mengenai produk yang dikeluarkan perusahaan. Jadi dalam tahap ini masyarakat mengenal produk karena sudah mendengar atau melihat promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini juga ditandai dengan perhatian konsumen ketika melihat atau mendengar tentang promosi tersebut pertama kalinya.
Minat (Interest)
Minat masyarakat timbul setelah mendapatkan dasar informasi yang telah terperinci mengenai produk. Pada tahap ini masyarakat tertarik pada produk yang ditawarkan karena promosi yang dilakukan perusahaan berhasil diterima oleh konsumen.
Kehendak (Desire)
Masyarakat mempelajari, memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk tersebut bertambah. Dalam tahap ini masyarakat maju satu tingkat dari sekedar tertarik akan produk. Tahap ini ditandaidengan hasrat yang kuat dari masyarakat untuk membeli dan mencoba produk.
Tindakan (Action)
Melakukan pengambilan keputusan yang positif atas penawaran perusahaan. Pada tahap ini, masyarakat yang sudah melihat atau mendengar tentang promosi tersebut dan telah melewati tahapan desire benar-benar mewujudkan hasratnya membeli produk.
Indikator Minat Beli
Ada beberapa indikator untuk mengukur minat beli, yaitu sebagai berikut:
Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk.
Ingin mengetahui produk.
Tertarik untuk mencoba.
Mempertimbangkan untuk membeli.
Ingin memiliki produk
Minat beli adalah suatu tahapan terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk. Individu dalam mengambi keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
Faktor luar atau faktor lingkungan yang mempengaruhi individu seperti lingkungan kantor, keluarga, lingkungan sekolah, dsb.
Faktor dalam diri individu, seperti kepribadiannya sebagai calon konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli berhubungan dengan perasaan dan emosi. Bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:
Perbedaan pekerjaan, artinya engan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat memperkirakan minat terhadap tingkat pendidikan yang ingin dicapainya, aktifitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang menggunakan waktu senggangnya.
Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pembelajaran.
Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda, dan seseorang.
Dalam membeli suatu barang, konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor disamping jenis barang, faktor demografi, dan ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti motif, sikap, keyakinan, minat, kepribadian, angan-angan, dsb. Kottler dan Gery Amstrong mengemukakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu:
Budaya (kultur, subkulture dan kelas ekonomi).
Sosial (kelompok acuan, keluarga serta peran dan status).
Pribadi (usia dan tahapan daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri).
Psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepercayan dan sikap)
Indikator dan Variabel Minat Beli Minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
Minat transaksional. Kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
Minat referensial. Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
Minat preferensial. Minat ynag menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
Minat eksploratif. Minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk tersebut.
Dari penjelasan diatas maka dapat dimensionalisasi variable untuk minat beli adalah sebagai berikut:
Mencari informasi tentang tempat pembelian: Orang yang selalu mencari informasi mengenai tempat pembelian produk yang ingin dibeli.
Mencari informasi tentang harga: Orang yang intensif mencari informasi mengenai harga produk.
Keinginan segera membeli: Orang yang sudah mengevaluasi produk mana yang akan dibelinya.
Penelitian Terdahulu
Bagian ini memuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji. Peneliti mengemukakan dan menunjukan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti atau beda dengan penelitian sebelumnya. Untuk itu, tinjauan krisis terhadap hasil kajian terdahulu perlu dilakukan dalam bagian ini. Sehingga dapat ditentukan di mana posisi penelitian yang akan dilakukan berada.
Masalah strategi pemasaran merupakan masalah yang sudah tidak baru lagi untuk diangkat dalam pembahasan skripsi atau ruang lingkup lainnya. Sebelumnya sudah ada karya lain yang telah membahas mengenai strategi pemasaran yaitu:
Penelitian dari Hikmatul Barirro pada tahun 2015 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Pada Minimarket Indomart Dan Minimarket Alfamart).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kualitas pelayanan di minimarket Alfamart dan minimarket indomaret, (2) Minat membeli di minimarket Alfamart dan minimarket indomaret, (3) Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat membeli konsumen minimarket Alfamart dan minimarket indomaret, (4) Perbedaan kualiatas pelyanan dan minat membeli konsumen pada minimarket alfamart dan indomaret.
Perbedaan penelitian ini yaitu terdapat pada studi kasus yang di teliti. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai Kualitas Produk dan Minat beli konsumen.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
Judul Penelitian
Perbedaan
Persamaan
1.
Hikmatul Barirroh, (2015).
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Pada Minimarket Indomart Dan Minimarket Alfamart).
Perbedaan penelitian ini yaitu terdapat pada studi kasus yang di teliti.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai Kualitas Produk dan Minat beli konsumen.
2.
Arwiyandra Sutiarkoro
Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Katalog Rainbow Creative Semarang Dengan Menggunakan Metode SWOT.
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu terdapat pada Subyek penelitian.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai Strategi pemasaran.
3.
Nurul Mubarok (2017)
Strategi Pemasaran Islami dalam meningkatkan penjualan pada butik calista.
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu penelitian ini terfokus meningkatkan penjualan pada butik calista, sedangkan peneliti membahas kualitas produk dalam meningkatkan minat beli konsumen.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai strategi pemasaran.
Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman agar peneliti memiliki arah penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun kerangka berfikir dari penelitan ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini, menggunakan jenis penelitian lapangan atau yang biasa disebut field research. Tujuan dari jenis penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menemukan permasalahan yang terjadi di lapangan. Selanjutnya, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang meneliti tentang suatu fenomena di lapangan dengan menggunakan pendekatan secara naturalistik, digunakan meneliti pada kondisi objek alamiah, dan hasil dari penelitian kualitatif ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Dan istilah kualitatif ini dimaksudkan dengan berbagai jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik hitungan angka. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan ilmiah yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.
Pendekatan kualitatif menurut Best sebagaimana dikutip oleh Sukardi adalah “sebuah pendekatan peneltian yang menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya”. Jadi penelitian kualitatif penelitian yang mengkasilkan kesimpulan berupa data yang menggambarkan secara rinci, bukan data yang berupa angka-angka, wawancara, dan dokumentasi pada obyek penelitian sehingga dihasilkan data yang menggambarkan secara rinci. Penelitian ini adalah deskriptif, karena tujuan dari penelitian deskriptif yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, jenis penelitian ini sangat tepat karena peneliti akan mendeskripsikan data bukan untuk mengukur data yang diperoleh Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengandalkan pengamatan. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini bersifat deskriptif.
Metode deskriptif ini merupakan metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, dan kondisi. Oleh sebab itu pendekatan kualitatif ini merupakan sebagai prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data yang bersifat deskriptif, yaitu berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan penelitian kualitatif digunakan untuk menggambarkan berbagai macam fenomena-fenomena dan menganalisis secara interpretatif pada setiap individu dalam kehidupan dan pemikirannya. Tujuan peneliti mengambil jenis dan pendekatan penelitian ini dikarenakan peneliti akan melakukan penelitian secara langsung didalam lapangan untuk mendapatkan hasil data secara valid dan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah tempat yang akan menjabarkan mengenai lokasi penelitian untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Setting penelitian dibagi menjadi 2 yakni lokasi dan waktu antara lain:
Lokasi Penelitian
Penelitian Kualitatif membutuhkan lokasi tertentu sebagai latar ilmiah permasalahan guna pijakan dalam menggunakan suatu pemahaman atau gambaran yang menyeluruh. Penelitian ini dilakukan di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Lokasi ini dipilih karena terkenal menjual berbagai macam barang dengan harga yang agak rendah dibandingkan toko lain. Disisi lain di daerah tersebut juga banyak pertokoan yang sejenissi penelitian yang dituju oleh peneliti yaitu di Toko Anugrah. Alasan peneliti memilih tempat di Toko Anugrah untuk diteliti adalah karena pihak toko Anugrah trsebut sudah memberikan izin untuk dijadikan tempat penelitian.
Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan setelah disetujui nya proposal skripsi oleh dosen pembimbing.
Setting penelitian dari penelitian ini dilakukan di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dengan permasalahan yang diangkat yaitu Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Subyek Penelitian
Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono, Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Subyek penelitian yang akan dibidik oleh peneliti adalah Pemilik Toko Anugrah
Subyek penelitian maupun respunden yaitu orang yang dafatketerangan mengenai fakta ataupun pendapat. Menentukan subjek penelitia inidilakukan agar dapat memperoleh informasi yang jelas lebih akurat dan jugamendalam. Subyek dari penelitian biasanya dapat ditentukan dari orang yang telahdianggap paling memahami mengenai informasi yang dibutuhkan untuk penelitiansehingga dapat mempermudah peneliti dalam menelusuri situasi yang akan diteliti nantinya.
Informasi penelitian didalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan langkah yang ditempuh peneliti agar dapat data atau informasi yang diperoleh. Dalam penelitian kualitatif yang paling penting adalah penelitic menemukan informasi), menemukan informasi yang dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami pulamasyarakat diamana peneliti itu dilaksanakan. Maka dalam penelitian kualitatif. dikemungkinkan menggunakan tiga cara yaiti Proseidur purposive, adalah salah satu strategi nienentukan informan yang paling umum didalam suatu penelitian kualitatif, yaitu menemmakan kelompk peierta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria yang terpilih dan releven dengan masalah petielitian tertentu. Kunci dasar menegunakan proscdur ini adalah penguasaan informasi dan infoman secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci di dalam proses hosial selalu langsung menguasal infornasi yang lerjadi di dalam proses sosial.
Prosedur kouta, disini prosedut kouta adalah penelitian harus memutuskan saat rencana penelitian, beberipa banyak orang dengan karakteristtknya yang akan dinginkan untuk dimaksukkan sebagal informan. Karakteristik disini adalah usia, tempat tinggal, jenis kelamin, ekslas, profesi, status perkawinan Kriteria yang dipilih kemungkinan peneliti untuk fokus pada oring yag sudah mempunyai hayak pengalaman, tau ahli tentang topik yag akän peneliti tanyakan peneliti survey ke masyarakat untuk menanyakan trategi yang tepat sesuai dengan lokasi yang diteliti, sampai peneliti mememuhi kuota yang diterimanya
Prosedur snowball, pada prosedur ini dengan siapa perserta ataupun informan pernah dikontrak atau pertama kalinya bertemu dengan penelii adalah penting untuk menggunakan jaringan sosial unik memmjuk peneliti kepada orang lain yang berpotensi berpartisipasi atau berkontribusi dan memnpelajari atatu memberi informasi kepada peneliti Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan upabila informan dengan karakter sulit ditentukan, infoman yang ditemui hersedia merujuk peneliti kepada informan lain, memungkinkan perkembungan mata rantai rujukan sampai pada snowball yang memadai menjadi informan untuk memastikan.
D. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata – kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain. Kata – kata dan tindakan orang – orang yang di amati atau di wawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama di catat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau film. Sumber tertulis dapat berupa sumber dari arsip, dokumen pribadi maupun dokumen resmi. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi –segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Untuk mendapatkan data yang lengkap, peneliti perlu menentukan sumber data penelitiannya karena data tidak akan dapat di peroleh tanpa adanya sumber data yang baik.
Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari lapangan dengan melalui wawancara langsung dengan narasumber atau melalui observasi. Jika dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan wawancara, maka sumber datanya disebut responden, yaitu orang yang merespon dan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik secara lisan maupun tulisan. Jika dalam mengumpulkan data menggunakan observasi, maka data yang akan diperoleh peneliti dapat berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Maka dari itu peneliti akan memperoleh data primer wawancara dari Pemilik Toko dan Konsumen Toko Anugrah. Selain itu peneliti juga melakukan observasi sebagai sumber data primer, mengenai langkah pemilik toko dalam melaksanakan Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen yang dapat digunakan sebagai penunjang penelitian ini. Dalam hal ini pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini terutama kaitannya dengan langkah pemilik toko dalam Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Observasi atau Pengamatan
Teknik observasi atau pengamatan merupakan suatu proses kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Motode observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Menurut Arikunto dalam Tanzeh, “observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra”.
Pengertian observasi juga disampaikan oleh Riyanto dalam Tanzeh yang menyatakan bahwa “observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung”. Metode ini, peneliti mengacu pada proses observasi participant (pengamatan berperan serta) yaitu “dengan cara peneliti melibatkan secara langsung dan berinteraksi pada kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian dalam lingkungannya, selain itu juga mengumpulkan data secara sistematik dalam bentuk catatan lapangan.
Dalam hal ini observasi dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Observasi partisipasi pasif digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data dalam kegiatan penelitian yang akan berlangsung. Observasi partisipasi pasif yaitu observasi dengan mendatangi suatu tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Jadi, dengan observasi pastisipasi pasif, peneliti menganalisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Teknik Interview atau Wawancara
Interview atau wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan bertemu narasumber secara langsung untuk saling bertukar informasi dan pendapat dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat memperoleh data yang akurat sesuai topik yang dibicarakan. Jenis wawancara yang akan digunakan peneliti adalah dengan menggunakan wawancara semiterstruktur yang termasuk jenis wawancara mendalam (in depth interview) dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas jika dibanding wawancara terstruktur. Tujuan wawancara tersebut adalah untuk memperoleh data yang benar-benar valid dari narasumber. Interview yang sering disebut dengan wawancara atau koesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Disini peneliti yang berperan aktif untuk bertanya dan memancing pembicaraan menuju masalah tertentu kepada sumber data atau informan, agar memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada, sehingga diperoleh data penelitian. Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu menentukan siapa saja yang akan di wawancarai serta menyiapkan secara garis besar daftar pertanyaan yang sesuai dan berkaitan dengan judul penelitian.
Di sela proses wawancara itu diselibkan pertanyaan pancingan dengan maksud untuk menggali lebih dalam lagi tentag hal-hal yang diperlukan. Disinilah peneliti yang berpera aktif untuk bertanya dan memancing pembicaraan menuju masalah tertentu kepada sumber data atau informan, agar memperleh jawaban dari permasalahan yang ada. Sehingga di peroleh data penelitian. Peneliti menggunakan jenis wawanacara tidak terstruktur dan langsung secara spontan. Menurut Arikunto, “pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.”
Dalam wawancara ini, pewawancara atau peneliti mengajukan berbagai pertanyaan tetapi pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak menentu arahnya dan hanya dengan garis. Metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Hal ini dilakukan antara dua orang atau lebih. Pada wawancara ini peneliti akan melaksanakan wawancara kepada pemilik toko dan konsumen toko Anugrah mengenai Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara dari penelitian kualitatif tersebut. Dokumentasi bisa berbentuk gambar, foto-foto, maupun tulisan. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memberikan bukti bahwa peneliti benar-benar terlibat dalam sebuah penelitian tersebut dan sebagai pelaku utama di lapangan. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Menurut tanzeh dokumentasi adalah “mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia”.
Sementara itu Arikunto menyatakan “dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki beda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Jenis dokumen yang penulis ambil adalah dokumen resmi, bukan dokumen pribadi. Dalam dokumen resmi, penulis hanya mengambil dokumen internal saja, yang menurut moleong berupa memo, pengumuman, intruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri.
Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data yang digunakan oleh peneliti adalah uji kredibilitas dengan jenis triangulasi. Berikut merupakan uji keabsahan data peneliti:
Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah untuk memperoleh suatu data dari sumber yang berbeda-beda tetapi dengan teknik yang sama. Dalam hal ini peneliti menggali data melalui satu teknik yaitu wawancara tetapi dengan narasumber yang berbeda-beda untuk memastikan data tersebut sinkron atau tidak. Peneliti menggunakan triangulasi sumber karena peneliti akan melakukan pengecekan data dengan melalui beberapa sumber yaitu pemilik toko dan konsumen Toko Anugrah mengenai Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Triangulasi Teknik
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan suatu informasi atau data dari sumber yang sama. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik yang bermacam-macam yaitu menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam penelitian guna menghasilkan data yang kredibel.
Triangulasi Waktu
Waktu seringkali mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dari seorang narasumber pada waktu yang berbeda bisa saja data yang dihasilkan akan berbeda. Peneliti menggunakan salah satu teknik pengumpulan data dari sumber yang sama dengan waktu yang berbeda-beda. Disini peneliti ingin menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi pada waktu dan kondisi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian data.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Dimana inti dari analisis data ini terletak ketiga proses yaitu mendeskripsikan fenomena, mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu, satu dengan lainnya berkaitan. Data mentah yang dikumpulkan tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam sebuah penelitian ilmiah, karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:
Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dari polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selajutnya dan mencarinya jika diperlukan.
“Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi”. Sugiyono menyatakan bahwa: Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mendapatkan data selanjutnya.
Dalam tahapan ini sebelum melakukan reduksi data peneliti mengumpulkan data terlebih dahulu yang disebut sebagai data collection. Setelah data terlebih dahulu yang disebut sebagai data collection. Setelah data didapatkan kemudian peneliti melakukan reduksi data yang telah peneliti dapatkan dari lokasi penelitian. Dengan reduksi data akan mempermudah peneliti untuk mencari data-data yang diperlukan selanjutnya karena data sudah disesuaikan dengan tema yang diteliti.
Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah.
Penyajian Data (data display)
Setelah mereduksi data, data diuraikan dengan uraian singkat yang membentuk teks yang bersifat naratif. Sehingga akan memudahkan dalam memahami lokasi dan langkah yag diambil penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.23 Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk narasi serta dapat diseling dengan gambar, skema, tabel, dan lain-lain. Hal ini disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul dalam proses pengumpulan data, baik dari hasil observasi partisipan, wawancara mendalam, maupun dokumentasi. selanjutnya.
Penyajian data yaitu, penyajian-penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya. Setelah peneliti melakukan reduksi data, hal yang dilakukan peneliti selanjutnya yaitu dengan mendisplaykan data. Pendisplayan data dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan dalam memahami sebuah penelitian. Adapun bentuk dari pendisplayan data ini adalah dengan uraian singkat.
Verifikasi (conclusion drawing)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif ini adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan tersebut bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang didukung dengan bukti yang valid dilapangan. Berdasarkan verifikasi data ini selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan akhir temuan penelitian. Jadi, analisis data kualitatif ini dilakukan dengan menyusun data dengan merangkum, mendisplay data, dan verifikasi data sehingga dapat mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain.
Setelah data diolah dengan baik, maka peneliti perlu menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dalam analisis data dan dari hasil kesimpulan peneliti akan mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti. Dan data tersebut harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yang merupakan faliditas dari data tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi Data Penelitian tentang Bagaimana Pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugrah Kudus
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada Bapak Arif Suhadiyanto selaku yang pemilik dan pengelola toko anugerah ini menyatakan bahwa dalam menjalankan usaha selama ini tidak memiliki strategi pemasaran khusus yang mereka gunakan, kegiatan pemasaran yang dijalankan oleh mereka adalah ide-ide yang timbul dari pemikiran mereka, tanpa terlebih dahulu melakukan sebuah pelatihan khusus. awalnya hanya berencana dan menjalankan strategi pemasaran sesuai dengan situasi dan kondisi kebutuhan masyarakat saat ini akan perlengkapan alat-alat rumah tangga. Adapun tahap-tahapan dalam menerapkan strategi pemasaran yang digunakan dalam menjalankan usaha toko ini yaitu sebagai berikut:
Yang pertama, mengenalkan produk pasar, Bapak Arif Suhadiyanto selaku yang pemilik dan pengelola toko anugerah ini menyatakan bahwa dalam memasarkan suatu produk, hal paling inti adalah memastikan bahwa kita telah meriset dan mengenal target konsumen dengan baik. Hal ini akan mengantarkan kita pada kesesuaian antara apa yang dimiliki oleh produsen dan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Pada tahap ini produk yang di tawarkan konsumen yaitu barang-barang peralatan rumah tangga.
Yang kedua, Markeeting Mix, Bapak Arif Suhadiyanto selaku yang pemilik dan pengelola toko anugerah ini menyatakan bahwa yang mana markeeting mix meliputi 7P, hal tersebut dilakukan guna upaya dalam memaksimalkan strategi pemasaran produk dari toko Anugerah ini. Pada tahap ini terfokus akan produk yang kita tawarkan ke pasar, kualitas produk menjadi hal yang paling utama dalam menarik dan meningkatkan minat beli konsumen, itu dikarenakan produk merupakan sesuatu yang dilihat konsumen dari sebuah brand, tidak peduli seberapa bagus suatu brand jika produk brand tersebut tidak dapat memenuhi keinginan konsumen, maka konsumen tidak akan melakukan konversi.
Yang ketiga, Promosi, dalam upaya menjual sebuah produk, maka harus ada upaya seperti mempromosikan produk dengan cara pemanfaatan manual maupun media sosial. Cara ini dapat dilakukan dengan membuat blog atau semacamnya yang secara kontinyu memberikan informasi bermanfaat bagi konsumen melalui media sosial atau dapat juga dari mulut ke mulut. Meskipun tidak langsung menghasilkan, tetapi metode ini dapat mendekatkan konsumen kepada brand. Tidak sampai di situ, brand juga dapat memberikan informasi atau pengetahuan kepada konsumen melalui sosial media resmi.
Yang keempat, meningkatkan Brand awareness. Pada tahap ini upaya yang dilakukan meningkatkan brand awareness pada Toko Anugerah Kudus yang sesuai yaitu: mengetahui positioning (posisi) dan buyer personality (kebutuhan pembeli) yang tepat. Selanjutnya yaitu Fokus pada membangun karakteristik dari produk yang akan dijual. Memanfaatkan seluruh media sosial maupun manual untuk pemasaran secara berkala, jangan terlalu sering karena akan mengakibatkan titik jenuh konsumen terhadap produk yang di promosikan.
Jadi, dari hasil penelitian pada tahap ini yaitu strategi pemasaran di Toko Anugerah Kudus yaitu usaha yang dilakukan dalam menjual produk ini (Peralatan Rumah Tangga) menggunakan media sosial maupun Manual sebagai bahan promosi.
Bapak Arif Suhadiyanto selaku yang pemilik dan pengelola toko anugerah ini mengatakan bahwa selain menggunakan strategi pemasaran, juga terfokus mengenai kualitas pelayanan di Toko Anugrah Kudus, termasuk juga adanya pendukung pada kualitas pelayanan. Antara lain yaitu mengenai bukti fisik, hal ini menjelaskan bahwa Toko Anugerah kudus ini sudah terbukti dengan adanya Toko yang beralamat 6R2W+R34, Candi Lor, Singo Candi, Kecamatan kota Kudus, Kabupaten Kudus 59314, di toko ini terdapat juga fasilitas yang mendukung seperti tersedia tempat parkir dan menerapkan budaya pelayanan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun). Selain bukti fisik, terdapat juga mengenai keadaan. Dijelaskan bahwa keadaan pada tahap ini yaitu produk yang di tawarkan beraneka ragam kebutuhan perlengkapan rumah tangga. Lalu daya tanggap kepada konsumen cukup baik, dengan memaksimalkan pelayanan kepada konsumen, dapat menerima masukan baik secara kritik maupun saran.
Deskripsi Data Penelitian tentang Hambatan-Hambatan Apa Saja Yang Terjadi dalam Pelaksanaan Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli pada Konsumen di Toko Anugrah Kudus
Berdasarkan hasil data yang disampaikan oleh Bapak Arif Suhadiyanto selaku yang pemilik dan pengelola toko anugerah dalam wawancara mengatakan bahwa Setiap usaha ada yang namanya hambatan, begitupun yang pada Toko Anugerah ini. Dalam meningkatkan penjualan dengan mengimplementasikan strategi pemasaran serta kualitas dalam pelayanan, toko anugerah ini menghadapi beberapa hambatan. Dalam menjalankan strategi pemasaran tidaklah mudah, pasti terdapat berbagai hambatan yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh terhadap kegiatan pemasaran perusahaan. Diantaranya yaitu:
Pertama, yaitu Persaingan, pada tahap ini Bapak Arif Suhadiyanto menjelaskan bahwa hambatan yang terjadi dalam menerapkan strategi pemasaran yaitu pesaing. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam dunia bisnis, hal yang paling sering terjadi yaitu sebuah persaingan dalam memasarkan sebuah produk yang ada di toko anugerah ini, karena itu salah satu hambatan yang tergolong lumayan sulit dalam memasarkan produk atau barang di toko ini.
Kedua, yaitu Harga, dalam menentukan sebuah harga pemilik toko masih mempertimbangkannya, dikarenakan harga merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pemasaran maupun keuntungan.
Selain hambatan pada pemasaran, terdapat juga bagian dalam meningkatkan kualitas pelayanan, hal tersebut sering terjadi, antara lain yaitu:
Pertama, yaitu kurangnya penerapan 5S pada konsumen, pada tahap ini Bapak Arif Suhadiyanto menjelaskan bahwa hambatan yang terjadi dalam memberikan pelayanan masih kurang maksimal, seperti bersikap cuek dalam melayani pelanggan. Hal tersebut menjadi hambatan yang sangat penting dikarenakan konsumen merasa tidak nyaman sehingga dapat menurunkan minat beli konsumen di toko anugerah ini.
Kedua, yaitu Ke-peka-an (Lemah daya tanggap), tahap ini dijelaskan bahwa lemahnya daya tanggap produsen terhadap konsumen mengakibatkan konsumen merasa tidak puas, tindakan seperti itu akan semakin besar mengurangi tingkat minat beli konsumen.
Deskripsi Data Penelitian tentang Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pelaksanaan penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugerah Kudus
Menjalankan sebuah usaha pastinya ada hambatan baik tingkat hambatan kecil ataupun besar, karena hal seperti itu cepat atau lambat akan mengalami kerugian besar bahkan sampai fatal. Maka dari itu diperlukan langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mengatasi hambatan tersebut. Menurut Bapak Arif Suhadiyanto selaku pemilik dan pengelola toko anugerah ini menjelaskan langkah-langkah dalam mengatasi hal tersebut, antara lain yaitu:
Pertama, Menjaga Kualitas Produk yang dijual di Toko Anugerah. Kualitas produk yang di pasarkan harus memang benar-benar bagus, dikarenkan konsumen akan lebih percaya dengan toko anugerah dalam membeli produk si situ, hal tersebut tidak dapat di pungkiri akan menarik serta meningkatkan minat beli konsumen di toko anugerah kudus ini.
Kedua, Harga Produk di Toko Anugerah, harga dalam penjualan merupakan hal yang terpenting. Hal tersebut dapat dikatakan sangat penting dikarenakan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keuntungan yang di dapat serta lebih menekankan kepuasan konsumen agar minat beli konsumen di toko Anugerah ini sangat besar.
Ketiga, Promosi. Penerapan strategi pemasaran dalam sebuah usaha seperti di toko anugerah merupakan hal yang paling terpenting, hal tersebut wajar karena tanpa adanya promosi akan lebih mengenalkan toko anugerah ini kepada elemen masyarakat.
Ke-empat, memberikan pelayanan yang maksimal. Kebanyakan konsumen dalam berbelanja atau yang lainnya lebih tertarik akan pelayanan yang baik dan mengesankan, hal tersebut salah satu menark konsumen.
Analisis Data Penelitian
Analisis Data Penelitian tentang Bagaimana Pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugerah Kudus
Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju (target market). dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang (objectives), dalam situasi persaingan tertentu. Diketahui dari hasil data penelitian yang sudah dijelaskan di atas, bahwa dalam mengimplementasikan strategi pemasaran yang dilakukan ditoko anugerah yaitu dengan mengenalkan produk pasar, ada juga dengan Markeeting mix, Promosi serta meningkatkan brand yang sudah ada.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan minat beli konsumen melalui strategi pemasaran terdapat juga yaitu meningkatkan kualitas pelayanan. Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. Pelayanan berarti suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang atau beberapa petugas yang ditujukan kepada orang lain. Dalam hal ini adalah karyawan yangmemberikan pelayanan kepada customers atau konsumen. Dalam memberikan pelayanan kepada customers atau konsumen, hendaknya dapat menciptakan kesan yang positif. Kesan yang positif dapat memberikan makna, pelayanan yang diberikan dapat menciptakan rasa tenang, penuh kegembiraan dan kepuasan pada diri yang dilayani (customers atau konsumen). Customers atau konsumen akan lebih aktif dan tertarik untuk mengunjungi dan membeli produk. Oleh karena itu, harus dapat memberikan pelayanan yang bermutu.
Jadi, berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam menjalankan startegi pemasaran serta mengedepankan kualitas pelayanan di butuhkan konsep yang matang. Seperti menjaga kualitas produk yang dijual, Markeeting Mix, Promosi serta meningkatkan Brand, selain itu terdapat juga pelayanan yang baik.
Analisis Data Penelitian tentang Hambatan-Hambatan Apa Saja Yang Terjadi dalam Pelaksanaan Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli pada Konsumen di Toko Anugerah Kudus
Jika sebuah perusahaan mengalami hambatan dalam strategi pemasarannya, hal tersebut dapat menghambat perusahaan untuk mencapai target dalam proses penjualan. Dengan adanya hambatan tersebut setiap perusahaan pasti memiliki solusi sebagai faktor pendukung agar strategi pemasaran dalam meingkatkan kualitas produk yang dijalakan tetap berjalan dengan baik dan penjualan tetap meningkat. Diketahui dari data yang sudah di deskripsika di atas yaitu hambatan dalam penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan dalam menjalankan sebuah usaha. Diantaranya yaitu mengenai Persaingan, bahwa hambatan yang terjadi dalam menerapkan strategi pemasaran yaitu pesaing. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam dunia bisnis, hal yang paling sering terjadi yaitu sebuah persaingan dalam memasarkan sebuah produk yang ada di toko anugerah ini, karena itu salah satu hambatan yang tergolong lumayan sulit dalam memasarkan produk atau barang di toko ini.
Selain itu, hambatan yanb terjadi mengenai Harga, dalam menentukan sebuah harga pemilik toko masih mempertimbangkannya, dikarenakan harga merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pemasaran maupun keuntungan. Hambatan selanjutnya yaitu mengenai kurangnya penerapan 5S pada konsumen, pada tahap ini dijelaskan bahwa hambatan yang terjadi dalam memberikan pelayanan masih kurang maksimal, seperti bersikap cuek dalam melayani pelanggan. Hal tersebut menjadi hambatan yang sangat penting dikarenakan konsumen merasa tidak nyaman sehingga dapat menurunkan minat beli konsumen di toko anugerah ini. Hambatan terakhir yang Ke-peka-an (Lemah daya tanggap), tahap ini dijelaskan bahwa lemahnya daya tanggap produsen terhadap konsumen mengakibatkan konsumen merasa tidak puas, tindakan seperti itu akan semakin besar mengurangi tingkat minat beli konsumen.
Jadi, berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam menjalankan sebuah usaha pastinya akan ada sebuah hambatan, salah satunya di toko anugerah, hambatan yang terjadi diantaranya yaitu persaingan pasar, harga, kepekaan dalam melayani konsumen. Hal tersebut merupakan beberapa hambatan yang terjadi di toko anugerah dalam upaya meningkatkan minat beli konsumen.
Analisis Data Penelitian tentang Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses pelaksanaan penerapan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugerah Kudus
Diketahui dari hasil data wawancara yang sudah di jelaskan di atas, dalam mengatasi sebuah hambatan di perlukan langkah-langkah yang tepat, langkah yang dilakukan yaitu dengan mengedepankan atau mengutamakan menjual produk yang berkualitas, hal tersebut dikarenakan dengan produk yang berkualitas akan menarik minat beli konsumen di toko Anugerah Kudus. minat beli timbul karena sikap konsumen terhadap suatu objek atau produk, keyakinan konsumen pada kualitas produk, dimana semakin rendah keyakinan konsumen maka akan semakin rendah minat beli konsumen terhadap produktersebut. Pemahaman terhadap perilaku konsumen tidak lepas dari minat beli, karena minat beli merupakan salah satu tahap yang pada subjek yang sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Membeli adalah memperoleh sesuatu dengan membayar uang atau memperoleh sesuatu dengan membayar uang atau memperoleh sesuatu dengan pengorbanan.
Selain itu, ada faktor harga, harga merupakan suatu elemen marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan elemen- elemen lainya hanya menimbulkan biaya. Karena menghasilkan peneriamaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang di dapat oleh perusahaan. Dikarenakan apabila para pesaing dalam menetapkan harga jauh lebih murah dibanding produk yang kita tawarkan, maka dapat dipastikan pasar konsumen akan lebih mudah tertarik dan memilih produk yang harganya jauh di bawah produk yang kita tawarkan. Kecuali pasar konsumen memang bersedia membayar dengan harga tinggi untuk produk yang kita tawarkan.
Jadi, berdasarkan analisis data yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa langkah yang dilakukan dalam mengatasi hambatn yang terjadi yaitu dengan tetap mengedepankan kualitas produk yang baik serta harga yang relitif standart.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pembahasan diatas, setelah peneliti memaparkan dan menjelaskan tentang Analisis Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen di Toko Anugrah, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Pelaksanaan strategi pemasaran dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan minat beli pada konsumen di Toko Anugerah Kudus. Pada tahap pelaksanaan penerapan Strategi Pemasaran ini, upaya yang dilakukan oleh pihak toko yaitu dengan beberapa tahapan, antara lain yaitu: Mengenalkan Produk, Markeeting Mix, promosi, meningkatkan Brand Awereness. Selain strategi pemasaran, pihak toko anugerah kudus juga mengedepankan kualitas pelayanannya dalam berjualan, antara lain yaitu: bukti fisik, hal ini menjelaskan bahwa Toko Anugerah kudus ini sudah terbukti dengan adanya Toko yang beralamat 6R2W+R34, Candi Lor, Singo Candi, Kecamatan kota Kudus, Kabupaten Kudus 59314, di toko ini terdapat juga fasilitas yang mendukung seperti tersedia tempat parkir dan menerapkan budaya pelayanan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun). Selain bukti fisik, terdapat juga mengenai keadaan. Dijelaskan bahwa keadaan pada tahap ini yaitu produk yang di tawarkan beraneka ragam kebutuhan perlengkapan rumah tangga. Lalu daya tanggap kepada konsumen cukup baik, dengan memaksimalkan pelayanan kepada konsumen, dapat menerima masukan baik secara kritik maupun saran.
Hambatan yang Terjadi dalam Pelaksanaan Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli pada Konsumen di Toko Anugerah Kudus. Beberapa hambatan yang terjadi pada waktu pelaksanaan penerapan strategi pemasaran yaitu persaigan, dalam dunia bisnis, hal yang paling sering terjadi yaitu sebuah persaingan dalam memasarkan sebuah produk yang ada di toko anugerah ini, karena itu salah satu hambatan yang tergolong lumayan sulit dalam memasarkan produk atau barang di toko ini. Lalu hambatan selanjutnya yaitu Harga, dalam menentukan sebuah harga pemilik toko masih mempertimbangkannya, dikarenakan harga merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pemasaran maupun keuntungan. Selain ada hambatan pada penerapan strategi pemasaran, terdapat juga hambatan saat pihak toko menerapkan sistem kualitas pelayanan, antara lain yaitu kurangnya penerapan 5s kepada konsumen dan Ke-peka-an dalam merespon konsumen.
Langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi Hambatan yang Terjadi dalam Pelaksanaan Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli pada Konsumen di Toko Anugerah Kudus. Dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan Strategi Pemasaran dan Kualitas Pelayanan untuk Meningkatkan Minat Beli pada Konsumen di Toko Anugerah Kudus yaitu antara lain Menjaga Kualitas Produk, Harga Produk di Toko Anugerah, Promosi dan memberikan pelayanan secara maksimal.
Saran
Peneliti menyarankan kepada took Anugrerah Kudus untuk Meningkatkan Minat Beli konsumen antara lain Menjaga Kualitas Produk, Harga Produk di Toko Anugerah, Promosi dan memberikan pelayanan secara maksimal.
Bagi seluruh pihak yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama, dapat memambah responden dan waktu penelitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohman, Ari. “Strategi Pengembangan Usaha, Kualitas Produk, Keberhasilan Usaha, Dan Analisis SWOT.” UNIKOM, 2017, 15.
Abidin, Muh. Nurfadli. “Strategi Pengembangan Pariwisata Malino Di Kabupaten Gowa.” Universitas Muhammadiyyah Makassar, n.d.
Agama RI, Departemen. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Bandung: Syaamil Quran, 2007.
Alma, Buchari. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung, 2007. Alfabeta.
Alma, Buchori, and Ratih Hurriyati. Manajemen Corporate Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2008.
Amirallah. Manajemen Strategi Teori-Teori Kinerja. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015.
Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
———. Pendekatan Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Antonio, Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani, 2001.
Aptaguna, A, and Pitaloka. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Minat Beli Jasa Go-Jek.” Widyakala 3 (2016): 52.
Aries, Muhammad. “Pengaruh Word of Mounth Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian.” Jurnal Administrasi Bisnis 6, no. 3 (2018): 39.
Assauri. Manajemen Produksi Dan Operasi. Jakarta: FEUI, 2004.
Assauri, Sofjan. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
———. Manajemen Pemasaran Dasar,Konsep, Dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers, 1992.
———. Strategic Marketing: Sustaining Lifetime Customer Value. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Bugin, Burhan. Penelitian Kualintatif Komunikasi Ekonomi Publik Dan Lu Sovial. Jakarta: Prenada Media Group, 2007.
Durianto, Darmadi, and Dkk. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas Dan Perilaku Merk. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2003.
Febrian, Ferdhy. The Power Of Selling. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010.
Ferdinand. Manajemen Pemasaran. Edisi 1. Jakarta: Erlangga, 2002.
GitoSudarmo, Indriyo. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: BPFE, 1996.
Hadi, Sutrisno. Metode Research. Yogyakarta: ANDI Offset, 1989.
Hafifudin, Dididn, and Hendri Tanjung. Manajemen Syariah Dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2003.
Hakim, Abu. Metodologi Penelitian Kulaitatif, Tindakan Kelas, Dan Studi Kasus. Sukabumi. Jeaka, 2017.
Hanger, David, and Thomas Wheelen. Stretegic Management. Jakarta, 2008.
Irwan, and Indraddin. Strategi Dan Perubahan Sosial. Cetakan 1. Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016.
Izzan, Ahmad, and Syahri Tanjung. Referensi Ekonomi Syariah: Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Berdimensi Ekonomi. Cetakan pe. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Jaya, Imanuel. “Strategi Pengembangan Pariwisata Budaya Lokal Studi Di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan Dan Olahraga Di Kabupaten Barito Utara.” JISPAR: Jurnal Ilmu Sosial, Politik, Dan Pemerintahan 9, no. 1 (2020): 48.
Keller, Kevin Lane, and Philip Kotler. Manajemen Pemasaran,Terjemah: Benyamin Molan. Edisi 13. Jakarta: PT Indeks, 2009.
Ketrajaya, Hermawan. Marketing Syariah. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Terjemah Hendra Teguh. Jakarta: Prenhallindo, n.d.
———. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2002.
———. Manajemen Pemasaran Analisis. Jakarta: Erlangga, 1981.
———. Marketing Management. Jakarta: Pren Hallindo, 1997.
Kotler, Philip, and Kevin Line Killer. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga, 2012.
Lovelock, Christopher. Pemasaran Jasa Mnusia, Teknologi, Strategi Jilid I. Edisi ketu. Jakarta: Erlangga, 2010.
Lovelock, Christopher, Jochen Wirtz, and Jacky Mussry. Pemasaran Jasa Perspektif Indonesia Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2010.
Ma’ruf, and Hendri. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Manap, Abdul. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016.
Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Mulyadi dkk, Dedi. “Analisis Strategi Pemasaran Jasa Lembaga Non Bank Pada PT Oto Multiartha Karawang.” Jurnal Manajemen 9, no. 2 (2012): 590–91.
Mursid, M. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Nasution, Mustafa Edwin. Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam. Jakarta: Graha Ilmu, 2011.
Poerwadiminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2004.
Prasetyo, Eko. Ternyata Penelitian Itu Mudah. Lumajang: Edu Nomi, 2015.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Dalam Perspektif Perencanaan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2011.
Pujaningrum, Finda Anggitiyas, and Deni Ramdhani. “Analisis Strategi Marketing Mix Untuk Meningkatkan Volume Penjualan Pada Nissan Datsun Cabang Magelang.” Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis Dan Manajemen 3, no. 1 (n.d.): 3.
Rangkuti, Fredy. Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Ratmiko, and Atik Septi Winarsih. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Rivar, Rizal, and Andi Buchori. , Islamic Economics (Ekonomi Syariah Bukan Opsi Tetapi Solusi). Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Rizqi, Beni. “Analisis Pengaruh Ikalan Flexi Terhadap Minat Beli.” UIN SUSKA Riau, 2012.
Saputri, Riska. “Strategi Pengembangan Desa Wisata Limbasari Melalui Pemberdayaan Masyrakat Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalinga.” Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2018.
Sitepu, Novi Indriyani. “Perilaku Konsumsi Islam Di Indonesia.” Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam 2, no. 1 (2016): 92.
Soedrajat, Setyo. Manajemen Pemasaran Jasa Bank. Jakarta: Ikral Mandiri Abadi, 1994.
Sopiah, and Syahibudin. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyaakrta: ANDI Offset, 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2011.
———. Metodologi Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, Dan R&D. Ketiga. Bandung: Alfabeta, 2017.
Sumarni, Muti. Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta: Liberty, 2002.
Suminto, Hari. Pemasaran Blak-Blakan. Batam: Inter Aksara, 2002.
Swatha, Basu. Azaz-Azaz Marketing. Edisi keti. Yogyaakrta: Liberty, 2000.
Tjiptono dkk, Fandy. Pemasaran Strategi. Yogyakarta: ANDI, 2008.
Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI Offset, 2014.
Tjiptono, Fandy. Manajemen Jasa. Yogyakarta: ANDI, 2002.
———. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: ANDI Offset, 2008.
W Septi, Atik, and Ratminto. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Wahyudi, Agustinus Sri. Manajemen Strategi. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
Bapak Arif Suhadiyanto, Selaku Pemilik Toko Anugerah, Wawancara Dengan Penulis Pada 29 September 2022, Pada Pukul 10.44 WIB, Di Kantor Toko Anugerah, Wawancara 1, Transkip.
Wijaya, Indra, and Sri Setyo Iriani. “Pengaruh Citra Merk Terhadap Loyalitas Konsumen.” Jurnal Ilmu Manajemen 1, no. 3 (2013): 911.
LAMPIRAN
‘